Di Luar Sedang Hujan, Aku Mohon Hatimu Jangan. Aku Sedang Berjalan Membawa Perban untuk Lukamu

Aku mungkin belum tahu kamu itu siapa, rumahmu dimana, atau bagaimana suaramu. Tapi, Aku mohon jika kamu masih saja duduk bersedih di dekat jendela, bangkitlah. Aku sedang berjuang dengan berdoa kepada-Nya. Mari kita bertemu dengan cara-Nya.

Hai, Apa kabarmu? Apa kamu baik-baik saja? Apa kabar hatimu? Apa masih patah?

Advertisement

Aku sedang menelusuri jalan untuk bisa menemukanmu, ada sedikit perban dariku, barangkali kamu butuh.  Asal kamu tahu, patahmu itu tak seberapa, kamu hanya perlu sedikit obat luka dan perban yang kubawa. 

Aku mohon kamu bersabar, aku sedang berdiskusi dengan-Nya agar kita bisa segera dipertemukan dengan cara yang benar. Aku pun tidak sabar untuk berbagi sedihku, senangku, bahkan haru ini bersamamu.

Bekalku masih kurang, aku perlu beberapa kali singgah atau sekadar berteduh sembari mencari perbekalan yang cukup untuk kita dan sesekali berdiskusi dengan-Nya, barangkali aku bisa bertemu denganmu saat kamu juga sedang sama-sama mencariku di jalan yang sama, dengan perjuangan yang sama.

Advertisement

Aku berharap kamu tidak akan berlama-lama dalam duka, aku perlu perjuanganmu juga, aku takut hanya berjuang sendirian sedangkan kamu masih bergelut dengan luka lama yang tak kunjung sembuh. Perbaiki hatimu pelan-pelan, aku akan segera membalutnya dengan perbanku. Jadi, bisakah kamu berdiri? Terjang hujan itu, jangan mematung menekuri kesedihan, aku akan mendoakanmu, mendoakan kita. Bisakah segera kemari?

Aku sudah hampir menyerah, lalu aku sadar itu tidak menyelesaikan masalah. Bagiku lebih baik terus berjalan meskipun sakit, daripada berhenti dan tidak bangkit. Kamu pun begitu, jangan berdiam diri saja, sudah kualami sakit dan perih, kamu pun barangkali sama-sama sedang tersakiti dan patah. Tapi setidaknya tetapalah hidup, banyak hal menarik yang belum kamu jamah.

Advertisement

Untuk itu, sekali lagi aku mengajakmu bertemu, berjuang bersama tidak akan semenyakitkan sendirian. Mari lalui dunia yang kejam ini, mari hadapi bersama, mari saling berbagi apapun agar semua terasa ringan. Aku takut karena aku sendirian. Aku hanya membawa bekal yang belum sempurna, sebab bekalku bisa sempurna jika kamu mau hadir dan menyatukan bekal kita menjadi satu.

Aku mohon sadarlah! Kamu di mana? Di jalan yang mana? Apa sudah sampai di persimpangan? Aku berharap semoga jalan kita akan segera terbuka dengan pertemuan yang diakui semesta, serta mendapat ridho dari-Nya. Sebab, aku hendak memberitahumu rahasia; hanya aku dan kamu saja yang boleh tahu, hanya aku dan kamu saja yang akan mengerti.

Di hadapan senja, aku masih menunggumu sembari berjalan dan mencari bekal tambahan. Apabila kamu sudah berdiri, jaga baik-baik hati dan imanmu, perbanku sudah siap membalut lukamu.

Untukmu yang sama sekali belum aku tahu namanya, rumahnya, bahkan suaranya, aku sudah selesai berteduh dan sedang berjuang kembali menemukanmu dengan bantuan dari-Nya. Ini perban untuk hatimu, berdirilah dan mari bertemu. :))

–Dari perempuan yang sedang menunggu sembari berjuang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Manusia biasa yang sedang memperbaiki diri :)