Ditinggal Mati Hewan Kesayangan Ternyata Tak Kalah Menyedihkan dengan Ditinggal Seseorang

Sebab hewan juga makhluk yang pantas disayangi

Memelihara hewan mampu menghibur hari-hari kita dengan tingkah mereka yang lucu dan menggemaskan. Apalagi bila kedekatan sudah terjalin, mereka seolah mengerti ketika kita ajak bicara. Begitu pula yang kualami ketika memelihara dua hamster. Selain karena aku takut kucing, yang membuatku tertarik untuk memelihara hamster ialah mereka hewan yang mungil, hanya seukuran telapak tangan.

Advertisement

Pertama kalinya memelihara hewan, membuatku agak kebingungan dalam merawat hamster. Aku banyak mencari informasi dan cara perawatan dari internet. Tidak butuh waktu lama untuk menyukai mereka. Aku suka bagaimana mereka berdiri penasaran. Tangannya yang mini menggapai jemariku. Bulunya yang lembut dan badannya yang terasa kenyal saat kugendong. Rasanya geli tapi menyenangkan.

Aku pun betah berlama-lama memperhatikan hamsterku makan jagung, kemudian mencuci tangannya. Sering kali mereka kuambil dari kandangnya untuk menemaniku mengerjakan tugas, yang akhirnya aku malah tidak fokus karena asik bermain dengan mereka. Kadang aku juga kewalahan mengejar hamsterku yang berlari cepat.

Kalau mereka sedang tenang, aku mengambil foto selfie bersama. Ekspresinya sangat menggemaskan saat kulihat di kamera. Di awal memelihara, memang butuh waktu untuk menyesuaikan dengan lingkungan baru. Mereka mudah terkejut. Beberapa kali aku digigit hamsterku karena mereka merasa terancam.

Advertisement

Agak takut memang, tapi aku terus berusaha mengakrabkan diri dengan mereka. Semenjak memelihara hamster, hari-hariku menjadi lebih menyenangkan. Saat sedang penat, dengan melihat atau bermain dengan mereka, perasaanku sudah membaik kembali.

Sayang, kebersamaan kami tidak bertahan lama. Hamsterku yang berwarna putih diserang tikus. Telinganya sobek dan tangan kanannya pincang. Sedih sekali melihat kondisinya yang lemas dan memprihatikan. Dia hanya tidur dan tidak mau makan.

Advertisement

Dia baru makan ketika ada aku. Karena tidak bisa membawa ke dokter hewan, aku merawat lukanya sebisaku. Tiap kuobati, hamsterku selalu meronta kesakitan, aku jadi tidak tega mengobatinya. Dua minggu kemudian, lukanya sudah sembuh dan jalannya sudah tidak pincang.

Tapi entah kenapa makin hari tubuhnya makin kurus. Kemudian lemas karena tidak mau makan. Karena kondisinya kembali memburuk, hamster putihku pun akhirnya mati. Aku tidak tahu pasti apa penyebab kematian hamster putihku. Mungkin karena infeksi dari gigitan tikus.

Tersisa satu hamster warna cokelat. Dia lebih gesit dibanding hamster putih. Semenjak kematian si hamster putih, aku lebih memperhatikan kondisinya. Namun entah kenapa, beberapa hari terakhir dia hanya tidur dan bersembunyi di dalam rumah-rumahannya.

Makanan yang kuberikan tidak habis dan hanya digigit sedikit. Perilakunya yang tidak biasa ini membuatku khawatir. Ketika aku ambil dia dari kandang, mata kirinya tampak berair. Dia jadi tidak aktif seperti biasanya. Aku pun menyuapi hamsterku dengan minuman.

Esoknya, aku mengecek kembali kondisinya dan kudapati matanya yang kemarin berair malah menjadi bengkak, seolah mau keluar. Badannya pun makin lemas dan panas. Kulitnya mengendur dan sudah tidak sanggup bergerak. Mata satunya justru tertutup. Aku sangat sedih sekaligus takut mengapa hamsterku mengalami penyakit tersebut.

Selanjutnya aku menetesi matanya dengan obat mata yang biasa dipakai manusia ke matanya, seperti cara yang kulihat di internet. Kembali kusuapi minuman yang sudah tercampur vitamin, berharap dia lekas pulih.

Ternyata besoknya, dia tidak kuat melawan penyakitnya dan mati. Aku terus menggendong dan mengelusnya ketika napasnya tersengal-sengal. Kini, tidak ada lagi teman mungil yang menghibur hari-hariku. Aku baru menyadari, ternyata ditinggal mati hewan kesayangan juga terasa menyakitkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka mengkhayal