Dibalik Pertanyaan Kapan Nikah

Well, sebagian dari kita pasti udah sampe tahap 'kenyang' bahkan sangat-kenyang-banget dengan pertanyaan 'Kapan nikah?'

Advertisement

Gak temen, sahabat, orang tua, nenek-kakek, ncing, tante, mpok, sepupu, oom, tetangga, bahkan satpam komplek rumah pun kerap melontarkan pertanyaan yang sama, 'Kapan nikah??"

Ada yang ngejawab dengan cengengesan 'hehehe', ada yang jawab 'Ntar deh,' ada yang jawab cuma dengan senyum.

Belum ditambah banyak meme yang bermunculan menyindir hal yang sama. Yhaaakkk.

Advertisement

Apalagi kalo hari libur besar semacam Hari Raya ketika keluarga besar berkumpul.

Bawaannya pasti pengen kaboooor.

Advertisement

Helloooooooowww,,,

Rasanya pengen nari balet sama Afgan.

Bilang aja kalo nikah pas Hari Raya, KUA nya juga masih tutup kok. Ihik.

Pertama,,,

Selamat untuk sahabat-sahabatku yang sudah melaju ke pelaminan dan menjalani peran baru sebagai istri dan juga seorang ibu. Sungguh ucapan ini tulus diucapkan karena wajah bahagia sahabat sendiri turut terasa didalam hati ini ^o^
Semoga kehidupan rumah tangga yang diarungi mampu berlayar hingga maut memisahkan, setiap permasalahan yang ada bisa terselesaikan dengan baik, mendapat anak-anak yang berbakti dan berprestasi, dan mendewasa seiring usia pernikahan. Aamiiinnn…

Dan kembali lagi sungguh, doa ini terangkai indah di hati, karena mendoakan doa-doa terbaik kepadamu duhai sahabat, sama halnya seperti mendoakan diri sendiri.

Duhai sahabatku, di balik sejuta kebahagiaanmu, pertanyaan kapan nikah seringkali terlontar baik bercanda maupun serius. Sekali dua kali aku memakluminya. Karena dirimu ingin segera melihatku berbahagia sama halnya dengan dirimu. Mendayung kehidupan rumah tangga dengan pasangan, dikaruniai anak-anak yang lucu, dan kehidupan yang bahagia merupakan dambaan setiap orang, termasuk aku didalamnya.

Kedua,,,

Sahabatku,

Sama halnya dengan kematian, dan kelahiran, urusan jodoh pun berada dalam wilayah kuasa Tuhan yang tak kita tahu kapan waktunya tiba. Maka alangkah baiknya jika sahabat-sahabatku melontarkan ucapan, “Semoga disegerakan ya,” dibandingkan dengan pertanyaan ,”Kapan nikah?”

Why?

Karena perkataan 'Semoga disegerakan' jauh lebih adem didengar dan dirasa.

Ketiga,,,

Sahabatku,,,

Pernikahan bukanlah arena balapan cepet-cepetan siapa yang cepet nikah dan siapa yang lambat nikah.

Cepet sama lambat darimananya? Balapan sama siapa emang?

Keempat,,,

Tak jarang pertanyaan 'Kapan nikah?' menjadi suatu hal yang sensitif untuk sebagian orang. Bahkan mungkin bisa saja pertanyaan tersebut menyakiti perasaan secara tak langsung. Karena kita tak pernah tahu betul apa yang sudah terjadi dan dialami hingga pertanyaan yang seperti sepele pun bisa menyayat hati.

Because sometimes people judge everything easily, they aware or not.

Kelima,,,

Mengutip dari perkataan sahabatku lainnya,

Emang wanita-wanita seumuran kita sudah memasuki usia menikah.

Tapi buat aku ada hal-hal yang lebih penting dibandingkan mikirin urusan itu.

Cuma percaya, bahwa segala sesuatu ada waktunya termasuk untuk urusan menikah.

Menikah itu spesial, tapi kalau keseringan dibahas hal yang sama, berasa gak spesial lagi. —HSWA—

Keenam,,,

Skenario Tuhan adalah skenario paling menakjubkan, seperti yang dikatakan Pak Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil dalam biografinya.

Ketujuh,,,

Jadi…kapan nikah??

Doain aja terbaik di waktunya ^^

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a girl with many hobbies || blood type B

23 Comments

  1. “Lha apa km yakin kalo q undang”,itu sama telaknya juga,ngoahaha >_<

  2. Karir aja dulu,nanti sudah mapan entar ketemu sendiri.

  3. Silvano Rikiputra Baru II berkata:

    kalo aku sih setiap kali ditanyakan kapan nikah oleh orang tua ataupun teman maka aku selalu bilang tidak mau menikah dan ingin jadi jomblo saja dan aku sendiri pernah dijodohkan dengan seseorang namun aku menolaknya dengan tegas karena aku sudah berjanji untuk memilih hidup melajang, tidak menikah dan tidak berkeluarga sampai Tuhan panggil aku