#DitemaniHipwee dari Gagal SBMPTN Sampai ke Persoalan Cinta. Nggak Kerasa Udah Empat Tahun Aja!

Ditemani Hipwee dari gagal dan cinta


Hipwee ya? Hm. Rasanya nggak akan pernah cukup jika aku menceritakan perjalananku bersama Hipwee hanya dalam satu artikel saja. Dimulai dari tahun 2016 yang merupakan tahun kelulusan untukku dari seragam putih abu-abu. 


Advertisement

Tahun 2016 adalah salah satu tahun yang sangat-sangat tidak mudah untuk aku hadapi. Gagal SBMPTN, gagal ujian mandiri sampai kemudian pasrah untuk melanjutkan kuliah di salah satu kampus swasta yang memang ada di daerah tempatku tinggal. 

Tidak usah ditanya bagaimana rasanya. Bagi anak remaja tanggung yang baru saja melepas seragam SMA-nya, jelas masa-masa itu sangat tidak mudah. Ingin sekali rasanya aku membuat dunia mengerti betapa kecewanya aku saat itu, betapa ingin menghilang saja aku saat itu. Betapa marahnya aku saat itu.

Aku tidak punya teman bercerita. Berhari-hari hanya menangis di dalam kamar. Bagaimana bisa aku gagal berkali-kali dalam satu waktu yang sama? Sampai akhirnya. Aku bertemu Hipwee melalui beranda sosial media bernama Facebook. 

Advertisement

Dari sana, aku mulai menulis di Hipwee. Artikel pertamaku tidak langsung diterima. Ditolak dengan alasan yang jelas. Ini jelas membantuku memperbaiki setiap kesalahan dalam tulisan. Ini juga menjadi alasanku jatuh cinta dengan Hipwee sejak kali pertama mencoba. Bahkan aku tidak pernah ragu menyarankan untuk menulis di Hipwee saja pada teman-temanku yang mulai menyukai dunia tulis menulis. 

Bagiku Hipwee tidak hanya sekedar media daring, tapi juga tempat di mana aku bisa bercerita tanpa kenal malu. Tempat di mana aku bisa mengubah pengalaman pahit menjadi inspirasi bagi banyak orang di luar sana.

Advertisement

Kemudian saat patah hati. Aku juga menceritakannya melalui Hipwee. Saat gagal meraih juara dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional di tahun kedua aku berkuliah, Hipwee kembali menjadi obat. Menjadi pendengar yang tidak pernah menghakimi ceritaku. 

Saat itu. Aku juga menuliskannya, kemudian terbit di  Hipwee dengan judul; Pernah Gagal Bukan Berarti Kamu Payah. Tuhan Hanya Sedang Menguji, Setangguh Apa Kamu Ini. Sampai saat ini artikel tersebut sudah meraih lebih dari 300 ribu share. 


Hal tersebut jelas membuat aku mengerti; sebenarnya aku tidak pernah gagal. Hanya saja keberhasilanku sedang ditunda. Aku berhasil, tapi nanti. Aku tidak pernah benar-benar gagal.


Hipwee? Adalah tempat di mana aku bisa berbagi pada dunia melalui kata yang kemudian dirangkai menjadi tulisan. Hipwee adalah tempat di mana aku bisa bercerita dengan bebas tanpa khawatir akan dihakimi. Hipwee adalah tempat di mana aku bisa menuangkan semua perasaan. Sedih, kecewa, marah. 

Ah, satu lagi. Hipwee adalah tempat di mana aku bisa menyampaikan pendapat dengan jelas. Tanpa dihakimi terlebih dahulu. Tentunya melalui tulisan. Seperti artikelku yang berjudul Menikah Bukanlah Soal Siapa Cepat Dia Menang, Melainkan Perkara Kemantapan Hati. Kamu Setuju?

Banyak sekali, bukan? Hal yang sudah aku lalui bersama Hipwee. Jika ditanya apa yang ingin aku katakan pada Hipwee? Maka jawabannya tentu saja terima kasih. 

Terima kasih telah menemani setiap langkahku.

Terima kasih telah menjadi media, sebuah tempat dimana aku bisa bercerita dengan bebas. 

Terima kasih telah mendampingi sejak baru lulus SMA, sampai sekarang mau lulus kuliah. 

Terima kasih karena tidak hanya jadi teman yang baik, tapi juga pendengar yang tidak pernah menghakimi. 

Pesanku untuk Hipwee adalah tetaplah bertumbuh. Menjadi media yang mau mendengar. Temanilah setiap langkah kami. Karena di luar sana, mungkin masih banyak sekali anak muda yang tidak tahu harus bercerita dengan siapa atau melalui apa. Mungkin banyak sekali calon penulis keren di masa depan yang tidak tahu harus memulai dari mana. 


Terima kasih telah menemani setiap langkahku Hipwee. Terima kasih telah hadir dalam perjalanan hidup gadis keras kepala yang tidak jarang pesimis ini. 


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Freelance Writer • Blogger • Penjelajah • Mahasiswi • Faculty Of Law // Biasa di panggil Lisa atau Ica, suka sebel kalau di panggil Risa atau Nisa. Gadis biasa perpaduan Jawa-Sulawesi. Gadis biasa dengan segudang mimpi tak biasa. // #SukaBacaDoyanNulis #SukaJajanDoyanMakan #SukaJalanDoyanMinggat // Email: lisaevasartika30@gmail.com (Office) // KataLisa ? (1) https://galerikatalisa.wordpress.com (2) https://goresanpenalisa.wordpress.com (3) Wattpad: @Klisaevasarttika (Alana, Now Showing.)

Editor

une femme libre