Aku hanya ingin melihat segala sesuatunya tertata dengan rapi dan bersih. Buku-buku di di rak yang tersusun, lantai yang tak ingin aku lihat ada air tergenang di atasnya, dan mainan yang diletakkan di tempatnya kembali ketika selesai digunakan.
Tetapi kini aku menyadari bahwa ada makhluk Tuhan paling menggemaskan yang kadang membuat ke-perfeksionisanku ditunda untuk sementara. Makhluk itu adalah anakku. Anakku yang mulai beranjak 1 tahun. Anakku yang mulai bisa berjalan sendiri. Yang mulai bisa meraih benda-benda yang diinginkannya. Yang mulai bisa menumpahkan makanan dan minuman ke lantai.
Naluriku sebagai ibu yang tidak betah melihat sesuatu yang berantakan, tentu saja selalu membersihkan makanan dan minuman yang ditumpahkan anakku, atau merapikan benda-benda yang dilemparkan tak tentu arah oleh anakku. Aku tidak bisa diam saja melihat kekacauan, aku tidak tenang berjalan di lantai yang terdapat banyak tumpahan makanan berceceran. Secara otomatis tanganku langsung mengambil sapu dan kain pel untuk mengembalikan semuanya seperti sedia kala.
Belum lagi jika anakku yang menggemaskan tersebut mengacak-acak isi lemari dan menghamburkan seluruh pakaian yang ada di dalamnya. Refleks tanganku melipat dan merapikan kembali baju-baju yang berserakan tersebut dan memasukannya kembali ke lemari. Aku tak tahan dengan sesuatu yang tidak tertata rapi. Walaupun aku tahu, 5 menit kemudian anakku akan kembali mengacak-acak isi lemari itu.
Sebenarnya sudah banyak yang menasihatiku untuk tidak terlalu ketat soal kebersihan dan kerapian rumah. Mengingat anakku yang menggemaskan yang lagi senang-senangnya bereksplorasi. Menurut mereka, kotor dan berantakan sedikit tidak masalah. Tapi, bukan aku tidak suka melihat anakku yang super aktif.
Aku hanya ingin suasana rumah tetap kondusif dalam artian bersih dan rapi demi menjaga kewarasanku sebagai ibu. Mungkin dari kecil aku sudah dibiasakan oleh orang tua untuk selalu merapikan barang-barang yang berserakan, membersihkan lantai jika terlihat ada yang kotor. Jadi sampai sekarang, aku tidak tahan jika melihat sesuatu yang dirasa mengganggu. Karena buatku, semakin yang kotor atau berantakan itu dibiarkan, maka akan semakin memakan waktu untuk membersihkannya dan pada akhirnya rasa malas akan muncul. Seperti tumpukan cucian yang terlalu lama dibiarkan menumpuk, pada akhirnya tumpukan itu akan semakin banyak.
Aku tidak sedang membandingkan dengan ibu-ibu lain yang mungkin tidak sepemikiran denganku. Setiap ibu punya cara masing-masing dalam mengatur rumah tangganya dan mungkin ini adalah caraku. Buatku yang terpenting adalah bagaimana ibu bisa bahagia dengan caranya sendiri. Dan dengan cara apapun itu aku yakin itu adalah pilihan yang terbaik bagi setiap ibu :)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”