Masih ingatkah tokoh Ko Mun Yeong dalam drama Korea It’s Okay Not To Be Okay? Penampilannya yang selalu mecuri perhatian karena kemewahannya, ternyata ada arti di balik itu semua. Apa maksud di balik kemewahan tersebut?
Pada episode 9 Direktur Oh Ji-Wang mengungkapkan “Mereka ingin melindungi diri. Karena merasa lemah, mereka berpakaian sebagai pelindung. Sama seperti baju besi”. Lantas bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Mengapa orang berlindung di balik pakaian?
Dalam sebuah buku self improvement yang berjudul Dare! A Book for Those who Dare to Change Their Lives, terdapat sebuah pernyataan “Saya selaku konsultan, saya bertemu banyak perempuan berpakaian bagus, terawat dengan baik, dan terlihat puas dengan kehidupan ini. Namun mereka mengatakan bahwa mereka merasa rendah diri, tidak memiliki teman, dan yakin tak ada seorangpun yang menyukai mereka” (Wendy Grant, 2019: 132-133). Di dalam buku yang sama, Wendy juga mengatakan bahwa penampilan kita sekarang adalah salah satu tempat untuk kita menyembunyikan diri. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan Direktur Oh kepada Moon Gang Tae dalam drama Korea It’s Okay Not To Be Okay
Tidak semua yang terlihat baik di luar, juga baik didalam begitu juga sebaliknya. Maka dari itu, kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Masyarakat masih memiliki persepsi bahwa penampilan merupakan lambang satus sosial, kehormatan, dan kebahagiaan seseorang. Lalu bagaimana dengan Mark Zuckerberg yang selalu terkesan memakai kaus itu-itu saja? Dan bagaimana psikologi menjelaskan fenomena ini?
ILUSI. Ilusi adalah perbedaan antara sensasi dan interpretasi (persepsi) terhadap pengalaman. Maksudnya adalah antara informasi yang diterima oleh sensori kita berbeda dengan informasi yang diinterpretasikan pikiran kita (Solso, 2007). Ilusi membuat seseorang terperdayai sehingga ia tidak lagi memiliki pengetahuan atau kesadaran bahwa perasaan saat itu tidak sama seperti yang diyakini dalam pikiran. Dalam hal ini, seseorang berpenampilan mewah hanya untuk mendukung sebuah keyakinan bahwa dirinya terkesan kuat, terhormat, sejahtera, atau berwibawa. Padahal mereka justru merasakan sebaliknya, misalnya mereka sebenarnya merasa rendah diri, merasa takut akibat trauma masa lalu, maupun luka batin lain yang belum tersembuhkan. Their appearance just the cover of their flaws.
Setelah kita mengetahui hal tersebut, hal yang tak seharusnya kita lakukan yaitu men-judge atau mengklaim penampilan seseorang. Justru dengan mengetahui hal ini, kita seharusnya menjadi lebih mampu merefleksi diri kita sendiri, apakah penampilan kita sekarang murni semata-mata karena selera dan kepribadian kita, atau hanya sebuah baju besi untuk mendukung sebuah ilusi? Karena pada dasarnya tidak ada satupun yang bisa membantu kita mengenyahkan sebuah ilusi sampai kita siap menyadari apa yang menjadi sumber ilusi yaitu kekurangan dan kelemahan kita. Berani menghadapi kenyataan sesungguhnya adalah langkah awal penyembuhan diri dan memulai diri baru yang terbebas dari ilusi
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”