Ini kisah tentang dia dan segala perjuangan atas kemelekatannya..
Sebut dia sebagai 'dia', orang biasa -sering kali dikecilkan secara denotatif maupun konotatif- yang memilih untuk menyerah akan perjuangannya terhadap 'seseorang'. Perjuangannya dimulai saat itu, dimana dia masih berembel-embel putih abu. Perjuangan dua orang anak kecil yang masih dibutakan oleh kata kasmaran.
Lambat laun dengan adanya titel dewasa, perjuangan itu menjadi sebuah penyebab kemelekatannya. Seseorang yang menjadi tujuan perjuangannya hingga akhirnya berubah menjadikan sumber kemelekatan atas dasar kepemilikan.
Dia, dengan segala keegoisannya mengekang seseorang, dengan segala kekanakannya menjadikan seseorang kambing hitam, dan dengan segala kemelekatannya menjadikan dasar atas aksi ngambeknya.
Seseorang, yang dengan sabarnya menerima semua perlakuan tanpa kata-kata protes, hingga pada akhirnya memilih untuk berubah melawan, memilih untuk melepaskan perjuangannya dan menjauh dari dia. Puncaknya seseorang itu memilih meninggalkan janji yang dipegang teguh sampai saat itu dan tidak akan meninggalkan.
Biarkan semua orang memandang dari sebuah sisi seseorang karena pada dasarnya fakta itu ada. Tapi fakta yang lainpun ada di sisi lainnya. Fakta yang hanya dirasakan oleh dia. Tidak akan pernah ada api tanpa pematuk dan gas yang menyebabkannya.
Betapa sakit itu bertambah, ketika fakta yg lain terkuak tentang ketidakbetahan seseorang terhadap dia yang sudah muncul sejak lama. Segala perubahan itu bukan hanya berasal dari orang lain, tapi dari diri sendiri. Dia yang berubah menjadi egois dan emosional, dan seseorang yang merubah kepeduliannya menjadi ketidakpedulian.
Pada akhirnya, kedua insan yang pernah mengalami masa kasmaran ini pun berhenti berjuang, saling berhenti.
Kata-kata sayang yang terlontar pun akhirnya harus ditelan pahit.
Seseorang yang serius tidak akan meninggalkan, karena serius tidak sebercanda itu.
"Love never change, but people did" – Terkadang seseorang berubah karena tidak mampu lagi untuk berpura-pura sayang terhadap pasangan.
Tapi ada beberapa hal yang seseorang itu tak ketahui, dia yang begitu menyanyanginya, yang begitu mengkhawatirkannya, yang peduli atas kehidupannya, yang hingga saat ini menyesali segala keegoisannya pada seseorang itu.
Dia memilih berhenti memperjuangkan seseorang, berhenti menuruti kemelakatannya, karena memperjuangkan seorang diri itu jauh lebih susah daripada saling berjuang.
Dia yang sedang membangun hatinya kembali tanpa seseorang.
-Dia-
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
nice