Sudah seharusnya sebagai generasi penerus bangsa, kita tidak boleh membiarkan budaya Indonesia luntur begitu saja akibat adanya globalisasi yang membuat masuknya banyak hal dari luar negeri ke dalam negeri. Apalagi banyak sekali hal-hal negatif yang dihasilkan dari adanya globalisasi ini. Salah satu cara untuk mempertahankan budaya negara kita adalah dengan memperkenalkannya ke dunia luar. Pertukaran budaya menjadi salah satu kegiatan yang bisa kita lakukan sebagai generasi penerus bangsa dengan membawakan budaya-budaya Indonesia ke negeri luar, seperti tarian, alat musik, dan budaya lainnya. Pertukaran budaya yang pernah saya ikuti merupakan pertukaran budaya ke Polandia dalan bentuk festival yang bernama ŚWIĘTO DZIECI GÓR.
ŚWIĘTO DZIECI GÓR merupakan festival yang diadakan tiap tahun oleh negara Polandia yang memiliki arti Pesta Anak Gunung. Mengapa Indonesia bisa diundang untuk festival ini? Sesuai dengan namanya, negara-negara yang diundang untuk menghadiri festival ini adalah negara yang memiliki daerah pegunungan, seperti Indonesia, Polandia, Turki, Rusia, dan masih banyak lagi. Uniknya dari festival ŚWIĘTO DZIECI GÓR ini adalah yang memperkenalkan budaya dari masing-masing negaranya anak-anak yang masih berusia 7 hingga 16 tahun dari berbagai kalangan budaya dan agama, di mana sambil bersenang-senang bersama, kami berkenalan dengan kekayaan dan keragaman tradisi dari berbagai negara dan wilayah, belajar toleransi dan menghormati keyakinan, budaya, adat istiadat, dan perilaku. Secara keseluruhan, peserta dari festival ini adalah berbagai kelompok etnis di wilayah Podkarpacie dan wilayah pegunungan di semua benua.
Festival ini telah diselenggarakan sejak tahun 1992. Dalam asumsinya, mengacu pada program tempat LIBURAN PEGUNUNGAN – acara sebelum perang yang diprakarsai oleh Asosiasi Tanah Pegunungan, yang tujuan utamanya adalah untuk melindungi warisan budaya – untuk memelihara, memelihara, mengolah dan menyajikan tradisi budaya rakyat dan seni penduduk wilayah Podkarpacie. Saat ini, berkat asumsi program asli, yang membedakan festival Nowy Sącz dari acara anak-anak lain yang serupa, ini telah menjadi acara yang signifikansinya jauh melampaui perlindungan dan penyajian budaya rakyat.
Selama tujuh hari festival, anak-anak tinggal bersama, mengadakan konser, melakukan perjalanan, menyalakan api unggun, dan menghabiskan satu hari di rumah mitra Polandia kami. Prinsip utama festival ini adalah "belajar sambil bermain" sehingga festival ini bukan ajang kompetisi. Program dari masing-masing kelompok negara juga harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan interpretasi anak, harus didasarkan pada permainan dan karakteristik permainan anak-anak di wilayah tertentu. Peserta festival (6 kelompok Polandia dan 6 dari luar negeri) digabungkan menjadi pasangan pendamping yang bersama-sama mengikuti konser dan acara pendampingan, yang memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk lebih mengenal satu sama lain dalam kehidupan festival sehari-hari dan menjalin lebih banyak kontak langsung. Untuk beberapa hari pertama, kami sebagai perwakilan Indonesia menampilkan beberapa tarian tradisional di depan warga kota Nowy Sącz, Polandia. Di sana kami mendapatkan penonton yang sangat melimpah karena mereka sangat antusias untuk melihat budaya dari negara selain negara mereka sendiri. Kami juga menampilkan lagu nasional kita, Indonesia Pusaka, di depan hadapan semua perwakilan negara dan penduduk sekitar Nowy Sącz di sebuah gereja terbuka yang terletak di tengah perkotaan tersebut.
Setiap pasang kelompok (1 kelompok Polandia dengan 1 kelompok Indonesia) memiliki "hari nasional" masing-masing. Selama konser utama yaitu hari nasional tersebut, kami memulai kesenangan bersama dengan penonton, dan juga memiliki kesempatan untuk menampilkan budaya negara dan daerah mereka dalam berbagai bentuk kegiatan di luar panggung pilihan mereka (masakan nasional, pameran, bazar, presentasi jalanan, dan lain-lain). Selama keseluruhan perjalanan tur festival ini, kami selalu bersama-sama dengan kelompok Polandia kami, bahkan kami sempat berenang bersama mereka. Selain itu, setiap kelompok Polandia mengundang mitranya ke kampung halaman mereka, di mana di sini kami untuk seharian penuh menghabiskan waktu bersama dengan teman polandia kami mengenal lingkungan tempat tinggal nya, bahkan keluarganya. Saya menghabiskan waktu bersama teman Polandia saya yang bernama Małgorzata Mrożek. Dia dan keluarganya sangat baik terhadap saya, saya dihidangkan beberapa makanan tradisional mereka dan juga diajarkan Bahasa Polandia.
Untuk konser terakhir, semua kelompok menampilkan program panggung yang sama, di bawah satu ide tertentu. Rumusan konser ini memungkinkan anak-anak untuk menyadari dalam praktiknya bahwa perbedaan budaya bukanlah halangan untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan nilai-nilai baru.
Selama pelaksanaan festival, Dewan Artistik, yang ditunjuk oleh direktur dan Bagian Polandia dari CIOFF, beroperasi, yang selama pertemuan dengan direktur ansambel menilai program ansambel individu dan cara menampilkannya di atas panggung. Selama minggu festival, ada juga sejumlah acara yang menyertainya, memberikan kesempatan kepada para peserta untuk beristirahat dan bersenang-senang, dan pada saat yang sama menciptakan kesempatan untuk mengenal keindahan kawasan dan tempat-tempat paling menarik di Polandia selatan. Selain itu, berbagai kegiatan pendamping diselenggarakan untuk para penonton: pameran, kompetisi, lokakarya seni tematik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”