Siapa sih di sini yang belum pernah dengar tentang Pegunungan Menoreh? Tentu rata rata pernah dengar bukan. Yaps, benar, pegunungan Menoreh ini berada perbatasan antara wilayah Kulon Progo (DIY), Purworejo, dan Magelang. Bagi masyarakat setempat, dan orang orang yang mengenalinya, pegunungan ini menyimpan banyak surga surga dunia yang tersembunyi lho. Yang pastinya membuat kita terhipnotis akan keindahannya. Goa Kiskendo, salah satu gua yang memiliki cerita unik didalamnya. Usut punya usut, goa ini ada kaitannya dengan tokon pewayangan Jawa. Seperti apa kisahnya? Kita lihat sama sama. Sebelum itu, kita kenalan dulu dengan geografis goa ini yuk!
Goa yang berada masih dalam satu komplek Pegunungan Menoreh ini memiliki kedalaman sepanjang 1,5 kilometer. Kebayang ngga tuh panjangnya. Pasti panjang banget. Berada di desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dahulunya, sebelum dijadikan sebagai tempat wisata. Gua ini digunakan sebagai tempat untuk bertapa alias mencari ketenangan. Biasanya yang bertapa didalamnya adalah seorang petapa. Ada sembilan bekas pertapaan di dalam gua ini dan dianggap keramat, antara lain Pertapaan Tledek, Kusuman, Padasan, Santri Tani, Semelong, Lumbung Kampek, Selumbung, Seterbang, dan Sekandang.
Hingga akhirnya gua ini diurus pemerintah sehingga dijadikan sebagai tempat wisata. Seperti pada gua umumnya, gua ini juga memiliki stalaktit dan stalakmit. Sudah menjadi wajar hal yang seperti itu. Namun, tidak hanya stalaktit dan stalakmit yang ada di dalam gua ini. Di dekat mulut goa terdapat relief pahatan pada tembok batu yang menggambarkan kisah tentang tokoh pewayangan Jawa. Unik bukan. Konon ceritanya, Khayangan membuat sebuah sayembara, siapa yang bisa membunuh Mahesasura di dalam kerajaan Kiskendo maka akan mendapat imbalan. Nah, berita itu terdengar hingga ke telinga Sugriwa dan Subali. Perlu kalian ketahui, bahwa Sugriwa dan Subali adalah sosok manusia kera.
Saat sampai di kerajaan Kiskendo, Subali berpesan kepada Sugriwa yang menunggu di luar kerajaan, bahwa nanti jika ada aliran air dan bercampur darah berwarna putih berati ia yang mati, namun kalau yang keluar air bercampur darah merah berati Mahesasura yang telah mati. Namun, saat itu, yang keluar adalah aliran air yang berwarna merah dan putih. Maka dari itu, anggapan Sugriwa bahwa Subali dan Mahesasura telah meninggal. Maka ia menutup pintu kerajaan, lalu kembali ke Kayangan. Sesampainya ia di sana ia langsung melapor kepada Bathara guru, bahwa Subali telah meninggal. Akhirnya ia mendapat imbalan yakni dijodohkan dengan Dewi Torokasih. Namun, apa yang dilihat Sugriwa tadi salah. Berbanding terbalik dengan kenyataannya. Subali masih hidup.
Aliran tadi terjadi karena meninggalnya Mahesasura dan Lembu Suro, bukan dirinya dan Mahesasura. Subali berhasil mengadu domba mereka sehingga mereka bertengkar dan meninggal. Akhirnya Subali berhasil keluar dari kerajaan Kiskendo dengan Ajian Pancasona miliknya yang menembus dari bawah keatas sejauh 800 meter. Singkat cerita, Sugriwa dan Subali yang saling salah paham itu berperang.
Mengakibatkan kematian Subali yang terkena panah Praburomo yang dibantu oleh Sugriwa. Seperti itulah kisahnya, yang membuat goa ini terkesan unik dan memiliki cerita khas Pewayangan Jawa. Kalian para traveler atau pecinta alam. Bisa mampir kesini dan merasakan betapa uniknya goa ini. Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak. Kutipan itu benar-benar harus dilakukan di Goa Kiskendo ini. Jangan meninggalkan sampah sepeserpun. Jagalah kebersihannya. Jangan sampai karena kamu meninggalkan sampah di sana, membuat keindahannya terusik. Jaga alammu. Sayangi Indonesia.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”