Fluor Albus, Apakah normal?

Organ reproduksi merupakan organ yang sangat vital dan sensitive sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intens dan spesifik dalam merawatnya. Terutama bagi seorang wanita, organ reproduksi tidak hanya berfungsi untuk membuang kotoran dalam tubuh, tetapi juga sebagai saluran dari perkembangbiakan manusia. WHO mengatakan bahwa permasalahan kesehatan reproduksi kerap terjadi pada wanita, salah satunya adalah keputihan. Di dunia, sekitar 75% wanita pernah mengalami keputihan setidaknya satu kali, 45% lainnya mengalami keputihan 2 kali atau lebih dalam hidupnya dengan 1-15% aktif dalam aktifitas seksual. Indonesia dengan iklim tropis, dimana 90% perempuan berpotensi keputihan karena jamur mudah berkembang dan meningkatkan kemungkinan keputihan. Selain itu, penelitian lain menyebutkan 31.8% kasus Fluor Albus diderita oleh wanita lajang atau remaja dengan jarak usia 15-24 tahun.

Advertisement

Fluor albus, Leukorrhea, atau dikenal dengan "keputihan" adalah nama dari gejala keluhan reproduksi yang paling sering dan ditemukan pada wanita. Keadaan ini adalah keadaan  keluarnya cairan dari alat kelamin tetapi bukan darah dan dapat merupakan kondisi normal (fisiologis) atau sebagai tanda suatu penyakit (patologis). Keputihan fisiologis mengeluarkan cairan seperti mukus yang jernih, agak lengket, dan tidak berbau. Sedangkan keputihan patologis biasanya berupa cairan atau lendir berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau amis atau busuk.

Penyebab dari keputihan dapat berupa keadaan fisiologis maupun patologis. Penyebab fisiologis (normal) dipengaruhi oleh siklus menstruasi, sebelum haid, serta rangsangan seksual yang mempengaruhi emosi. Penyebab keputihan patologis 90% oleh bakteri vaginosis (33-47%), jamur kandidiasis (20-40%) dan trikomoniasis (8-10%). Fluor albus dapat terjadi pada wanita segala usia dan segala golongan. Walaupun, biasanya Fluor albus dengan kondisi patologis lebih sering terjadi pada wanita yang berada di tingkatan ekonomi menengah kebawah. Hal ini terjadi karena wanita yang berada di tingkat ekonomi mengengah kebawah memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menerima edukasi mengenai cara merawat kesehatan reproduksi wanita dengan baik. Selain itu, wanita dengan tingkat ekonomi menengah kebawah biasanya lebih sering bermungkim di daerah kumuh yang tidak bersih dan lembab. Sementara, salah satu penyebab dari keputihan patologis yaitu jamur Candida albicans lebih mudah berkembang di daerah yang lembab dan tidak bersih. Oleh karena itu, wanita dengan tingkat ekonomi menengah kebawah lebih memungkinkan untuk mengalami keadaan keputihan patologis.

Advertisement

Walaupun keputihan memang sangat sering terjadi, tetapi tidak ada salahnya untuk lebih perhatian terhadap jenis cairan yang keluar dari reproduksi kita. Cairan tersebut dapat menjadi penanda utama terhadap kondisi kesehatan reproduksi yang kita alami.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini