Masjid Al-Kautsar adalah masjid terbesar di Sulawesi Tenggara (Sultra). Masjid yang berdiri sejak tahun 1982 ini, telah menjadi masjid kebanggaan Muslim setempat. Karena selain indah dan megah, Masjid Raya juga merupakan pusat kegiatan Islami di Sultra.
Dilansir situsbudaya.id, salah seorang pengurus Masjid Raya Al Kautsar Kendari, Wahid Nursalim, menceritakan masjid yang berdiri di lahan sekitar 2,5 hektar, dulunya bekas Masjid Tentara atau Majid Markas di tahun 60 an. Seiring waktu, dibangunlah masjid Al Kautsar. Tetapi dulunya dinamai Masjid Agung, resmi berganti nama tahun 2013.
Masjid Al-Kautsar pertama kali dipakai sholat berjamaah pada tanggal 1 Ramadhan tahun 1987 M. Sejak saat itu, beragam kegiatan Islami mulai diselenggarakan. Seperti, pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf, penyelenggaraan kegiatan pendidikan (TPA, Madrasah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), dan lainnya.
Bangunan dua tingkat bergaya rumah tradisional berpadu modern ini, mampu menampung 7 ribuan jamaah. Pertama kali masuk, tiga beduk ukuran sedang langsung menyambut. Begitu pula saat berada di dalam masjid, pandangan langsung tertuju ke langit-langit kubah. Indah rasanya melihat goresan kaligrafi 99 Asmaul Husna. Begitu juga kaligrafi di dinding bangunan. Masjid tak pernah sunyi, ada saja jamaah yang datang untuk beribadah.
Masjid Al Kautsar memiliki menara yang disebut menara persatuan. Menara dengan tinggi sekitar 35 meter itu, dibangun ketika pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran tingkat nasional ke-21 tahun 2006. Menara ini juga saksi bisu membludaknya jamaah hingga ke jalan raya ketika salat Idul Fitri.
Sekitar 100 meter di samping masjid tersebut juga berdiri gereja, tepatnya seberang jalan bernama Gereja Ora Et Labora.
Pada periode 2003-2008, masjid dipercantik dengan penambahan lantai dua di sisi kanan dan kiri, kaca jendela, teras depan, pembangunan dua buah mimbar, dan ruang istirahat imam. Kolam dan air mancur di depan masjid direhabilitasi menjadi pelataran baru.
Pada perkembangannya, mimbar diubah kembali menjadi satu saja. Masjid pun diperindah dengan seni kaligrafi Asma’ul Husna di kubah bagian dalam. Saat kita menengadah, akan tampak sederet huruf Arab memesona yang tidak lain adalah nama-nama agung Allah Swt. Selain itu, di dinding masjid terlukis lafaz zikir kepada Sang Pencipta.
Di samping kemegahan bangunannya, Masjid Agung Al-Kautsar juga memiliki kelebihan dalam hal lokasi. Posisinya yang berada di atas bukit membuat masjid ini terlihat sangat memukau.
Masjid ini juga merupakan saksi bisu bencana alam yang sempat melanda Kota Kendari pada tanggal 25 April 2011. Ketika itu, gempa berkekuatan 6.0 Skala Richter mengguncang kota dan membuat salah satu kubah kecil yang berada di atas masjid menjadi miring. Dan di tahun 2020, masjid ini kembali dipercantik.
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”