Selintas kalimat yang muncul di benak saya setelah menonton film pendek ini adalah 'Everyone's heartbreak'. Film Pendek bertajuk Garwo mengisahkan patah hati yang paling dihindari siapapun, bahkan untuk menjadi perbincangan. Namun sayangnya, patah hati ini pasti terjadi pada siapapun tanpa kompromi waktu.
Meskipun diproduksi pada tahun 2018, namun akhir-akhir ini film pendek tersebut ramai menjadi perbincangan di media sosial, tepatnya Twitter. Cuitan tweet dari seorang netizen menarik perhatian saya untuk kemudian mengetikkan sesuatu di mesin pencarian Google mengenai sebuah film pendek dengan judul singkat nan sederhana, Garwo. Menyenangkan karena film pendek yang indah ini ternyata dapat diakses secara mudah melalui akun YouTube Viddsee. mengikuti cuitan tweet seseorang tersebut mengenai resep terbaik untuk menikmati campur aduk rasa dari film ini adalah dengan menontonnya secara utuh tanpa membaca sinopsis, maupun menonton trailer dari film ini, maka tanpa basa-basi saya segera menonton film berdurasi 13 menit besutan Sutradara Muhammad Bagus Satrio tersebut tanpa jeda. Â
Benar saja, mengulik topik tentang keluarga, film ini menawarkan alur yang bagi saya cukup bisa ditebak karena pola komunikasi antar pasangan suami istri ini yang cukup memberikan petunjuk mengenai kondisi mereka, namun tetap saja sebuah dialog dari sang anak kepada bapaknya melalui sambungan telepon didukung dengan musik latar yang halus dan penuh perasaan itu berhasil merebakkan suasana yang serba tiba-tiba. Tiba-tiba hening, kalut, haru lalu berurai air mata. Arah film ini tertebak, tapi perasaan tidak bisa dihentikan untuk menyeruak. Saya mengagumi permainan air muka tokoh Nano yang diperankan oleh Tri Sudarsono yang berhasil mengekspresikan teduh dan sepi sekaligus. Juga turut mengapresiasi peran Intan Nadya Maulida sebagai sosok Arni yang menawarkan teka-teki di film ini. Koneksi tiap monolog mereka terjalin dengan baik.
Menyoal ketakutan dan kesepian yang acapkali disepelekan anggota keluarga. Film Garwo menyinggung dengan cara yang lugas dan mengena. Bagaimana tidak, hanya perlu tiga tokoh, sepasang suami istri serta seorang anak yang bahkan tak masuk dalam frame mampu merangkum makna dari judul film itu sendiri. Garwo sebuah judul sarat makna yang jika diartikan dari bahasa jawa berarti suami atau istri. Kependekan dari Sigarane Nyowo yang berarti separuh nyawa.
Tak mengagetkan jika film ini termasuk dalam jajaran film berprestasi yang sering keluar masuk festival film, mulai dari Bandung Short Film Festival 2018, Cinecussion 2019, Lift of Global Network 2019, dan Piala Maya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”