Hai buat kamu yang sekarang sudah dengan berani ku sebut mantan sahabat. Bagaimana kabarmu ? lama kita tak bersua. Rindu ? Hm tidak juga. Benci ? tak juga. Kini aku menganggap mu sebagai salah satu kepingan cerita bahagia saat remaja dulu. Aku akui saat bersama dulu, aku merasa bahagia. Entah kemana sekarang rasa itu pergi.
Seiring berjalannya waktu entah mengapa ada sesuatu yang memisahkan kita. Jarak ? kurasa bukan. Rasa benci ? mana mungkin. Itu adalah sebuah rasa dimana keAKUan kita meningkat tinggi, sebuah rasa dimana kita berpikir hanya ada si AKU seorang yang boleh bersinar gemilang , dan sebuah rasa dimana si AKU ingin selalu menjadi pemeran utama dalam setiap drama. Kenalkan , rasa itu bernama EGO. EGO.
Rasa ingin menjadi yang terhebat muncul mengaburkan pikiran. Rasa ingin menjadi yang terindah muncul, mengaburkan mata. Rasa ingin menjadi yang paling dicintai muncul, mengaburkan hati. Semua rasa muncul menjadi satu menghadirkan rasa ego yang cukup tinggi.
Dengan ego yang tinggi sanggup membuat seorang sahabat tak berarti apa-apa lagi. Lalu apa yang terjadi ? kita seakan tak saling kenal.
Saat tak sengaja berpapasan, hanya ada kata basa-basi-busuk yang dilontarkan. Oh, tak kusangka, semua nya berakhir begitu saja. Sekarang, untuk mulai berkomunikasi hanya ada rasa gengsi, canggung dan malu. Bagaimana bisa ini terjadi ? aku tahu, aku salah, ego ku ingin menjadi juara sangat-sangat menggelora hingga melupakanmu. Kau juga salah, dimana kamu berada saat yang ku butuhkan hanyalah sebuah dukungan ? pantaskah ini disebut persahabatan ?
mungkin aku salah memberi nama hubungan ini.
Hanya karena aku selalu bersama mu, aku dengan mudahnya menyebutmu senagai sahabat, ternyata salah, ada kata yang lain. Kata yang menurutku berarti “sebuah relasi dimana terjalin simbiosis mutualisme, tidak lebih”. Aku lupa kalau kita itu berteman.
Sekarang ini , aku menyesali semua yang terjadi. Aku menyesal memperlakukanmu seakan-akan kita tak pernah kenal sebelumnya. Bisakah kita mengubah status “mantan sahabat” ini ? aku sekarang semakin sadar, bahwa sisi buruk manusia itu di ciptakan Tuhan , agar kita dapat mengetahui mana yang tulus menjalin relasi dengan kita , dan mana yang tidak. Sisi buruk tersebut biasanya lebih terlihat saat kita berada di dekat orang yang bukan hanya sekedar membutuhkan kita
tapi sekaligus menyayangi. I miss you my ex-best friend
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.