Di awal bulan Juli, aku diajak senior di kantorku buat Explore Suku Baduy. Dikarenakan aku sangat menyukai pemandangan alam, nuansa liburan yg berinteraksi dengan alam, alhasil aku sangat excited dan mengajak kedua temanku yang lain buat menemani kami nge trip kesana tanpa kita tau akan ada trekking selama 4 jam dalam perjalanan menuju Suku Baduy nantinya. Tapi perjalanan kali ini, kami menggunakan sebuah open trip yang dengan kata lain bukan hanya kami yg akan berangkat saat itu..
So, di postingan kali ini aku akan mencoba mengenalkan kalian dengan Suku Baduy dengan secukupnya informasi yang saya dapatkan selama 2 hari disana dan tentunya sedikit cerita tentang apa yang terjadi/kami rasakan disana.
Sabtu pagi, 20 Juli 2019.
Semua peserta berangkat menggunakan kereta dari stasiun tanah abang menuju stasiun rangkas bitung. Saya lupa berapa jam waktu yg ditempuh saat itu.
Berhubung kami semua dari tempat yang berbeda-beda, maka kami naik dari stasiun yg berbeda, tapi dengan kereta yg sama.
Finally, kita sampai di stasiun rangkas bitung. Disana kita berkumpul bersama, berkenalan dengan para traveller yg lain, jadi ada sekitar 15 orang peserta dan 5 orang tour guide (orang tripnya) dalam perjalanan kami hari itu. Dan ternyata ada first impression yg tersembunyi dari awal perkenalan ini hahahaha (point ini tidak akan dibahas) ..
Setelah semuanya berkumpul, kita sama-sama menuju terminal rangkas bitungnya. Dari sana kita naik angkot menuju Ciboleger selama kurang lebih 3jam (kalo saya tidak salah). Singkat cerita, sesampainya di Ciboleger, kita isoma (istirahat, sholat dan makan) dulu. Ketika kita turun dari angkot, kita sudah disambut dengan orang-orang Suku Baduy, baik orang Baduy Luar maupun Baduy Dalam.
Ditempat istirahat kita juga, sudah ada guide orang Baduynya yg menyambut kita. Mereka adalah Ayah Sapri, Asep dan Narja serta si kecil Ma'ang yg menarik perhatianku saat itu karna aku sangat suka sama anak kecil.
Jujur, saat itu aku sangat terpesona dengan mereka, yang ganteng tanpa mengenal perawatan dan pakaian mahal.
MasyaAllah ,, Allah benar-benar Maha Pencipta yang Sempurna.
Setelah selesai isoma, kita berbegas buat memulai trekking yg awalnya sama sekali tidak kami (aku, mbak lintang, yuk Ayu dan rosek) ketahui. Alhasil perjalanan dimulai dengan pemandangan yg adem karna melewati rumah2 Suku Baduy Luar , tapi setelahnya kami merasakan teriknya matahari yg kurang mendukung trekking kali ini …
Jadi, suku Baduy itu terdiri dari 2 bagian, yaitu Kampung Baduy Luar dan Kampung Baduy Dalam.
Suku Baduy Luar telah mengenal baju, kain batik dan teknologi, banyak juga orang-orang yg dari Baduy Dalam diusir ke Baduy Luar karena melanggar adat. Sedangkan Baduy Dalam, masih menjunjung tinggi adat istiadat, mereka selalu menggunakan pakaian mereka yg mereka buat sendiri dengan hanya 2 warna, yaitu hitam atau putih.
Dalam perjalanan kita dari Baduy Luar ke Baduy Dalam, kita melewati beberapa jembatan. Bisa dilihat dari foto diatas, mereka membuat jembatan2 cantik itu dari bambu-bambu yg menghubungkan kedua sisi jurang sungai. Kalian juga bisa melihat jembatan satunya , betapa eloknya juga akar pohon yang secara natural ikut membentuk jembatan dari kedua sisi sungai dan pijakannya itu lagi- lagi disusun dari bambu. Jembatan ini terletak di dekat Kampung Baduy Luar dan berfungsi untuk menghubungkan masyarakat kampung dengan ladangnya.
