Dari Indahnya Air Terjun dan Syahdunya Sunset keemasan

Ini cerita kami, perjalanan panjang melelahkan tapi terbayar dengan sunset di ujung pantai nan indah.

Advertisement

Awalnya saya kira ini hanya wacana yang nggak akan pernah terealisasi, tapi saya mempunyai teman-teman yang tangguh dan berjiwa petualang. Tidak bisa dielakkan kejenuhan di kantor membuat gairah petualang kami menggebu tak ditepiskan lagi ada rasa was-was dan deg-degan dengan apa yang akan kami hadapi nanti di perjalanan pergi dan pulang tapi niat kami bulat, segala kebutuhan kami persiapkan dari yang terkecil. Walau memang tak begitu terperinci karena memang kami mengira-ngira, hihi yang terpenting “sehat selama perjalanan itu harus”.

Sebelum memulai perjalanan kami ini saya mampir ke swalayan untuk membeli sekedar snack dan obat-obatan. Saya yakin dari kami berenam ini pasti 5 orang kawan saya tidak ada yang membawa obat-obatan (tersenyum sambil mengingat wajah mereka) jadi saya berinisiatif untuk membeli sekedar obat-obatan (antangin, obat mag, minyak angin) untuk sekedar jaga-jaga, apalagi mengingat yang menyetir mobil hanya 1 orang kawan kami yaitu Ole driver kecehh badai yang mampu membawa kami dengan selamat sampai tujuan dan pulang dengan sehat membawa kenangan serunya perjalanan kami.

Kami berangkat pukul 23.00 WIB dari Bekasi masuk lewat tol Bekasi Barat ke arah Cikampek, di perjalanan kami sedikit berdebat,

Advertisement

Ole : “GPS bro, yakin lewat sini nih?”

Adi : “Bentar gue liat dulu (sambil membuka aplikasi waze) iyaa bener, ehh tapi ko arahnya puter balik yah.

Gue dan Adi sama-sama membuka GPS untuk melihat jalan

Andi : “Lu yakin, Me, lewat sini?”

Rame: “Iya gue kan sering lewat sini kalau mau ke Bogor (dengan yakinnya)”

Prila: “Setau gue kalo mau ke Bogor ambil yang Jakarta dulu dah (sambil terbata-bata memberitahu kami)”

Gue: “Iye bener kan, lewat jagorawi keluar tol Ciawi, Bro.”

Rame: “Gue sama cowo gue kan sering lewat sini, kosan gue kan daerah Bogor (yakin banget doi ngomong)”

Saya dan kawan yang lain cuma bisa liat-liatan sambil deg-degan.

Advertisement

Udah masuk gerbang tol Cikarang, udah ambil karcis juga lagi, tapi kami masih liat-liatan sambil deg-degan nih, akhirnya saya putuskan untuk keluar pintu tol sekalian nanya petugas tolnya,

Ole: “Mas, kalo mau ke Jagorawi lewat mana ya?”

Petugas Tol: “Oh, mas puter balik masuk tol lagi keluar Cikunir 2 ambil Jakarta nanti juga ada petunjuknya ke Jagorawinya”

Ole: “Oh, makasih yah mas.”

Kami cuma ngedehem, semua mata tertuju pada Rame, petunjuk jalan abal-abal

Tuhhh kan! Rame si nih.”

Serentak pada bilang gitu, hahaha. Yailah, belum ada seperapat jalan udah nyasar aja saya tertawa sejadinya yang lain membully temen saya itu, Rame hanya cekikikan karena menujukan arahan jalan yang salah. Yah, memang beginilah kalo jalan bareng dan parahnya semua nggak ada yang tau jalan. Kita cuma ngandelin GPS pada saat itu hhahahha. Asli, antara gondok sama lucu jadi satu. Lucunya, dari awal emang niat jalan jalan jam 12 malem tapi kami percepat. Tujuannya biar cepet nyampe tapi ini malah puter-puter keder dulu, walhasil yah jam 12 malem juga puter-puternya sejam.

Tapi kami nikmatin itu bagian dari proses awal perjalanan kami.

Sepanjang perjalanan kami terjaga di mobil sambil memutar musik. Sesekali kami mem-bully kawan kami yang salah kasih jalan tadi (canda-tawa dan rasa deg-degan tak lepas dari raut wajah kami). Waktu menunjukan jam 3 pagi, kami sudah memasuki daerah Sukabumi, Cikembang-Jl. Pelabuhan Ratu. Kami memutuskan untuk istirahat sejenak sambil membuat dapur darurat untuk membuat popmie karena udaranya dingin membuat perut kami laper, dan perjalanan untuk menuju Curuk Cikaso itu curam sekali dan masih sepi. Sebelum pergi kami mencari informasi dulu untuk daerah yang ingin kami tuju ini, sambil makan popmie sambil ngegitar, nyanyi bareng, itu rasanya nggak bisa diungkapkan kata-kata deh.

Oh man you’re da’ real an accoustic, gengs I lope u lah pokoknya!

Nikmat bener, sambil mengulur waktu, satu orang kawan kami ada yang tertidur dan kiranya waktu menunjukan pukul 4.00 pagi. Kami bergegas membereskan bekas-bekas sampah kami makan tadi (inget gengs di manapun ke manapun buanglah sampah pada tempatnya) dan segera meluncur. Selama perjalanan dari tempat kami singgah tadi itu jalanannya curam meliuk-liuk seperti lewat gunung gitu, tapi memang kita ngelewatin gunung hihi.

