Belajar Menciptakan Bahagia Lewat Mindfulness. Demi Hidup yang Lebih Hidup Lagi

bahagia lewat mindfulness

Pernahkan kalian mendengarkan sebuah ungkapan bahwa “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”? Nah maka dari itu kesehatan jiwa dan raga saling berhubungan. Kesehatan jiwa dapat dimanifestasikan dengan memperbanyak emosi positif. Ada beberapa cara untuk meningkatkan emosi positif antara lain dengan bersyukur, bersedekah, memberikan apresiasi terhadap diri sendiri, dan lain-lain.                 

Advertisement

Mungkin beberapa dari kalian bertanya-tanya, lalu bagaimana dengan emosi negatif? Apakah kita harus selalu merasakan emosi positif dan mengabaikan emosi negatif? Sebetulnya emosi negatif seperti sedih itu boleh lho, kalau kalian sedang mengalami situasi yang tidak mengenakkan sehingga mengakibatkan munculnya emosi sedih nggak usah dipaksakan harus merasakan emosi positif, tapi saat sedang merasakan emosi positif juga nggak usah mengingat-ingat emosi negatif sehingga membuat perasaanmu menjadi terpuruk. Kuncinya adalah aware dengan emosi yang kita rasakan, jujur dengan emosi yang kita rasakan dan menerima emosi yang kita rasakan.               

Setelah membahas tentang emosi—baik positif maupun negatif, kita akan lebih dalam  membahas mengenai salah satu bentuk dari emosi positif yaitu bahagia. Seligman—salah seorang pendiri aliran positive psychology, mengartikan kebahagiaan sebagai muatan emosi dan aktivitas positif. Kebahagiaan menurut Seligman (2013) adalah kehidupan yang menyenangkan dengan meyakini apayang kita pilih demi pilihan itu sendiri. Sedangkan tentang merasa senang dan bahwa cara kita memilih jalan hidup kita adalah untuk berusaha memaksimalkan perasaan kita.               

Dalam buku Authentic Happiness, Seligman menjelaskan secara umum ada tiga macam bentuk kebahagiaan yang dicari oleh manusia dalam kehidupan ini antara lain hidup yang penuh kesenangan (pleasant life), hidup yang nyaman (good life), hidup yang bermakna (meaningful life). Seseorang yang memilih kebahagiaan hidup dalam bentuk pleasant life akan melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya dan fokus untuk mencari kesenangan sebagai tujuan hidup.               

Advertisement

Berbeda dengan pleasant life, orang yang memilih hidup yang nyaman sebagai tujuan akan melakukan hal yang membuat mereka nyaman atau tidak gelisah. Sedangkan orang yang memilih meaningful life sebagai tujuan hidup akan merasa menjalani hidup dengan sangat memahami esensi dari kehidupan yang ia jalani selama ini. Selain itu, mereka juga menyebarkan energi positif agar orang di sekitar juga ikut bahagia atas aktivitas positif yang kita lakukan.               


Lalu, bagaimana cara kita untuk meningkatkan kebahagiaan kita agar emosi yang kita rasakan didominasi oleh emosi positif sehingga menghasilkan aktivitas positif pula?               


Advertisement

Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah berlatih mindful. Di awal kita telah mengetahui bahwa kita sebaiknya aware dengan emosi yang kita rasakan. Berlatih mindful dapat meningkatkan awareness terhadap emosi yang kita rasakan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai mindfulness, pengertian mindfulness sendiri merupakan sebuah keadaan penuh perhatian (attention) dan kesadaran (awareness) pada apa yang terjadi pada masa sekarang (Brown & Ryan, 2003). Itulah mengapa berlatih mindful dapat meningkatkan self awareness.               

Bentuk-bentuk mindfulness ada bermacam-macam mulai dari mindful dalam mengelola emosi, mindful dalam hal makan, serta yang sedang ramai dipraktikkan di masa sekarang adalah mindfulness meditation. Kembali ke pertanyaan awal, dapatkah kebahagiaan didapatkan melalui mindfulness? Jawabannya adalah bisa. Mengapa demikian?               

Pertama, ketika kita memusatkan perhatian kita pada apa yang kita rasakan meskipun hal-hal kecil seperti ritme nafas, body temperature, serta apa yang kita lihat akan membantu kita fokus. Kegiatan memusatkan perhatian ini disebut monitoring. Monitoring dapat membuat kita lebih bahagia karena kita menjadi menikmati dan menghargai hal kecil yang mungkin tidak kita sadari namun ternyata membahagiakan.               

Kedua, saat kita mindful kita menjadi menerima kejadian apa yang kita alami saat itu. Penerimaan menjadikan kita lebih bahagia karena stressor yang menurut kita berat akan ditoleransi dengan menerimanya. Dengan menerima apa yang kita alami saat itu akan mengurangi self judging. Beberapa quotes yang terkenal saat ini juga mengatakan bahwa “ada beberapa hal yang harus kita nggak apa-apa-in".               

Ketiga dan merupakan yang terakhir, kita sudah sedikit menyinggung di awal pembahasan tadi bahwa sebaiknya kita mengizinkan emosi yang sedang dirasakan untuk kita alami. Setelah mengizinkan emosi untuk dirasakan, kita juga sebaiknya mencari tahu mengenai trigger apa yang membuat kita mengalami emosi itu.

Jadi, dengan bersikap mindful, kita menjadi lebih bahagia karena di saat kita mengalami stressor ataupun trigger yang sama, kita dapat mengatasinya dan juga melakukan kegiatan preventif agar sensitivitas kita terhadap stressor atau trigger menurun sehingga kita tidak mudah stress dan menjadi lebih bahagia.               

              

Referensi:

Brown, K. W., & Ryan, R. M. (2003). The Benefits of Being Present: Mindfulness and Its Role in Psychological Well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 84(4), 822–848.

Lindsay, E. K., Chin, B., Greco, C. M., Young, S., Brown, K. W., Wright, A. G. C., Smyth, J. M., Burkett, D., & Creswell, J. D. (2018). How mindfulness training promotes positive emotions: Dismantling acceptance skills training in two randomized controlled trials. Journal of Personality and Social Psychology, 115(6), 944–973.

Seligman, M.E.P. (2013). Beyond Authentic Happines, Menciptakan Kebahagiaan Sempurna dengan Psikologi Positif. Bandung: Kaifa

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.