Jadi, jembatan akar ini merupakan salah satu icon dari Kampung Baduy tersebut.
Ohya , jadi perjalanan untuk sampai ke Baduy Dalam (dari Baduy Luar) itu sekitar 4-5 jam trekking, yang membuat kita salut adalah orang Suku Baduy yg menemani perjalanan kita itu berjalan tanpa alas kaki dan biasanya mereka hanya membutuhkan waktu 1,5 jam perjalanan. Apalah daya aku, yg awal perjalanan aja sudah membuang sepatu karna putus dan mengganti dengan sendal jepit karna aku ngga tau ada trekking gini, dan sepatu yg aku pake buat jalan-jalan 🤣 ..
Selama perjalanan, kira harus bisa membawa diri, bersikap sopan dengan masayarakat Baduynya dan dengan alamnya sendiri.
Singkat cerita, sampailah di Baduy Dalam sekitar maghrib. Disana benar-benar tenang dan kami berinterasi dengan alam, dimana disana tanpa listrik, ngga boleh foto2 , MCK disungai dan tidak boleh buang sampah sembarangan, tidak adanya penggunaan sabun, shampo, detergen atau apapun yg bisa mengkontasminasi lingkungan mereka sehingga menjadikan limbah. So, sungai disana sangat bersih dan jernih, suara jangkrik dan hewan malam sangat terdengar jelas disana.
Sesampainya di Baduy Dalam, tepatnya di Desa Cibeo. Kami bermalam di rumahnya Ayah Sapri (guide yg mendampingi kami dari awal perjalanan) . Disana semua berkumpul jadi satu rumah,, disana sangat terasa sekali kebersamaannya karna kita semua tidur di satu tempat yg sama, tetapi tetap berjarak antara cewek-cewek dan cowok-cowok.
Ba'da maghrib waktunya buat kita semua makan malam di rumah tersebut, semua dimasak oleh Ambu/istrinya Ayah Sapri (Ambu adalah panggilan untuk Ibu). Mereka di dalam sudah mengenal mie instant juga loh 😅…
Setelah semua selesai makan, kami siap2 buat sholat isya' dan duduk2 diluar rumah, dimana disana bisa melihat banyak sekali rumah2 masyarakatnya yg lagi2 terbuat dari bambu dan kayu serta bahan alam lainnya.
Disini, alhamdulillah kami mendapatkan tour guide yg luar biasa, dimana mereka ramah, humble dan humoris.
Setelah merasa santai sebentar, selanjutnya kami mengadakan makrab (malam keakraban). Disanalah kami berkenalan dengan teman2 yg lain, dengan beberapa guide dari suku Baduy tadi, ygmana Ayah Sapri merupakan Ayah dari Asep dan Kamong, sedangkan Narja adalah sepupu mereka. Jadi, pada saat itu semuanya memperkenalkan diri, dan lagi-lagi ternyata ada ketertarikan yg tersembunyi saat itu, tidak hanya satu orang terhadap orang lain, tetapi lebih hahahaa lucu kalo diingat2. Perjalanan ini juga menumbuhkan rasa cinta 🙂 …
Dalam percakapan malam itu, banyak sekali info yg di dapat dari Ayah Sapri tentang Suku Baduy, diantaranya :
- Masyarakat Suku Baduy menganut agama "Sunda Wiritan" , yang artinya seperti ini : Tuhan mereka adalah Allah dan nabi mereka adalah Adam a.s. Jadi mereka hanya mengenal nabi Adam dan mereka tidak sholat.
- Suku Baduy memiliki peraturan adat yang harus dipatuhi,, ya balik lagi dimanapun kalian berada kalian harus mematuhi peraturan yg berlaku saat berada di tempat itu.
- Suku Baduy Dalam tidak boleh menaiki kendaraan kemanapun mereka mau pergi. Jikalau mereka mau ke Jakartapun mereka harus tetap berjalan kaki, mereka berjalan dengan mengikuti rel kereta.
