Dear Hipwee …
Entah kapan kau akan membaca suratku ini. Mungkin saat malammu, atau siangmu? Atau saat kau sedang sibuk rela menyempatkan waktumu, hanya untuk membaca keluh kesahku juga pengalaman hidup yang selama ini aku jalani.
Oh, iya. Sebenarnya aku lupa kapan pertama kali aku tahu tentangmu. Aku hanya melihat dan membaca segala hal tentangmu, dengan begitu banyak hal yang kau berikan untukku melalui beragam tulisan yang menginspirasiku. Hingga akhirnya, akhir tahun 2017, saat itu kau mengadakan kompetisi menulis dalam rangka "Hari Ibu", aku mulai mencoba mengirimkan tulisanku padamu.
Awalnya aku merasa ragu, apakah aku bisa seperti dirimu atau teman-temanmu yang lebih berpengalaman dariku yang lebih dulu mencurahkan segala isi kepala dan hatinya melalui tulisan, bahkan bisa di baca juga dibagikan oleh banyak orang. Namun, akhirnya aku bertekad untuk mencobanya. Dan saat aku mengetahui tulisanku bisa terbit dan dibagikan oleh beberapa orang, rasanya tak bisa diungkapkan.
Nggak nyangka saja bahwa kau begitu peduli padaku, bahkan dari kalimatku yang mungkin masih terasa janggal, banyak typo-nya atau hal yang tidak menarik lainnya dari tulisanku. Dari hal itu, membuatku mulai mengingat kembali memoriku saat kecil dulu. Ketika sebenarnya aku sangat hobi sekali menulis cerita di buku diary.
Aku berpikir, "Apakah ini tanda bahwa sebenarnya aku mempunyai bakat terpendam yang tak pernah kurasa?"
Namun, setelah ku membaca banyak tulisan lagi di Hipwee, aku sadar ternyata kau selalu menerima tulisanku juga teman-teman yang lain, selama tulisan itu juga tak menyalahi aturan yang berlaku. Kau tak pernah memandang aku juga lainnya dari golongan seperti apa. Kau tak pernah mempermasalahkan kami dari status sosial apa, juga pendidikannya bagaimana.
Hipwee, maaf jika selama ini banyak keluh kesah yang kuceritakan padamu. Meskipun kita belum pernah bertatap muka secara langsung, tapi aku sangat bersyukur kau mau menerimaku menjadi bagian dalam hidupmu.
Hipwee, maaf jika dari tulisanku juga banyak netizen yang berkomentar negatif. Tapi aku percaya, setiap tulisan yang kau terbitkan pasti bermanfaat untuk kami.
Hipwee, terima kasih telah mewakili diriku menyampaikan perasaanku yang beragam; suka, duka, konyol juga lainnya. Mungkin seseorang atau siapa pun yang kumaksud dalam tulisanku belum atau tak membacanya, tapi aku merasa sangat lega. Setidaknya rasa yang membuat sesak dadaku perlahan hilang dan sembuh dengan sendirinya.
Maafkan aku Hipwee, jika sampai kapan pun kau masih kucari, kubaca bahkan kubagikan agar orang lain juga merasakan betapa berharganya mengenal dan menjadikanmu bagian dari kami.
Oh, iya. Terima kasih Hipwee, karena darimu juga aku akhirnya berani mengirimkan naskahku dan diterbitkan dalam sebuah buku cetak. Hipwee, entah kapan kita akan bertemu, yang jelas aku merindukan kita bisa bertatap muka dan bisa menceritakan segala pengalaman hidup kita bersama.
Selamat ulangtahun untukmu, Hipwee. Panjang umur. Dan sekali lagi terima kasih karena selalu menemani serta menginspirasi kami. Maaf jika aku tak bisa memberimu apa-apa selain doa serta ucapan terima kasihku untukmu. Kehadiranmu sangat kutunggu, karena kau berharga bagiku.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”