Dibalik Hiruk Pikuk Padatnya Kota Ini

Pernah kah kau berpikir bila ini menjadi hari terpadat terakhir mu?

Bangun pagi dan bersiap siap untuk berangkat kerja mungkin adalah hal paling membosankan yang  sama-sama kita alami. Berperang dengan polusi kota beserta atribut kemacetannya. Makian mungkin jadi kata mutiara paling mujarab untuk lampu lalu lintas yang memakan waktu kita di jalanan. Menekan mesin absensi sebelum pada perubahan waktu yang membuat kita harus dapat amukan HRD tiap hari.  Yah, kembali duduk di kursi panas itu dan saling bertatapan dengan layar komputer. Beberapa saat saling menatap dan bertanya kapan bisa berhenti dari semua hal yang membuat gila ini.

Advertisement

Kopi mungkin menjadi teman paling mujarab untuk melupakan pertempuran pagi di jalanan ini. secangkir kopi hangat dan sedikit gula. Sambil menegak kopi dan berangan angan bisa menjadi jutawan seperti pada selebgram di sosial media. Nyatanya suara manajer yang menggelegar itu membangunkan mu dari mimpi, yah kau kembali pada rutinitas yang membosankan dan paling merasa terjebak pada pekerjaan yang bukan sebuah passion.

Lalu pada suatu hari nanti, pernahkan kita berpikir. Bagaimana jika kita telah berhenti pada titik itu. Yah. Ketika kita bangun pagi, dan hanya sebaskom piring kotor yang kita hadapi. Bagaimana saat kita melangkah keluar tak lagi hiruk pikuk kemacetan yang tak lagi menunggu kita di ujung pagi? Bagaimana jika kita hanya duduk di sofa panjang, menatap majalah dengan tanggal yang sudah basi? dan teriakan seorang anak yang menangis minta sebotol susu. Tidak akan pernah ada hari dimana kamu mengerti hari libur. Kau akan sejenak merindukan rutinitasmu yang sudah kau lakukan setiap hari saat muda. Kau mulai merangkai banyak kata seandainya. 

Advertisement

Bukankah semua adalah tentang rasa syukur. Tidak apa apa untuk lelah hari ini, tidak apa untuk kesal hari ini dan tidak apa apa untuk mengeluh. Karena, bukankah tak ada lagi kata yang bisa menggambarkan sesak? yah kalian tetaplah hebat pada versi masing masing. entah pada kursi panas dan monitor lebar itu atau dengan daster dan sapu panjang di tanganmu. Kalian tetaplah manusia hebat dengan segala upaya yang ada di tangan kalian. kalian adalah bagian dari perjuangan hidup yang belum menyerah. 

Untuk kalian yang sekarang sedang lelah, percayalah kita semua lelah. Mari bergandeng tangan dan mengucapkan selamat atas kemenangan melawan ego diri sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Saya berusia 26 tahun, anak kelima dari 5 bersaudara. Menulis adalah cara saya menginteprestasikan apa yang ada dipikiran saya dan tidak semua yang saya tulis adalah tentang saya.