- Suku Baduy Dalam selalu menjaga kelestarian alamnya tanpa menggunakan bahan2 kimia dalam kehidupan sehari-hari mereka.
- Rumah kepala suku mereka terletak di ujung tidak jauh dari pemukiman masyarakatnya, tetapi tidak sembarangan orang yg boleh datang kesana.
- Masyarakat Suku Baduy Dalam menjunjung tinggi nilai "Kejujuran" , karena jika mereka melakukan sebuah kebohongan mereka tetap akan ketahuan karena akan mengalami hal2 yg tidak diinginkan, seperti sakit yg tak kunjung sembuh.
- Dilarangnya perzinahan, dimana jika mereka melanggar mereka akan diusir ke Baduy Luar.
- Suku Baduy Dalam juga menikah dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka.
- Tidak bolehnya mengambil gambar di Suku Baduy Dalam, baik dengan menggunakan kamera ataupun gawai.
- Mereka menjual madu, tenunan kain mapun berbagai aksesoris.
- Mereka menanam beras di sebuah ladang bukan di sawah. Dimana kita tau jika ladang merupakan lahan kering sedangkan sawah merupakan lahan basah.
- Suku Baduy Dalam juga tidak mengenal sekolah, tapi banyak juga diantara mereka yang mengenal baca tulis dengan otodidak.
Banyak sekali pembelajaran yg bisa kami ambil dalam perjalanan kali ini, terutama tentang rasa syukur kepada Allah. Betapa saya merasa sangat damai ketika mereka hidup dengan rasa persaudaraan yg kuat, tanpa rasa iri, tanpa rasa dendam, kerjasama yg baik.
Wajah mereka begitu cantik-cantik dan ganteng tanpa terpapar merkuri atau bahan kimia lain dan polusi ibu kota 😍.
Finally,, besok paginya kami bersiap untuk turun dan kembali ke "dunia" kami yg sesungguhnya hehehe…
Rasa sedih dan bahagia kami menjadi satu, rasa bahagia karna kami telah berhasil melewati medan nya yg sangat lumayan dengan selamat dan sedihnya berpisah dengan mereka dan orang-orang yg baru kami kenal kemarin.
Buat kalian yg mencoba untuk trip ke Baduy, aku punya beberapa tips nih…
Fisik kalian harus siap , sebelum berangkat kalian harus rajin-rajin jogging atau olahraga karena medannya parah banget, ngga' semua org bisa ngelaluinya , tanjakan dan turunannya ekstrim dan landainya cuma sedkit , tpi klo kita ngejalaninnya dg rasa peduli dan persaudaraan insyaallah semua bisa dilalui. So, jangan pergi sendirian yaa,, ajak teman-teman kalian yg setia dan bersama2 mau berjuang melalui medannya …
Trus, patuhi semua peraturan yg ada disana, jangan sekali-kali melanggar..
Jangan lupa bwa botol minum , ya karena kalian akan selalu merasa haus sepanjang perjalanan walaupun nanti banyak masyarakat yg berjualan di sepanjang perjalanan kita baik masyarakat desa ataupun Suku Baduynya sendiri hahaha…
Ohya , bagi kalian yg ngga sanggup bawa tas kalian sendiri, kalian bisa menggunakan jasa porter yaitu para guide dari Suku Baduy itu sendiri. Lagi2 aku sangat terharu dan terkesan melihat mereka dengan semangat dan tidak merasa berat bahkan capek membawa beban banyak dengan berjalan kaki bersama kami.
Suatu saat kalo Allah kasih rezeki waktu, Insyaallah mau main kesana lagi tapi ngga mau jalan, pas punya helicopter aja hehehe,, soalnya bener-bener ngga sanggup lagi. Habis dari sana badan kaya mau hancur, sakitnya dimana2 😅😅
Sekianlah cerita aku tentang perjalanan ke Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam kali ini. Sayangnya saat kesana di waktu yg tidak terlalu tepat karena tidak ada perayaan adat apapun dan belum ada musim buah-buahan hehehe..
Buat kalian ketahui foto tersebut diambil di Baduy Luar.
Semoga postinganku bisa menambah pengetahuan kalian :)