Apakah teman-teman pembaca sering membaca buku? Apakah teman-teman adalah tipikal orang yang senang mempelajari hal-hal baru dari buku? Mungkin di antara kalian ada yang menjawab iya dan tidak.
Buku dikatakan banyak orang sepanjang sejarah umat manusia sebagai benda yang menyimpan banyak ilmu pengetahuan. Ilmu-ilmu tersebut ditulis dan dijilid menjadi buku oleh para penulis dan peneliti agar buah pikiran mereka dapat disebarluaskan kepada khalayak ramai. Jika seseorang membacanya, orang tersebut sedang membaca banyak ilmu pengetahuan.
Terdapat banyak macam buku yang tersebar di berbagai belahan dunia. Dari buku-buku yang ditulis memang untuk tujuan penelitian sampai buku yang ditulis hanya untuk hiburan semata, seperti novel. Buku-buku tersebut sekarang mudah dijumpai di toko buku yang tersebar di beberapa kota atau dapat dibeli melalui transaksi online.
Tapi ada beberapa buku yang memang sengaja tidak disebarluaskan ke khalayak ramai karena beberapa sebab. Mungkin di antaranya karena buku itu memang ditulis hanya untuk dibaca oleh beberapa kalangan atau mungkin karena buku itu terlalu banyak mencantumkan tentang rahasia yang tidak boleh diketahui oleh khalayak ramai.
Membaca buku disebutkan membawa dampak baik bagi si pembaca. Si pembaca dapat mengetahui beberapa ilmu yang beragam, mampu berpikir kritis, dan mungkin terhibur dari buku yang mereka baca.
Tetapi orang-orang lupa bahwa dampak baik dan dampak buruk selalu berjalan beriringan dalam segala hal. Membaca buku pun juga membawa dampak negatif bagi sebagian orang. Dampak yang hadir pun beragam, tidak semua orang mengalami dampak yang sama.
Bagi saya sendiri yang sering membaca berbagai macam buku, dampak yang paling saya rasakan adalah saya menjadi lumpuh. Mungkin itu terjadi karena bias berpikir kritis. Ya, berpikir kritis adalah salah satu dampak dari terlalu sering membaca buku.
Saat saya ingin melakukan sebuah kegiatan, saya pasti memikirkan hal-hal tersebut secara kritis. Namun, karena saya terlalu lama dan terlalu banyak menggunakan dasar berpikir yang saling bertolak belakang, pada akhirnya saya tidak melakukan apapun. Hilang sudah rencana saya pada saat itu.
Dampak kedua yang saya rasakan adalah saya menjadi seseorang yang berpikir dengan cara yang berbeda dari kebanyakan orang. Banyak buku yang mengajarkan saya untuk berpikir atau melihat sesuatu dengan cara pandang yang berbeda. Memang itu tidak salah, tapi pasti ada dampak buruknya juga.
Saya sulit menyatukan ide atau gagasan saya dengan orang lain. Cara pandang saya dan cara pandang orang lain terhadap suatu hal pasti berbeda. Jika saya bisa menjelaskan secara detail tentang pandangan saya kepada orang lain, mungkin dampak tersebut tidak akan begitu mengganggu, tetapi jika saya tidak bisa?
Di dunia yang sudah saling terhubung ini, komunikasi adalah hal yang sangat penting. Kemampuan kita menyebarkan pemikiran kita adalah hal yang krusial. Memang berpikir secara berbeda mampu menghasilkan ide yang beda dari yang lain, tetapi itu juga harus diimbangi dengan kemampuan mengkomunikasikan ide tersebut dengan orang lain.
Dampak buruk yang selanjutnya adalah mereka yang sering membaca buku akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Mereka sudah nyaman dengan apa yang mereka dapatkan dari membaca buku. Mereka juga mungkin tidak nyaman karena masyarakat sekitar mereka tidak bisa menjadi teman yang lebih baik dari buku.
Mungkin dampak ini juga bisa menjadi dampak positif. Kenapa? Karena sekarang banyak orang yang saat dalam situasi diskusi atau mengobrol, mereka hanya membicarakan hal-hal yang tidak penting. Sedangkan kebanyakan pembaca buku adalah tipikal orang yang sangat ambisius dengan mimpi-mimpinya. Mereka tidak mau menghabiskan waktu mereka hanya dengan hal-hal remeh seperti itu.
Tapi tetap, bersosialisasi adalah hal yang penting di dunia ini. Jika kita tidak bersosialisasi dengan orang lain, kita tidak akan bisa bekerja sama dengan mereka. Tidak perlu bersosialisasi dengan banyak orang, cukup seperlunya saja.
Dampak terakhir yang mungkin saya rasakan adalah munculnya sikap sombong dalam diri saya. Saya merasa bahwa pembaca buku kelas kepintaran otaknya lebih tinggi daripada orang lain. Padahal ilmu pengetahuan tidak hanya didapatkan dari membaca buku, bisa dari metode yang lain, seperti membuat pengalaman sebanyak-banyaknya.
Ada sebuah fenomena unik yang ditemukan pada tahun 1999 oleh dua psikolog bernama David Dunning dan Justin Kruger. Mereka melakukan penelitian terhadap kemampuan berpikir manusia dan mereka mendapatkan sebuah fenomena unik dari hasil penelitian itu. Fenomena tersebut mereka beri nama sebagai Efek Dunning Krugger.
Efek Dunning Kruger adalah fenomena dimana seseorang yang sedang belajar sesuatu dalam skala yang masih kecil, tetapi merasa memiliki pengetahuan yang sudah sangat luas. Rasa sombong yang tercipta dari membaca buku hadir karena efek tersebut. Para pembaca buku beranggapan bahwa ilmu yang sudah mereka dapatkan dari membaca sebuah buku sangatlah luas, sehingga mereka mampu untuk merendahkan orang lain.
Semua hal di dunia ini pasti memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing, dan membaca buku pun juga begitu. Kita sebagai manusia yang dibekali akal dan hawa nafsu harus mampu untuk mengendalikan sisi buruk itu. Karena manusia yang bijak adalah manusia yang mampu menggunakan akal mereka dan mengendalikan hawa nafsu mereka.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”