Fenomena Berdoa Lewat Media Sosial. Penting atau Biar Orang Tahu Kalau Kamu Benar-benar Meminta?

Berdoa lewat media sosial

Saya ingin menulis tentang sesuatu yang pasti ada setiap waktu. Tentu saja waktu waktu senggang yang selalu diisi oleh warganet millenialis dengan pemberitahuan aktivitas mereka. Bukan tentang seberapa besar mangkok makan hari ini atau kisah romantis sejoli yang kian hari ada di linimasa media sosial. Tetapi tentang harapan harapan dari mereka yang memiliki berbagai rasa yang disebut do’a oleh para umat dan hal tersebut tersemat di laman status mereka.

Advertisement

Kolom chat yang sepi dan sunyi seperti kebanyakan hari yang sudah saya lewati kadang membuat saya bosan. Sembari mengusap jari mengubah kolomnya ke kolom status Whatsapp. Titik kecil di samping kanan kata status menandakan ada seseorang yang lagi ngeupdate status. Sontak tentu saja para umat umat yang ngenes tak terjamah oleh interaksi chat jadi penasaran. Isinya tak cuman melulu foto ¾ muka dalam bingkai atau keluhan hidup yang kian terbengkalai, ada saja orang orang bijak yang sedang berbaik hati berbagi kebijaksanaannya kepada rakyat semesta seperti kita. Tentunya dengan kalimat bijak atau lebih kreatif lagi ditambah background pemandangan nan indah. Lalu ada saja yang menitipkan segala harap mereka kepada Tuhan di statusnya. Seperti do’a minta jodoh dipercepat atau do’a menangani permasalah hidup yang kiat pekat. Tuhan Yang Maha Kuasa tentunya bukan hal sulit jika hanya sekedar membuat akun Whatsapp baginya.

Dalam pembaharuan yang kita temui terkadang ada saja cara mereka untuk mengeskpresikan diri. Toh nyatanya tempat ibadah dan lamanya sujud tak cukup untuk menempatkan doa. Perlu media yang lebih trending untuk menyampaikan doa. Salah satunya dengan menitipkan doa pada status linimasa mereka. Semakin banyak yang like atau bilang aamiin di kolom komentar tentunya semakin besar kesempatan doa bakal terijabah. Apalagi dengan saling mendoakan antar sesama, kekuatan doa tersebut jauh lebih dahsyat.

Kembali ke ranah dunia nyata. Ketika dunia maya sudah mengambil beberapa bagian jiwa kita, yang tersisa di dunia nyata hanya sekedar realita tak berasa. Dunia maya menyajikan hal hal yang tak bisa kira rasakan di dunia yang sesungguhnya. Seperti keinginan untuk diperhatikan atau sekedar mengusir kesepian. Kemesraan antara gadget dengan manusia sudah sangat intim. Gadget sudah menjadi orang ketiga diantara rebahan ranjang suami istri. Gadget juga sudah menjadi guru teladan dalam hal pembelajaraan praktis bagi para pelajar yang tak kuasa melangkah ke tempat buku. Saat ada yang tak beres dalam hidupnya, pelampiasannya berada di media sosialnya atau sebaliknya, ketika ekspektasi sesuai dengan harapnya.

Advertisement

Setelah berbagai masalah dan ragam hidup yang dialamis seharian penuh, apa salahnya mengunggah rasa syukur atau rasa harap di status. Kalaupun ke orang lain mengutarakannya, toh ternyata dia juga lagi sedang berinteraksi dengan gadget ditanganya. Lagi gak punya waktu untuk hal yang terlalu nyata seperti orang lain.

Saat ritual ibadah sudah tak cukup untuk menempatkan segala harapan, mungkin saja Tuhan lagi asyik mendengarkan di media sosial juga. Dengan segala kehebatan Tuhan, memasuki ranah dunia maya bukan hal yang sulit. Mungkin Dia sedang memilih dan memilah doa mana yang kiranya disukai banyak orang atau yang sering diunggah setiap orang. Sesungguh apa sih hambanya mendambakan sebuah pengkabulan dari harapanya? mungkin itu yang sedang Tuhan cari. Entahlah, surga terlalu misteri untuk saya pikirkan apalagi yang membuatnya.

Advertisement

Jika kata-kata adalah doa, maka kata-kata yang sumpah menyumpah juga ada. Lalu, para hakim umat yang suka mengubah status agama orang juga ada di sana. Lalu juga ada para "titisan nabi" yang mendalilkan segala perbuatan yang jika tak sesuai dengan pemikiran mereka akan segera dicap sebagai penghuni neraka, yang ngelawan juga penghuni neraka, ya cuma mereka saja yang berhak atas surga. Sebutlah para penjaga portal surga. Nyatanya tak hanya soal doa saja yang ada, bermacam macam jenis manusia dengan doa lalu menyumpah serapah juga tak ketinggalan di sana. Satunya kadang berharap Tuhan ikut melihat status mereka, satunya berharap semoga Tuhan nge-skip segala perbuatan konyol mereka.

Doa-doa ternyata tak hanya soal menambah kebaikan dalam hidup seseorang, tetapi ada juga doa yang sifatnya merendahkan orang lain. Ucapan adalah doa, meski di dunia nyata ataupun dunia sosial media.

Jika doa saja perlu sebuah perjuangan untuk mewujudkannya, maka mungkin mereka yang lagi berjuang dalam hidupnya ingin sesekali diperhatikan oleh manusia lainnya dari status doa mereka. Paling tidak mungkin saja dengan dilihat lalu di-like dan tidak lupa ngomen baik, jadi perantara terkabulnya doa. Tapi entahlah, urusan pahala dan keajaiban doa itu bukan urusan mata, tak terlihat tetapi yakinlah pasti ada. Jika saja ada yang mau dan sering saling mendoakan tentunya kekerasaan bersimbol religi dalam dunia maya tak banyak timbul. Untuk sekedar menasehati saja perlu sebuah hinaan terlebih dahulu. Bagaimana mungkin yang dinasehati mau sadar akan perbuatanya, toh yang menasihati aja gak bisa berbuat yang semestinya.

Lalu yang terpenting sudahkah kamu berdoa untuk hari ini atau sesekali doakanlah biar si dia nge-chat hari ini?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang yang menatap langit yang sama denganmu