#DitemaniHipwee Terima Kasih, Hidupku yang Dulu, Tidak Se-Hipwee Sekarang

Terima kasih telah menjadi bagian hidupku selama 4 tahun ini, Hipwee...

Hai Hipwee.. Surat ini aku tujukan kepadamu. Aku ingin berbagi cerita seluk beluk hobi menulisku dari kecil, sampai akhirnya aku menemukanmu Hipwee, yang membuatku bisa menyalurkan hobiku.

Advertisement

Aku senang menulis sejak TK. Menulis hal-hal sederhana yang aku alami sehari-hari yang hanya bermediakan kertas selembar. Kalimat-kalimat yang aku tulispun masih sangat jauh dari kata bagus. Aku masih ingat samar-samar beberapa kalimat tersebut.


“Hari ini aku bermain bola di pantai lalu bermain pasir.”

“Di sekolah aku senang sekali belajar dan bermain bersama teman-teman.”

“Aku tidak diajak oleh ibu melihat tetangga yang melahirkan di rumah sakit. Aku sedih padahal aku ingin melihat dedek bayinya.”


Begitulah kira-kira kalimatnya kalau aku tidak salah ingat. Sekarang lembaran-lembaran kertas tersebut telah hilang entah kemana L

Advertisement

Beranjak ke SD media menulis aku sudah naik satu tingkat. Yakni buku diary. Aku ingat sekali buku diary pertama aku itu warna merah bergambarkan teletubbies. Ya, teletubbies! Dari sanalah aku mulai aktif setiap harinya menuliskan kejadian-kejadian mulai dari hal yang tidak penting sampai hal yang amat sangat tidak penting sama sekali 😀

Saking aktifnya menulis, aku sampai punya berpuluh buku diary yang penuh oleh kisah-kisah masa SDku. Sampai seorang saudara yang mungkin tahu bahwa aku senang menulis, menghadiahkan aku buku diary yang sangat bagus dan mewah di hari ulang tahunku. Covernya tebal dan kertasnya halus sehingga enak untuk ditulis. Itu adalah buku diary paling bagus dan mewah yang pernah aku miliki. Kisah-kisah yang aku tulis semasa SD pun mulai beragam. Mulai dari berkawan dengan anak baru, dijahili teman, ikut lomba menggambar, bertengkar dengan teman, dan masih banyak lagi.

Advertisement

Masa-masa SMP adalah masa dimana aku mulai membeli buku diary yang sedang viral pada masanya. Yaitu buku diary yang bergembok. Aku merasa aku mulai butuh privacy karena curhatan-curhatanku semasa SMP sudah mulai mengarah ke rasa suka terhadap lawan jenis, hehehe. Aku juga pernah mendapatkan hadiah buku diary yang juga bergembok dari seorang teman, yang masih aku simpan sampai sekarang.

Dan mulai dari SMP bakat menulisku mulai terasah. Aku mulai memberanikan diri mengirimkan cerita humorku ke majalah remaja. Dan beberapa kali pernah dimuat, namun sekarang majalah tersebut sudah berhenti dari penerbitan. Tahun 2007, aku mengikuti perlombaan menulis artikel berupa opini tentang pergaulan remaja masa kini tingkat kecamatan. Aku tidak berharap banyak di perlombaan ini karena sainganku adalah dari SMP sampai SMA sekecamatan. Buat aku, ikut perlombaan sudah cukup untuk menyalurkan hobiku. Dan aku tidak menyangka, bahwa aku mendapatkan juara 1 di perlombaan tersebut.

Semenjak masuk SMK, tahun 2008, kuakui aku mulai jarang menulis diary lagi. Karena kamu pasti tahu bahwa sosial media mulai berkembang dan membuatku tidak pernah menyentuh buku diary lagi. Semenjak ada Friendster, Facebook dan teman-temannya, minat menulisku mulai tersalurkan di media-media tersebut. Entah itu curhatan, sambat, ngomel-ngomel, cerita sedih sampai konyol sepertinya terekam dengan baik di sosial media tersebut. Mungkin kalau aku buka memori facebook, masih tertulis dengan jelas bagaimana aku pernah jadi seorang bucin sampai tukang mengeluh.

Sampai akhirnya aku menemukanmu, Hipwee, pada tahun 2015. Aku senang membaca artikel-artikelmu yang entah mengapa sangat pas dengan selera bacaku. Artikel-artikelmu mampu membuatku terhanyut seakan-akan akulah yang mengalami kejadian itu. Genap setahun menjadi pembaca setiamu, akupun mulai memberanikan diri mengirimkan artikel narasi pertamaku di tahun 2016. Tidak kusangka artikel pertamaku itu langsung dimuat di laman mediamu. Loncatan pertama tersebut mampu membuat semangat menulisku yang telah lama memudar tumbuh kembali. Sampai dengan sekarang, aku masih setia membagi pengalaman dan cerita-ceritaku, ya walaupun masih sedikit dan bisa dihitung dengan jari.

Aku tak mengharapkan artikel-artikelku menjadi yang terbaik di laman mediamu. Bagiku, ceritaku yang sederhana itu bisa dibaca jutaan orang saja aku sudah sangat bahagia. Tidak banyak yang share atau komentar tak apa. Yang jelas ketika mendapatkan notifikasi email yang menyatakan bahwa artikelku dimuat, itu sudah merupakan satu pencapaian yang luar biasa. Oh ya doakan satu lagi pencapaianku ya, Hipwee, semoga aku bisa segera membukukan cerita-ceritaku dan akan lebih banyak lagi yang bisa menikmati karya-karya sederhanaku. Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku selama 4 tahun ini dan semoga seterusnya. Sayang kamu Hipwee :’) Selamat berulang tahun.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Masih berusaha untuk menulis ditengah kesibukan mengurus anak