Mengenal orang baru adalah salah satu hal yang seru. Kita bisa mengetahui beberapa hal tentangnya yang mungkin tidak terdapat pada orang lain. Apalagi jika sifatnya mirip dengan sifat kita. Beda sekali rasanya.
Hari itu awal mula aku mengenalnya. Aku kaget, kami memiliki banyak kesamaan. Menurutku, dia sosok yang berbeda. Entahlah, singkatnya aku mengaguminya.
Aku tidak ingin mengagumi, tapi ini terjadi tanpa aku sadari.
Aku adalah tipe orang yang tidak mudah untuk kagum pada sesuatu ataupun seseorang. Itu berarti dia sangat istimewa. Berteman dengannya sangat menyenangkan. Hingga, aku merasa perasaan ini bertambah.
Aku hanya ingin berteman baik dengannya. Namun, secara bersamaan aku juga semakin mengaguminya. Apakah perasaan ini bisa berubah menjadi cinta? Aku takut. Iya, aku takut jatuh cinta padanya.
Aku takut perasaan kagum ini berubah menjadi cinta.
Lebih tepatnya, aku takut merasakan perihnya luka saat mencintai seseorang yang tidak mencintaiku kembali. Aku tahu, aku sudah pulih dari luka lama. Namun lukanya meninggalkan bekas yang dalam. Aku takut ada lagi luka yang tergoreskan.
Mengenalnya adalah hal yang indah. Untuk memiliki? Aku cukup sadar diri. Aku merasa dia pantas mendapatkan yang lebih baik dariku. Walau banyak orang di sekitarku mengatakan bahwa aku pantas untuknya, tapi aku tidak merasa seperti itu. Kecuali perkataan itu keluar dari dirinya sendiri.
Kamu begitu istimewa untuk diriku yang sederhana.
Aku sadar, aku seharusnya tidak menyimpan perasaan seperti ini. Di hatinya sudah terisi sebuah nama. Rasanya sangat mustahil jika dia juga menyimpan rasa yang sama untukku. Ya Tuhan, tolonglah hamba-Mu ini :)
Aku hanya tidak ingin berharap padanya. Kita hanya berkenalan via online. Baginya, virtual adalah hal yang tidak mungkin untuknya. Sadarlah diri, dia sendiri yang mengatakan hal itu.
Hanya lewat pesan, suara, dan gambar, tapi perasaan melayangnya terasa begitu nyata.
Baiklah diriku, sudah cukup. Jangan terlalu peduli padanya. Jangan sampai, kamu merasa sakit lagi. Tidak cukupkah luka yang kamu rasakan terakhir kali?
Sayangi dirimu sendiri. Ingat, dia belum sembuh dari luka lamanya. Sebaiknya kamu menjaga jarak. Agar kamu tidak terlalu berharap.
Rawat hatimu, jangan sampai terluka seperti dulu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”