Setiap orangtua pasti ingin tahu bagaimana cara membuat anak cerdas. Sayangnya, kebanyakan dari mereka memilih shortcut untuk membuat si kecil tumbuh menjadi anak yang cerdas. Shortcut tersebut adalah dengan memasukkan anak ke sebuah lembaga pendidikan anak usia dini.
Selain itu, terkadang ada juga alasan sekunder. Mereka harus bekerja sehingga mereka memutuskan untuk menitipkan anak ke sebuah penitipan anak di mana di sana si kecil bisa sekaligus belajar.
Bagaimana dengan ibu? Apakah ibu termasuk dari mereka?
Jika alasannya agar anak terawat dengan baik lantaran ibu dan suami harus bekerja, alasan semacam ini bisa dimaklumi. Akan tetapi, jika alasannya agar anak cerdas, sebenarnya ini tidak bisa diterima.
Pendidikan Dari Keluarga
Ada dikotomi di masyarakat tentang pendidikan. Yang pertama pendidikan formal. Ini mencakup pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan terdaftar seperti sekolah. Yang kedua pendidikan non-formal. Ini seperti pendidikan yang diberikan oleh orangtua di rumah serta kursus.
Mana yang penting? Keduanya sangat penting. Akan tetapi, jika dilihat dari sudut pandang usia peserta didik, maka ada yang harus dianggap lebih penting. Untuk balita, misalnya, pendidikan non-formal jauh lebih penting, terutama pendidikan keluarga. Tentu bukan tanpa alasan.
- Pondasi utama
Balita itu pandai meniru. Bahkan, bisa dikatakan cara belajar balita itu meniru. Meniru apa yang dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga. Membaca bukan cara membaca yang efektif bagi balita. Hal ini bisa dilihat bagaimana balita lebih tertarik mendengar dan melihat. Sementara itu, kemampuan membacanya masih belum sempurna. Hal inilah yang membuat kekuatan besar balita itu pada daya penglihatan dan pendengaran.
Itulah yang menjadi alasan pendidikan keluarga itu lebih penting. Interaksi dengan orangtua lebih intens sehingga yang paling menentukan seberapa cerdas anak balita tidak lain adalah orangtua.
Lalu, bagaimana cara agar anak cerdas? Tentu orangtua yang harus kreatif dan tahu bagaimana cara mendidik anak di rumah, bukan justru menyerahkan pendidikan pada sekolah. Ibu sebagai orangtua harus mulai mencari tahu apa saja yang perlu dilakukan untuk membuat anak cerdas. Mulailah dengan mengumpulkan informasi mengenai permainan untuk balita yang bisa mencerdaskan otak. Lalu, jangan lupa juga ibu harus belajar bagaimana menjadi ibu sekaligus guru di rumah.
Jadi, interkasi yang lebih intens dengan ibu selaku orangtua inilah yang membuat rumah merupakan sekolah yang lebih efektif. Oleh sebab itu, ibu seharusnya membuat rumah menjadi tempat belajar yang mengasyikkan bagi sang buah hati.
- Orang tahu yang lebih tahu
Bisa saja ibu bukan ahli pendidikan atau orang yang lulus dari sekolah jurusan pendidikan. Namun, itu bukan berarti anda tidak bisa mendidik, bukan? Di sisi lain, orang lain yang belajar tentang bagaimana cara mendidik anak belum tentu tahu semua karakter anak yang ia didik.
Tidak ada yang lebih mengerti dan paham tentang anak selain ibu sendiri. Inilah yang membuat ibu lebih tahu pola pendidikan seperti apa yang harus ibu terapkan sebagai cara membuat balita cerdas. Kurikulum atau cara pembelajaran itu tidak bisa diterapkan kepada semua anak. Setiap balita memiliki karakter sendiri sehingga pola pengajarannya pun harus berbeda.
Makanya aneh jika ada orangtua yang memilihkan sekolah usia dini bagi anak mereka lantaran kurikulumnya bagus. Bukan kurikulum yang bagus yang harus menjadi pertimbangan, tapi apakah kurikulum tersebut tepat untuk diterapkan untuk anak ibu atau tidak. Ini seharusnya yang menjadi pertanyaan besarnya.
Dan akan lebih aman jika ibu sendiri yang mengajar si kecil, karena ibu tahu karakter anak dan ibu mengerti cara mengajar yang tepat untuk sang buah hati. Masih berpikir menyekolahkan si kecil?
Anak cerdas dari rumah
Tentu ibu punya pilihan sendiri apakah menjadi guru bagi anak-anak ibu sendiri di rumah selagi masih balita atau langsung menyekolahkan di lembaga pendidikan usia dini. Keputusan ada di tangan ibu sebagai orangtua.
Akan tetapi, ada pilihan yang lebih baik, yaitu membuat anak cerdas dari rumah. Selain ibu tidak perlu mengeluarkan biaya, jalinan antara anak dan orangtua juga semakin kuat. Anak akan mengenang masa kecil di mana ibu terus membimbing dan menemaninya di saat belajar dan bermain. Ini menjadi efek lain mengajari anak di rumah selain membuat anak menjadi cerdas.
Toh sebenarnya tidak banyak yang perlu ibu lakukan. Ibu hanya perlu meluangkan waktu saja, yaitu waktu untuk mengawasi dan menemani. Sementara itu, ada media pendidikan anak balita yang bisa ibu belikan seperti puzzle, permainan balok, sepeda, dan lain sebagainya. Bahkan sekarang ini sudah ada permainan gadget yang bagus untuk kecerdasan anak. Hampir tidak ada yang sulit untuk ibu dapatkan saat ini. Dan jika ibu lebih pahami lagi, permainan seperti itu pula yang dimainkan oleh anak di sekolah.
Lain hal jika ada alasan lain yang membuat ibu memutuskan untuk menyekolahkan anak seperti ibu seorang wanita karir yang harus bekerja dari pagi hingga sore hari. Ini menjadi pertimbangan lain.
Akan tetapi, jika ibu seorang ibu rumah tangga, sangat tepat ketika ibu memutuskan untuk mendidik balita ibu sendiri di rumah. Pendidikan bisa dimulai ketika usia anak 3 sampai 4 tahun, yaitu PAUD. Di bawah 3 tahun, ibu bisa mendidik anak ibu sendiri. Mulai dengan melakukan hal-hal kecil seperti permainan yang bisa dilakukan sebagai cara membuat anak cerdas.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.