Suatu ketika sebuah ilalang melihat daun yang baru jatuh dari sebuah pohon didekatnya. Dengan lembut sang ilalang menyapa daun yang tersandar lemah . Terjadi percakapan antara mereka
Ilalang :
Wahai daun kenapa kau terlihat begitu lemah?
Dan kenapa kamu berada disini?
Bukan kah tempat mu dijauh diatas sana? Menjulang tinggi bersama tangan sang pohon
Daun :
Ilalang, tak tahu kah kau bahwa baru saja angin telah melanda sang pohon dan aku?
Ilalang :
Angin?Aku tidak merasakan adanya angin yang datang.
Sebelum ini aku melihat kau dan sang pohon baik-baik saja tanpa ada yang menggoyangkan kalian.
Kenapa tiba-tiba seperti ini, kau terhempas ke bawah dan terpisah dengan sang pohon?
Daun :
Entah lah ilalang.
Entah dari sebelah mana angin itu datang
Entah apa yang tepikir oleh nya sehingga ia datang saat aku dan pohon tengah merasakan indah nya menjulang bersama menatap langit
Ya, mungkin kau tidak bisa merasakan angin yang datang tersebut
Karena yang hanya pohon yang tinggi lah yang mampu merasakan angin yang datang menerpanya
Ilalang :
Oh.. Baiklah, mungkin memang aku yang tidak menyadari keberadaan angin yang kau maksud
Lantas, kenapa kau bisa berada sejauh ini?
Bukankah masih bisa kau berada diatas sana bersama sang pohon?
Sebegitu kuat kah angin menggoyangkan seluruh sendi-sendi pohon sehingga kau terlepas dari nya?
Daun :
Ilalang… mungkin bukan hal mudah untuk ku bercerita kepada mu
Karena sama saja itu memperdalam luka ku
Aku baru saja tergoncang kemudian terhempas. Bisa kah kau bayangkan itu?
Ilalang :
Maaf daun jika itu membuat mu sakit,
Jika kau ingin kan aku akan ada disini untuk mendengar cerita mu, sehingga aku bisa tau apa yang kau rasakan
Tapi jika kau tak cukup kuat untuk berbagi dengan ku, aku akan pergi meninggalkan mu
Sampai kau menemukan waktu mu untuk berbagi
Daun :
Tak usah ilalang, kau tak usah pergi..
Kau telah bertanya, dan tugas ku untuk menjawab semua pertanyaan mu
Semoga kau bisa paham dan mengambil hikmah dari cerita ku
Daun :
Ilalang entah dari mana aku harus memulai cerita ku ini?
Apakah aku harus mengulang membuka semua lembaran-lembarannya?
Ilalang :
Tidak daun.. Kau tidak usah mengurai semuanya dari awal
Aku, kau dan sang pohon bertumbuh bersama
Sedikit banyaknya aku bisa melihat perjalanan mu bersama sang pohon
Jika tak sanggup kau mulai becerita dari kisah indah mu, coba lah urai kan bagaimana kau bisa sampai disini, berada hampir sejajar bersama ku
Daun :
Ilalang.. kau tau, bagaimana aku dan pohon yang awalnya baik-baik saja
Bahkan kami tumbuh bersama-sama sampai dengan setinggi ini
Menjulang bersama, merasakan panas nya matahari bersama, menatap langit malam bersama dan merasakan dinginnya hujan yang kadang menyapa
Tapi tetiba sang angin datang, mengguncang seluruh sendi-sendi sang pohon.
Seluruh badannya bergetar sehingga tergoyah
Sang angin tidak menginginkan aku untuk tetap bersama pohon, angin ingin aku terbang bersamanya jauh dari pohon
Karena angin tidak ingin helaian demi helaian ku menghalangi sang pohon untuk tetap menjulang tinggi
Kau tau? Angin yang datang tidak lah sebuah badai, tidak juga sebuah topan yang sekali nya datang langsung memporak-porandakan semua
Angin ini hanya angin lembut, yang datang menelusup dari sudut tangan sang pohon
Angin yang ikut berjalan bersama dengan sang pohon
Hingga akhirnya angin itu mampu membuat ku terbang kemudian terhempas dan berada bersama mu saat ini..
