#DiIndonesiaAja-Pantai Batu Saung Anyer, Mantai Aman di Masa Pandemi!

Kondusif, terawat, dan terjangkau

Tidak terasa ya, sudah hampir 9 bulan lamanya kita terjebak di masa pandemi yang entah kapan kelarnya ini. Selama 9 bulan itu, kebanyakan urusan dilakukan secara daring dan membuat kita yang tidak terbiasa berhadapan dengan layar gadget diserang perasaan jenuh, mumet, pusing, dan lain sebagainya. Biasanya ketika kita mulai merasakan energi negatif, pelariannya kalau nggak nge-mall ya ngalam. Terus, kalau lagi pandemi gini gimana, dong?

Advertisement

Eits, jangan khawatir. Selain mengkampanyekan #DiRumahAja selama pandemi, pemerintah sadar bahwa  menghidupkan roda perekonomian juga sama pentingnya. Alhasil, berbagai sektor perekonomian pun mulai dihidupkan sejak Juni 2020, termasuk sektor pariwisata. Masyarakat pun diperbolehkan bepergian dengan tetap mentaati protokol kesehatan. Walaupun begitu, tetap saja mengerikan ya, apalagi kalau memilih Puncak sebagai destinasi wisata, baru dibuka saja pengunjungnya sudah bikin macet jalanan.

Dari sini, saya sebagai mahasiswi yang bosenan dan gampang jenuh mencari-cari alternatif lain, sampai tiba saatnya orang tua saya mengusulkan mantai ke Anyer. Mendengar ajakan itu, saya pun baru sadar kalau wisata pantai tidak terlalu disorot selama penghidupan kembali sektor pariwisata. Dengan semangat, saya sekelurga merencanakan liburan singkat ke sebuah pantai di Anyer (saat itu saya belum tau mau ke pantai apa, yang penting ikut dulu aja).

Setelah sampai, saya baru mengetahui nama pantainya berkat plang kayu besar bertulis 'Pantai Batu Saung'. Pantai ini berada di kecamatan Anyer, kabupaten Serang, provinsi Banten. Biaya masuk satu keluarga (11 orang) berkisar Rp50.000 dan sewa satu saung Rp20.000, setelah itu tidak ada biaya apa-apa lagi (kecuali kalau mau jajan, pasti keluar duit dong). Di dalamnya ada banyak sekali saung, lahan parkir juga luas, dan yang terpenting, ada beberapa warung yang menjual mie rebus beserta jajarannya!

Advertisement

Hmm, penasaran nggak sih kenapa nama pantai ini Pantai Batu Saung? Mudah sih jawabannya, karena ada batu besar di pantai dan ada banyak saung di pinggir pantai. Selain itu, ada gua kecil juga, loh! Tapi waktu itu saya tidak berminat mengintip, lagi agak mendung dan sepi juga soalnya. Waktu saya ke sana, hanya ada sekitar empat keluarga di pantai, itupun tidak semuanya ikut main air, kebanyakan hanya duduk-duduk di saung sambil menikmati pemandangan.

Sayang sekali waktu itu cuaca kurang bersahabat. Mendung dan ombak yang agak besar membuat saya agak takut menantang ombak, padahal tidak lengkap rasanya kalau ke pantai tapi tidak menerjang ombak. Mama saya bilang, kalau cuaca sedang bersahabat, pantai ini sempurna sekali. Lautnya landai tanpa karang. Entah saya yang kurang memerhatikan sekitar atau memang benar, sangat jarang sekali saya menemukan sampah di sepanjang pantai. Mungkin karena pengunjungnya tidak terlalu banyak, bisa jadi juga pengelola pantai merawat pantai ini dengan baik.

Menjelang maghrib, kami sekeluarga meninggalkan pantai ini. Rasanya otak kembali fresh dan jiwa saya langsung dikelilingi energi positif. Ini pertama kalinya saya jalan-jalan selama pandemi, benar-benar mengobati kerinduan akan indahnya ciptaan Tuhan berupa pantai ini. Semoga pandemi cepat berlalu dan kita semua bisa kembali berwisata. Ingat ya, jalan-jalan nya #DiIndonesiaAja! Ada banyak sekali loh destinasi wisata keren lainnya yang worth it untuk dikunjungi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini