Fix! Kerudung Menjadi Pemenang Pembahasan Paling Alot di Grup WA Ibu-ibu

Pemilihan jenis, model, dan warna kerudung ternyata lebih rumit dari pakaiannya

Saat ini wanita Indonesia yang beragama Islam sebagian besar telah mengenakan kerudung dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini didukung oleh banyaknya public figure maupun influencer tanah air yang menjadi model-model pakaian jilbab maupun terjun langsung menjadi pengusaha jilbab. Tren ini semakin naik setiap tahunnya hingga gaya mengenakan kerudung sang artis pun menjadi perhatian dan tak jarang diikuti. Misalnya saja gaya memakai kerudung ala Dinda Hauw, Zaskya Adya Mecca, atau yang terbaru ala Lesti Kejora.

Advertisement

Menjamurnya toko-toko kerudung baik yang dijual secara offline maupun online dengan harga yang beragam menjadi kemudahan bagi siapa saja yang hendak memiliki jenis kerudung yang diinginkan. Kalau mau kerudung dengan harga pasar maka bisa mencari di toko dekat rumah ataupun marketplace terpercaya. Jika ingin punya kerudung dengan label terkenal dan ada tanda tangan artis idola, maka siapkan dana lebih untuk memilikinya.

Sejak memutuskan memakai jilbab pada tahun 2012 lalu, saya sudah memiliki macam-macam jenis kerudung. Ada yang jenis square, pashmina, bergo, khimar, dan jilbab instan. Jika dijabarkan lebih detail lagi, diantara kelima jenis kerudung tersebut ada beberapa turunannya. Misalnya saja square paris, square rawis, square voal, dll. Pokoknya banyak deh. Tergantung jenis bahan yang digunakan.

Dulu, sebelum mengenakan jilbab saya dengan santai mengenakan pakaian dengan beragam jenis dan model tanpa harus memikirkan tentang penutup rambut saya. Setelah kurang lebih sebelas tahun saya belajar menutup aurat, pemilihan jenis dan model kerudung ternyata lebih rumit dari pakaiannya. Belum lagi bicara tentang warna kerudungnya.

Advertisement

Macam-macam warna itu misalnya terdiri dari mijikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu). Bagi kaum wanita, warna-warna tersebut ada banyak macamnya. Misalnya saja, hijau lumut, hijau rumput, hijau stabilo, hijau army, dan masih banyak lagi. Contoh lain ada kuning kunyit, kuning emas, kuning lemon, dan sebagainya. 

Bicara tentang kerudung, saya langsung teringat tentang grup WA ibu-ibu yang jika dihitung ada lebih dari 3 grup di HP saya. Masing-masing grup WA tersebut akan ramai jika sedang membahas tentang agenda kegiatan dan mengharuskan mengenakan pakaian yang seragam. Biasanya pakaian yang dimaksud bisa tentang kaos, kemeja, gamis, tunik, rok, maupun celana.

Advertisement

Saat sedang membahas pakaian seragam, grup WA akan ramai dengan usulan tiap-tiap orang yang mengemukakan pendapatnya. Butuh beberapa hari untuk memutuskan jenis pakaian apa yang hendak dikenakan untuk satu acara. Jika sudah tercapai kata mufakat, maka hal berikutnya adalah pembahasan tentang kerudung. Ada yang usul jenisnya harus begini, coraknya harus begitu, dan warnanya harus begono. Biasanya akan diadakan polling di grup dan nantinya akan dipilih mana suara terbanyak.

Langkah selanjutnya adalah memilih siapa yang kebagian untuk belanja kerudung. Orang yang terpilih akan mendapat tugas untuk mencari kerudung sesuai dengan hasil polling dengan jumlah sebanyak anggota grup. Setelah mendapatkan kerudung yang diinginkan, barulah  nantinya akan dibagikan satu-satu.

Apakah setelah dibagikan lalu grup WA menjadi sepi? Ternyata tidak saudara-saudara. Banyak yang tiba-tiba berkomentar tentang kerudung tersebut. Ada yang komplain kerudung tidak sesuai hasil kesepakatan, ada yang merasa tidak nyaman memakainya, dan tak jarang yang bertanya bagaimana gaya memakai kerudungnya.

Padahal bagi yang mendapat tugas untuk berbelanja kerudung, hal itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Saya gambarkan sedikit perjalanannya. Pertama, tentukan dulu jadwal yang pas dengan teman yang juga mendapat tugas yang sama. Kedua, cari toko pertama yang menjadi incaran. Ada jenis kerudung yang sesuai, eh corak dan warna tidak ada. Lanjut ke toko selanjutnya. Jenis, corak, dan warna sesuai, setelah dihitung jumlahnya kurang. Gitu saja terus sampai ketemu jenis, corak, warna, dan jumlahnya di salah satu toko. Ketiga, menarik iuran tiap anggota grup WA. Jujur, ini part paling ribet. Kalau semuanya sadar langsung bayar sih nggak jadi masalah. Namun, tak sedikit ada yang ngebon dulu dan butuh waktu berhari-hari untuk melunasinya. Hadeh, ribet banget ibu-ibu.

Pembahasan grup WA akan mereda jika tibalah saatnya hari-H. Ibu-ibu yang banyak komplain ini itu pada akhirnya akan diam dan menerima kerudung yang sudah ada di depan mata. Mau tidak mau mereka harus mengenakannya. Jika tidak, maka bisa saja dianggap tidak kompak dan akan diacuhkan oleh anggota grup WA yang lain. Bisa juga yang lebih fatal dikeluarkan dari circle dan menjadi topik pembicaraan saat pertemuan tiba. Waduh, ngeri deh.

Kerudung yang sejatinya menjadi pelengkap pakaian jilbab wanita menjadi suatu hal yang penting dicermati di samping fashion yang mengikutinya. Bukan hanya sebagai penutup kepala ataupun rambut wanita saja. Namun, hal utama yang diperhatikan adalah perihal fungsi kerudung sebagai salah satu penutup aurat untuk penyempurna ibadah seorang wanita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jangan Bosan Jadi Orang Baik."