Ya… Ilalang angin yang lembut lah yang membuat aku terhempas secara perlahan
Ilalang :
Lantas apa yang dilakukan pohon?
Dia membiarkan mu begitu berlalu begitu saja?
Tidakkah dia berusaha untuk mempertahankan mu untuk tetap bersama nya?
Atau setidaknya, tidakkah dia berusaha untuk bertahan tetap bersama mu?
Karena sejauh ini aku melihat pohon menginginkan mu tetap disisi nya, seolah tak pernah ingin melepas mu
Daun :
Kau benar ilalang, kau benar!!
Pohon selalu berkata pada ku bahwa dia masih merasakan keberadaan ku untuk nya
Jika kau bertanya apakah dia mempertahankan ku
Entah lah.. Aku pun tak pernah tau apa yang akan dia jawab
Pada kenyataannya dia membiarkan angin membawa ku perlahan-lahan jauh darinya
Ilalang :
Dan sekarang kau menerima saja jika dia benar-benar membiarkan mu terlepas dari nya?
Apakah sekuat itu hati mu untuk ikhlas?
Daun :
Aku? Aku menerima saja?
Tidak ilalang tidak!!
Sulit bagi ku menerima kenyataannya, untuk mempercayai apa yang tengah ku hadapi
Disaat aku berusaha memikirkan langkah-langkah ku bersamanya
Dan tiba-tiba semua menjadi begini, tanpa ada pertanda sedikit pun
Ikhlas?
Mungkin aku belum menemukan rasa itu di hati ku
Sakit? Sangat terasa wahai ilalang, menusuk dan menikam rasanya melihat semua berubah begitu saja
Tapi aku bisa apa?
Aku tidak bisa memaksa, walau aku sangat teramat ingin tapi aku tidak bisa memaksakan semua nya dan tak ada pula hak ku untuk memaksa
Semua sudah ada jalannya
Meski bersusah payah aku membangun kata-kata itu untuk diri ku sendiri
Jika bisa aku memilih, biar saja aku hancur bersama angin,biar saja!!
Agar tak lagi ku rasakan perih saat aku terjaga
Tapi Tuhan tidak memberikan pilihan itu ilalang…
Aku tak punya pilihan apapun, aku harus menjalani, aku harus merasakan sakit itu
Karena jauh dari yang aku bayangkan
Tuhan pasti punya cara untuk mengajarkan ku bahkan untuk menghukum ku
Ilalang : Daun, sekarang apa kau menyalahkan angin?
Daun :
Menyalahkan?
Sempat terpikir oleh ku, ini semua tak adil untuk ku mau pun untuk sang pohon
Tapi aku tidak menyalahkan angin ilalang, tidak pernah!
Karena jauh dalam hati ku, angin punya alasan yang kuat untuk melakukan itu
Angin sangat peduli dengan pohon yang telah lama ia lindungi
Aku bisa mengerti, karena itu aku tidak pernah berpikir untuk menyalah kan angin
Sedikit pun tidak…
Ilalang :
Lantas bagaimana dengan pohon?
Kau tidak membenci nya?
Dia tidak berkata ingin bertahan dengan mu atau ingin mempertahankan mu
Malah mungkin saja perlahan-lahan dia mulai berusaha untuk melepas mu
Daun :
Iya…bagaimana dengan sang pohon?
Kau bertanya apa aku tidak membenci
Ilalang, kau tau.
Tak mudah membenci hal yang tumbuh bersama dengan kita
Tak mudah membenci hal yang pernah mengalami berbagai macam kisah bersama kita
Apakah aku benci?
Tidak ilalang!!!
Aku tidak benci, bahkan berpikir untuk membenci pun tidak
Tidak ada alasan ku untuk membenci
Lagi pula Tuhan tidak pernah mengajarkan ku untuk membenci segala sesuatu nya, baik itu yang telah meninggalkan luka sekalipun
Bukan lah suatu ketulusan yang aku berikan, jika pada akhirnya aku memilih membenci
Kau benar,, sang pohon tak pernah berkata akan bertahan atau mempertahankan ku
Tapi sampai saat ini, aku masih punya keyakinan
Bahwa jauh dalam hati nya, dia juga tidak menginginkan hal ini terjadi
Ilalang :
Dan kau percaya??
