Drama tentang pandemi memang memiliki ketertarikan tersendiri. Sebab, film ini tayang di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang syukurnya semakin membaik.
Dalam drama ini, diceritakan bahwa ada wabah baru setelah Covid-19. Tidak main-main, wabah ini tidak menyerang sistem pernapasan, namun menyerang otak manusia, yang membuat penderita menjadi tak sadarkan diri dan berubah menjadi 'zombi', menjadi haus darah manusia.
Penyakit dalam drama ini disinyalir disebabkan oleh obat yang bernama NEXT yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan imun tubuh. Namun, nyatanya malah menjadi pemicu penyakit yang berbahaya.
Dengan pemeran utama Sae Bom (Han Hyo Joo) dan Yi Hyun (Park Hyung Sik), drama triller ini berhasil meraih rating nasional rata-rata di Korea yaitu sebesar 4,2.
Selain membawa gende triller, 'Happiness' juga menghadirkan sisi romansa dari dua pemeran utama sebagai pasutri baru di apartemen yang terkena infeksi penyakit terbesar.
Menjelang episode terakhir, banyak penonton yang berspekulasi mengenai akhir dari drama 'Happiness' ini, apakah benar happy ending atau happy ending tersebut hanyalah khayalan Sae Bom saja.
Cerita dalam drama ini banyak mengajarkan tentang tetap menjadi orang waras ditengah-tengah keadaan yang sulit. Kelaparan, tidak punya tempat tinggal, kehilangan, keegoisan, semua keadaan sulit itu seharusnya tidak membuat kita menjadi seseorang yang lebih buruk, justru menguatkan sisi kemanusiaan menjadi lebih baik. Susah bukan? Tentu susah, karena itu, 'Happiness' menghadirkan karakter-karakter yang menggambarkan setiap sisi manusia, ada yang egois, ada yang masa bodoh, ada yang peduli. Kita tinggal memilih akan menjadi seperti apa dan seperti siapa.
Banyak penonton yang bertanya-tanya tentang sisi 'Happiness' mana yang menunjukkan kebahagiaan? Sebab sepanjang episode 1-12, yang terjadi hanyalah pembunuhan. Ya, tidak salah memang, dari awalpun judul 'Happiness' dan gendre yang dibawakan pun sudah tidak selaras. Namun, dalam salah satu wawancara dikatakan bahwa 'Through the drama, you will be able to realize the value of happiness, how important our ordinary life was and our life before the pandemic. It will give you a chance to look back'Â Kita diajarkan untuk menghargai hidup sebelum dan sesudah adanya sesuatu.
Dan aku juga jadi teringat salah satu scene yang memperlihatkan panic buying di supermarket yang kondisinya sangat mirip saat awal masa pandemi Covid-19. Keegoisan dan sifat saling memangsa manusia sangat jelas diperlihatkan. Kita pada dasarnya adalah hewan yang diberi akal. Saat keadaan memungkinkan, kita akan saling mengorbankan dan menyakiti satu sama lain.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”