Banyak mobil besar-besar, jalanan juga pas buat satu mobil doang kayanya, jalanan yang curam ditambah penerangan hanya dari mobil kami aja, untungnya driver kami ini handal. Memang sudah makanan doi jalanan seperti itu, bukannya gentar malah girang doi. Sepanjang melewati jalan meliuk-liuk itu, kami sudah agak sedikit ngantuk. Maklum perut kenyang makan Popmie tadi jadi hawanya pengen merem.

Jadi kami gantian tidur nih. Tanpa aba-aba sih yang pertama tidur jelas saya hahaha. Perjalanan masih jauh, saya si lelap. Entahlah gimana itu saya tidur, yang pasti cape banget asal nyender aja, yang penting ada senderan walau temen saya yang kena pegelnya hihihi.

Sampai pada destination pertama kami yaitu Curug Cikaso eng ing eng, perkiraan kami sampai curug tuh sekitar jam 10 pagi, tapi tidak disangka ternyata lebih cepat dari dugaan kami. Sampai curug sekitar jam 8 pagi bayar karcis dan parkir kami langsung berburu air terjun. Eits, tapi saya ganti celana pendek dulu karena cuma bawa jeans satu doang.

Setelah selesai ganti celana kami langsung menuju curug dengan menyewa perahu sekitar Rp 60.000,- PP dari tempat parkiran mobil ke curug. Sebenernya bisa ditempuh jalan kaki memutar sekitar 15 menitan tapi karena kami sudah capek dan ingin cepet nyampe, jadi kami menyewa perahu di sana.

Epic banget pemandangannya! Berasa ada di Kalimantan, lewatin sungai airnya coklat pekat dan tenang banget takut ada buaya aja. Tapi tidak lama mau sampe curugnya airnya agak jernih. Turun dari perahu saya tidak sabar langsung melesat mendahului temen-temen saya, sudah terdengar suara air terjunnya dalam hati bergumam, “Kayanya gede nih air terjun”.

Ternyata benar dugaan saya. Senang tak kepalang seperti baru lihat air terjun pertama kali aja, tak apalah sedikit norak hihi. Ada 2 air terjun di sana, tingginya kurang lebih sekitar 40m dan dalamnya sekitar 20m, itu kata si bapak pemandu perahu kami tadi. Tapi sayang, kami kurang beruntung kali ini karena cuacanya yang musim hujan membuat air terjun ini agak sedikit keruh. Tapi tak apa ini sudah sedikit membayar lelah kami selama perjalanan menuju kemari.

Selesai basah-basahan layaknya anak kecil, kami main dan mandi di curug itu karena waktu itu masih belum ramai pengunjung. Baru kami aja. Jadi berasa punya kami, mandi udah, ganti baju udah, kita lanjut to the next destination tujuan awal yang kita ingin datangi udah dari lama yaitu UJUNG GENTENG.

Tidak terlalu lama di perjalanan hanya sekitar satu jam kami sampai di Ujung Genteng sekitar pukul 12.00 siang hari. Karena perut lapar, kami memutuskan untuk makan dulu. Agak lama mencari tempat makan kami menemukan tempat makan yang ciamik tepat di pinggir pantai Ujung Genteng, makanannya pun tergolong murah meriah tapi nggak murahan. Ikan bakarnya maknyus, nasi ulamnya yang ngenyangin ditambah pemandangan yang aduhaaiiiii.

Sayang buat dilewatin kita makan abis sekitarRp 80.000,- untuk porsi berenam. Gimana? Murah yah? Yoi. Gimana kita bisa nawar aja. Penting kalo kita mau ke daerah, seenggaknya kita bisa sedikit bahasa daerah setempat, enaknya yah gini kalo nawar menawar bisa murah dan tidak dibohongin (angkat alis).

Selesai makan kami mencari villa sambil tanya-tanya sama penduduk setempat dan akhirnya kami dapat villa dengan harga miring sekitar Rp 250.000,- ada kamar, tv, dapur, kamar mandi (itu jelas) dan kebutuhan lain di dapur juga ada, perabotan masaknya juga.

Istirahat sebentar karena kelelahan, driver kami pun tertidur pulas. Sore harinyaa, oh Tuhan ciptaanmu selalu berhasil membuat kami tertegun berkaca-kaca dan bersyukur dapat melihatnya. Epic banget, teduh batin dan raga capek dan masalah beban di dada seketika itu hilang melihat sunset di ujung pantai kaki menapak karang tangan terbuka lebar menikmati cahaya keemasan merasuk sukma.

Suasana tenang suara lembut desiran ombak sore itu membuat teduh batin, kami tak bisa berkata-kata kami terlelap dalam suasana itu. Sesekali bermain air mengambil foto tertawa lepas satu sama lain melengkapi, tenggelam dalam suasana kami nikmati moment itu sekilas melihat spion tentang perjalanan kami menuju ke sini ada gondok, cape, letih, panas, perasaan was-was canda tawa keisengan semua jadi satu tapi itu semua LENGKAP sudah dengan suasana sore itu syahdu.

Gengs, inget satu hal kalo mau traveling yang penting komit pada tujuan kesampingkan dulu egonya demi untuk sama-sama ujungnya pasti indah, keikhlasan inisiatif dan terpenting ingat pada Tuhan di manapun kapanpun,

Jadi traveler yang cerdas, tau diri sama sampahnya yah .

Yah akhirnya kami di villa saling kerok-kerokan sama pijit-pijitan baru istirahat untuk perjalanan pulang besok.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Simple Lady ^^

7 Comments

  1. Rame Uly berkata:

    edannnn,,,,nh cerita yg paling ngocol tapi menyenankan sh ,,karena bisa trip sama tmn �������