Meski bisa saja sewaktu-waktu dia beranjak menjauh dari mu?
Daun :
Aku percaya…
Sampai aku melihat atau mendengar dari nya sendiri
Aku tau dia adalah salah satu pohon terbaik yang diciptakan Tuhan
Sehingga aku yakin jauh dibalik sikapnya, hatinya tidak akan memungkiri apa yang sudah pernah ia ucapkan
Tuhan tidak akan pernah membiarkan ciptaan terbaiknya untuk ingkar
Kalau pun nanti keadaan yang memaksa ia untuk ingkar, biarkan…
Tuhan lebih tau segala sesuatu nya
Ilalang :
Terus kau akan bertahan untuk menunggu nya?
Bertahan untuk tetap menyayanginya?
Kau tidak ingin melepaskannya?
Bukankah sakit mu bisa terobati jika kau melepasnya?
Dan memulai menjalani hari mu tanpa dia, bukan kah itu lebih baik?
Daun :
Memang ilalang memang…
Semua yang ada disekeliling ku mengatakan bahwa dengan melepasnya akan bisa menyembuhkan luka ku
Tapi ketahui lah ilalang..
Melepaskan atau bertahan adalah dua hal yang sama pahitnya
Jika hari ini aku melepasnya sedangkan hati ku masih ingin bersamanya itu sama saja menyayat hati ku secara perlahan-lahan
Dan jika aku memilih bertahan dengan selalu mencurahkan semua rasa ku padanya
Setidaknya aku tidak menghukum diri ku, dan setidaknya aku masih tetap bisa menjaga nya dalam setiap doa-doa dan harapan ku
Mungkin dengan bertahan, aku bisa memberikan ruang pada hati ku sendiri kemana ia akan bermuara..
Itu mungkin lebih baik dibandingkan aku harus memaksa hati ku untuk melupakannya
Aku belum bisa untuk berhenti disini begitu saja, begitu juga dengan perasaan ku..
Ilalang :
Daun…
Aku bisa merasakan apa yang kau rasa kan
Sakit memang, mungkin aku belum bisa berpikir sebagaimana engkau berpikir
Tapi sampai kapan engkau akan cukup kuat untuk bertahan?
Sampai kapan engkau akan terus menunggunya, mencurahkan segalanya?
Sedangkan kau tak tau pasti bagaimana dia akan menjelang mu suatu saat nanti, meski dia sekalipun ia sangat menginginkan mu
Tapi dia juga tidak bisa menangguhkan rasanya pada mu
Mungkin kini kau memilih untuk bertahan, dan berharap suatu saat sang angin akan luluh dan membiarkan mu kembali dengan sang pohon
Alangkah baiknya jika sabar mu sekarang, terbalaskan dengan terwujudnya pengharapan mu
Namun jika tidak? Bukan kah ini akan menjadi hal yang sia-sia?
Pahit mu berharap, sakit mu untuk bertahan sama saja tak terbalaskan
Bukan kah itu akan jauh lebih sakit lagi?
Daun :
Ah…iya sebuah pengharapan
Awal nya aku juga berpikir seperti itu ilalang, aku juga memiliki harapan seperti yang kau jelaskan, sangat jelas aku berharap, bahkan sangat berharap
Tapi, melihat bagaimana Tuhan menyayangi ku melalui berbagai pengharapan ku
Aku menghapuskan harapan ku wahai ilalang
Aku tak lagi berharap… Aku tak lagi memikirkan akan bagaimana ujung dari sabar ku
Aku tak lagi memikirkan akan bagaimana akhir jalan ku bersamanya nanti
Jika akhir dari ini aku bisa tetap bersamanya, itu adalah berita baik bagi ku, atau bagi hidup ku
Namun jika nanti aku tetap tidak bersamanya, biarkan saja…
Mungkin itu yang terbaik yang dipilihkan Tuhan untuk ku
Jika tak ada yang bisa menjamin aku akan tetap bersamanya, maka biarkan Tuhan yang mengatur segalanya
Ilalang :
Lantas bagaimana dengan dirimu sekarang wahai daun?
