Remaja merupakan sebuah masa peralihan dari fase anak-anak menjadi fase dewasa dimana akan melibatkan beberapa perubahan, antara lain perubahan biologis,  perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Contoh perubahan yang terjadi saat seseorang menempuh masa pubertas, yaitu bertambah besarnya pinnggul, munculnya rambut-rambut sekunder, dan masih banyak lagi, sesuai dengan gender masing-masing.  Perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan salah satunya karena adanya perubahan hormon pada remaja yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada remaja.
Salah satu contoh ketidakseimbangan hormon yang dapat terjadi adalah adanya peningkatan drastis pada hormon estrogen dan progesteron yang memiliki risiko terhadap pertumbuhan jerawat pada kulit remaja. Pertumbuhan jerawat yang tidak terkontrol dapat mengganggu penampilan fisik remaja sehingga mereka menjadi lebih tidak percaya diri. Oleh karena itu, tidaklah jarang remaja yang berkunjung kepada dokter kulit ataupun dokter kecantikan untuk berperiksa. Setelah memeriksakan diri, mereka akan diberikan serangkaian produk untuk mengurangi jerawat, seperti toner, serum, dan juga krim yang merupakan produk merek dagang sendiri.
Berdasarkan pengalaman penulis, produk-produk dari dokter, terutama krim wajah, memiliki dampak buruk bagi wajah remaja yang masih bertumbuh. Pada awalnya, krim tersebut dapat menyembuhkan jerawat secara langsung hanya dalam waktu singkat, yaitu beberapa hari hingga beberapa minggu. Sebagai seorang remaja yang mengalami permasalahan jerawat, krim tersebut pastinya akan terus dipakai untuk memperoleh wajah yang bersih dan bebas jerawat. Akan tetapi, setelah pemakaian dalam jangka panjang, efek sebenarnya dari krim tersebut baru akan terlihat.
Krim yang diberikan oleh dokter cenderung memiliki kandungan kimia yang kuat sehingga dapat merusak kulit wajah dengan perlahan-lahan mengikis kulit wajah sehingga menjadi semakin tipis. Selain itu, krim tersebut cenderung membuat kulit wajah menjadi kering dan menimbulkan kesan tertarik saat tersenyum. Hal ini, jika diteruskan, tentunya akan lebih merusak kulit wajah para remaja. Selain itu, saat melepas pemakaian dari krim dokter, tidak jarang terjadi efek ketergantungan, seperti munculnya jerawat dalam jumlah yang banyak, kemerahan, dan lain-lain.
Produk dan krim yang diberikan oleh dokter kulit tidak selalu memberikan efek yang serupa. Hal ini tergantung pada kondisi kulit masing-masing, apakah lebih sensitive atau tidak. Namun, untuk menghindari risiko ketergantungan dan pemaparan bahan kimia yang berlebih pada kulit, para remaja dapat menggunakan skincare yang berbahan natural sesuai dengan kondisi kulit wajah masing-masing.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”