Manusia di takdirkan hidup berpasang-pasangan. Tak ada yang memungkiri itu. Aku sebagai laki-laki sering mendengar pepatah “Aku akan memperjuangkan siapapun dia, yang menemaniku saat mendaki. Bukan dia yang menunggu dipuncak”
‘Dia yang menemaniku disaat mendaki’ sekali kau dapat, jangan lepaskan. karena ketika kau telah di puncak, kau tak pernah tau siapa yang benar-benar ingin mendaki lebih tinggi lagi bersamamu atau sekedar mencicipi nikmatnya di puncak.
Kalimat diatas sudah tak asing lagi bagi kita. Kalimat itu tidak salah. Tapi coba renungkan lagi.
Memang benar, dirinya menemanimu saat mendaki. Namun hal itu bukanlah jaminan bahwa ia akan menemanimu (juga) saat dipuncak sana. Kelelahan yang dialaminya saat melakukan pendakian panjang bersamamu bisa saja membuat dirinya tak mampu menolak tawaran yang diberikan pendaki lain untuk beristirahat dalam "kenyamanan" tenda mereka. Entah hanya sementara atau dalam jangka waktu yang lama, tak ada seorang pun yang bisa memastikannya.
Ketika seseorang lelah, kemudian mencari tempat beristirahat ketika raga dikuasai rasa gundah, itu manusiawi. Tak ada yang salah dengannya. Kamu berhak untuk itu. Dengan demikan, dirinya dan dirimu pun sebenarnya mempunyai peluang yang sama. Apakah dirinya atau dirimu yang (nantinya) tak mampu menolak tawaran “tempat peristirahatan” yang diberikan oleh pendaki lain ketika sampai di puncak sana.
Lalu bagaimana dengan dia yang menunggumu di puncak? Jika dia menunggu dipuncak, bukankah itu artinya dirinya sudah berada di puncak lebih dulu? Dan sedang menunggumu? Mungkin seperti itulah saya menafsirkan kalimat “menunggu di puncak”.
Sama seperti sebelumnya, dirinya juga melakuakan pendakian. Hanya saja waktu dan tempat yang dipilihnya berbeda denganmu, itulah mengapa ia “tak menemanimu” saat mendaki. Sudah tentunya juga ia akan kelelahan dan mungkin tak mampu menolak tawaran tempat untuk “beristirahat” yang diberikan oleh pendaki lain. Namun, itu hanyalah sementara. Sebab, di puncak sana ia sedang menunggu dirimu.
Siapa yang akan kamu perjuangkan? Bingung? Fokuskan saja perjuangan terhadap pendakianmu, itulah “goal”nya. Terlepas siapa yang akan bersamamu dipuncak sana nantinya. Entah dia yang menemani atau dirinya yang menanti, tak ada yang pasti. Sebab ini mengenai hati yang mempunyai logika dan aturanya sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.