Di penghujung bulan kala itu, pagi hari bersiap berkemas barang-barang yang perlu dipersiapkan. Buku catatan didekap untuk persiapan mengeksplor banyak hal tentang Baluran dalam bentuk tulisan.
The Little Afrika in Java begitulah julukan yang disematkan untuk destinasi wisata ini. Hamparan padang savana yang begitu luas memanjakan mata setiap orang yang melipir sejenak di destinasi wisata yang berada di Kecamatan Banyuputih, perbatasan Kabupaten Situbondo-Banyuwangi ini.
Jarak yang kami tempuh bersama rombongan tak begitu jauh, karena memang kami tinggal di Kabupaten Banyuwangi. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan dari tempat awal kami dengan rombongan, hingga sampai ke tempat tujuan. Memasuki pintu gerbang kawasan Taman Baluran, ternyata kami belum bisa menikmati hamparan padang sabana begitu saja, masih butuh 13 km lagi untuk kami sampai di tempat tujuan utama.
Untuk pergi ke Taman Nasional Baluran kalian sebaiknya menggunakan kendaraan tertutup seperti bus, mobil pribadi ataupun travel, karena sepanjang 13 mm perjalanan kalian akan disuguhkan deretan pepohonan rimbun yang menyejukkan, yang tentunya kita tidak  pernah tau akan kehadiran hewan liar yang melintas tanpa sapa di jalanan.
Kalian tak perlu khawatir lagi akan akses jalan menuju Taman Nasional Baluran ini, karena sepanjang jalan sudah tidak seperti dulu, yang terlihat jalan masih berupa tanah dan batuan krikil yang pastinya bakal mempersulit medan perjalanan. Keadaan sekarang jauh berbeda, sepanjang jalan sudah diaspal sedemikian rupa sehingga memudahkan pengendara mengakses menuju Taman Baluran tanpa perlu kerepotan berkutik dengan jalanan yang tidak rata.Â
Dengan luas padang sabana yang mencapai sekitar 25.000 Ha, tak heran memang jika julukan Afrika kecil di tanah Jawa disematkan untuk destinasi wisata ini. Berbagai jenis hewan liar pun tak kalah menambah decak kagum dalam diri saya, kerbau liar, macan tutul jawa, merak hijau, burung rangkok dan berbagai hewan lainya mengisi hamparan padang sabana yang begitu luas. Namun jangan sesekali menyesal jika tidak sempat melihat semua hewan liar itu, karena mereka memang mereka hanya muncul di saat-saat tertentu. Jika kalian dapat menemukanya waahhh… beruntung sekali!
Jangan pula lewatkan yang satu ini, tempat paling favorit bagi saya saat berkunjung di Baluran, adalah Sabana Bekol, pemandangan eksotik dan instagenik tak akan pernah dilupa saat saya sampai di rumah. Hamparan padang sabana yang ketika musim penghujan rumput-rumput bakal berwarna hijau nan menyejukkan dan ketika musim kemarau ladang rumput mengering serta pepohonan tak berdaun, bakal hadirkan nuansa bak di Negeri Afrika dengan tanah gersang berwarna coklat kekuningan.
Jepretan demi jepretan dari kamera handphone, saya ambil hampir di setiap menit, pemandangan yang benar-benar disayangkan jika tidak diabadikan. Begitu pula hampir semua teman saya, yang tak henti-hentinya memasang gaya bak model artis dalam sampul majalah.
Untuk kalian yang ingin berkunjung, sempatkan pula berfoto ria berlatar belakang Gunung Baluran dengan tulang kepala kerbau liar yang terjejer rapi untuk tampilan terbaru feed Instagram ataupun story WhatsApp kamu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”