2016 di akhir Desember tak sengaja kita berkenalan di messenger, tak sengaja aku memberi pin BBm kepadanya. benar-benar tidak sengaja. Awalnya aku merasa enggan untuk meladeni chattingannya, tapi lagi-lagi ada perasaan tidak enak jika chat sudah di R tidak di balas, ya, lagi-lagi tidak sengaja membuka chatt darinya. sampai dia menelpon pun agak enggan untuk menjawab teleponnya, namun ada dorongan yang entah semacam apa, tiba2 aku reflek menjawab telpon darinya. sampai komunikasi berlanjut mulai dari messenger, BBM, serta Wa.
Sampai aku merasa begitu nyaman dengannya, dia yang selalu gengsi menyatakan perasaanmu terhadapku juga gengsi dalam memberikan pujian, sesekali keceplosan sweet membuat hati ini yang begitu nyaman meleleh.
10 Februari, kita sepakat menjadikan tanggal itu hari besar di hubungan kita. “Entah aku yang begitu beruntung atau kamu yang bodoh?? “Pertanyaan itu selalu terlintas… mengiringi syukurku terhadap Tuhan yang sudah mempertemukan kita (walaupun belum bertemu secara fisik). TakdirNya memang selalu lebih indah dari yang kita rencanakan.
Aku selalu bersyukur Tuhan mempertemukan kita. Dia yang begitu special di hati ini, “Cinta memang mampu merubah dan menundukkan manusia”. Itu kalimat kuno yang terdengar pasaran. Tapi tidak bisa kusangkal, cintaku padanya memang mampu merubah sifat-sifatku terutama jika berhadapan dengannya. Aku yang biasanya begitu keras dan egois langsung luluh jika dengannya. Selalu rela mangalah dalam perdebatan bersamanya. Dia selalu jadi pemenang.
Ketika dia marah, bahkan dia selalu marah hanya kerena hal2 kecil. Namun tanpa dongkol hati ini ikhlas dia perlakukan begitu keras. Tidak pernah sebelumnya aku setunduk ini kepada manusia. Tunduk dlm artian positif, mungkin lebih tepatnya rasa hormat yang begitu ikhlas dan saya lakukan dengan besar hati. Semakin dia marah semakin memberikan pesona besar bagiku untuk semakin mencintainya lebih besar.
Sedikitpun tak kulihat celah kekurangan pada dirinya, jika boleh aku meminta, aku berharap tuhan memantaskan aku untuknya. Merestui aku dan dia menjadi sepasang jodoh. Bagiku sebaik2 akhlak seorang istri adalah istri yg tunduk patuh dengn ikhlas kepada suami, dan aku melihat peluang besar itu jika kita dipasangkan bejodoh..
Sayang yang begitu tulus, rasa hormat yang begitu besar, patuh seikhlas2nya.
aku sangat bersyukur dan bahagia dengan takdir indah ini.
“semoga Tuhan merestui cinta kita”
“semoga kita berjodoh”
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.