Planet Bekasi begitu sebutan untuk Kota Patriot satu ini, karena dikenal dengan tingkat kemacetan yang cukup tinggi padahal jarak antara Jakarta – Bekasi tidaklah jauh tapi terkadang sebanding dengan waktu antara jarak Jakarta – Bandung, selain itu cuaca panas yang cukup ekstrem di kota inilah yang semakin menjadi ciri khas Bekasi sebagai kota yang berada diluar planet bumi. Namun, dibalik hal unik tersebut Kota Bekasi memiliki pesona tersembunyi yang berada di Ujung kota tersebut yaitu keteduhan Hutan Mangrove yang berada pada kecamatan Muara Gembong – Bekasi.
Menampaki Desa Pantai Mekar di Muara Gembong, Disambut oleh terik matahari dengan hembusan semilir angin yang memberikan wangi khas air garam seperti pantai tidaklah jauh dari tempat kami berdiri saat ini. Menyusuri desa semakin terlihat aliran kali yang kerap diisi oleh perahu – perahu kecil milik para masyarakat sekitar, suara gesekan daun dari pohon-pohon kelapa menjulang tinggi yang diiringi sapaan hangat dan senyuman manis para warga sekitar menyambut kami berserta rombongan dengan ransel yang menggantung tepat di punggung kami.
Destinasi pertama kami adalah mengunjungi Lutung Jawa yang berada di kawasan konservasi wilayah satwa endemic. Menuju kawasan tersebut perlu menggunakan perahu kayu yang cukup untuk diisi rombangan kami kurang lebih lima belas orang, perahu dengan cat berwarna biru, merah dan kuning yang tengah menepi seakan menarik kami untuk segera melaju menyusuri sungai bewarna hijau lumut dengan hawa khas tanah basah, kemudian membawa kami membelah rindangan pohon mangrove, suara mesin perahu memecahkan ketenangan air sungai sehingga tak kuasa tangan untuk turun menyentuh air untuk merasakan kesegerannya yang tersirat.
Matahari saat ini lebih teduh, dan terdengar suara-suara bersautan tidak jauh dari perahu kami yang baru saja menepi, disambut jejeran batang bambu sebagai pijakan pada wilayah seperti pulau kecil berisikan ribuan pohon mangrove. Sumber suara semakin dekat  hingga munculah kawanan kecil yang berwarna hitam dengan ekor panjang yang menjutai bergelantung dari pohon satu kepohon lainnya, melirik kami yang berada disebrang kali berbentuk melingkar yang membatasi antara wilayah mereka dan tempat kami berpijak.
Senyuman dan tawa kami pecah kali mahkluk kecil tersebut menggerakan tangannya kearah kami dan menunjukan gigi-gigi putih mungilnya, terdapat juga kegiatan mencari kutu satu sama lain yang membuat kami tertarik untuk mengabadikan setiap momen yang terlihat, suara burung-burung yang cukup menarik perhatian saat menyeruak dari celah pohon, penjelasan tur guide local semakin membuat kami asyik menyusuri Langkah demi Langkah memperhatikan lutung-lutung jawa dengan berbagai aksi unik dan sore itu menutup hari kami dengan pengalaman yang berkesan.
Tanah lumpur serta genangan air yang menenggelamkan kaki kami hingga betis menjadi awal aktivitas kami berikutnya, digenggaman tangan kami terdapat beberapa pohon kecil berdaun dengan akar yang masih sedikit tertutup tanah, telah siap untuk kami tanam pada tanda potongan batang bambu kecil berjarak rapih tepat dihadapan kami.
Tancapan pertama bibit pohon bakau dari kami telah tertanam dengan semangat dan kemudian kami ikat pada batang-batang bambu tersebut dalam harapan bibit ini akan tumbuh subur, besar dan menjadi kawasan hutan bakau baru untuk menciptakan ekosistem baru serta melindungi wilayah-wilayah sekitar terhindar dari ancaman abrasi. Keriuhan canda tawa muncul kala perserta rombongan mencolek pipi satu sama lain dengan tangan penuh lumpur serta menyusul suara langkah kecil dan cepat untuk berusaha mengindar dari tangan-tangan jahil tersebut, kebersamaan semakin hangat diluasan lahan lumpur kala pagi itu.
Kemudian kami membentangkan banner bertuliskan ‘Fun Trecking Muara Gembong – More Mangrove For Mugo’ para peserta merapat berserta outfit penuh lumpur memandang arah kamera dengan melemparkan senyuman kebahagian serta keyakinan kebaikan yang telah mereka lakukan saat itu dan berteriak "cheese".
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”