Kau tengah terluka.. Bagaimana kau mengobati itu?
Bagaimana kau akan mengumpulkan kekuatan untuk membangun dirimu, untuk bisa bertahan seperti apa yang ingin kau lakukan
Sungguh… Tak yakin aku melihat mu, karena sedih mu mudah saja terbaca dari raut mu
Daun :
Iya ilalang…kini aku terluka..sangat!!!
Karena baru kali ini aku rasakan hal yang sepert ini
Sekali nya berharap di patahkan
Sekali nya mencurahkan segenapnya tertumpahkan
Sekali nya bermimpi terbantahkan
Biarkan… Biarkan ilalang…
Sakit ini tidak lah begitu buruk bagi ku
Karena melalui sakit ini, melalui jalan ini aku tengah belajar banyak hal
Iya… Banyak hal…..
Aku belajar untuk tidak terlalu berharap, atau bahkan mengubur harapan yang belum aku tau pasti bagaimana jalannya
Aku belajar untuk tetap menyemangati diri ku sendiri, meski tengah terpuruk sekali pun
Aku belajar mulai menata hati ku sendiri
Aku belajar menata langkah ku, agar tak selalu bergantung terhadap pohon bahkan terhadap ranting sekali pun
Aku belajar menatap sebuah pengharapan atau mimpi tak selalu indah
Aku belajar untuk melihat segala sesuatunya tak selalu berjalan sesuai dengan ingin ku
Aku belajar untuk menghargai apa pun yang datang dan pergi di hidup ku
Banyak hal lagi ilalang…
Banyak hal lagi yang ingin ku pelajari dari kejadian yang menimpa ku sekarang ini
Jalan ku masih panjang ilalang
Ilalang : Tapi daun, kau telah kehilangan pohon tempat mu bergantung
Kau bisa saja layu nanti nya, sedangkan pohon, ia akan tetap bisa bertumbuh bahkan lebih tinggi lagi dari ini meski tanpa mu
Apa yang akan kau lakukan?
Daun :
Mungkin aku akan layu, karena tidak bergantung lagi bersama dengan pohon
Tapi aku masih punya Tuhan yang akan menyirami ku dengan kasih sayang nya
Hingga aku bisa terus bertahan, dan menjalani semua nya semampu ku
Jika pun nanti aku semakin layu seiring dengan waktu ku
Itu sudah menjadi jalan ku
Untuk sekarang, aku ingin menata lagi hati ku yang sebagiannya sudah remuk
Yaa…… itu baru sebagian saja hati ku yang remuk
Belum semua, sehingga belum terlambat untuk ku memperbaikinya
Selagi Tuhan masih mendekap ku erat di sisi Nya
Aku akan terus berdoa…
Semoga Tuhan merubah rasa sakit ku ini dengan ketulusan
Semoga Tuhan merubah rasa sedih ku menjadi rasa sayang yang semakin ikhlas
Semoga Tuhan tidak membiarkan aku untuk membenci apa pun dan bagaimana pun jalan hidup ku
Dan semoga Tuhan menggenggam setiap doa-doa ku
Dan melepasnya di saat yang paling tepat
Ilalang :
Daun,, aku tau bagaimana dirimu..
Tak sekuat itu hati mu..
Tapi aku percaya Tuhan punya jalan yang indah bagi mu
Kau tidak sendiri, sakit tak selamanya bersama mu
Maka percaya lah… Kesedihan itu datang bersama dengan kebahagiaan
Hanya saja tak selalu keduanya muncul beriringan
Aku percaya Hati mu lebih kuat dari yang kau bayangkan..
Dan kemudian Ilalang meninggalkan Daun dalam kesendirian nya
terinspirasi dari kata-kata : "Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin (Tere Liye)" yang kemudian kembali dikisahkan berdasarkan pengalaman seseorang teman.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.