Kesedihan yang mendalam dapat dialami siapa pun. Terlebih rasa bersalah yang begitu dalam dan dianggap tidak berguna dan tidak ada artinya seorang anak oleh keluarganya sendiri membawa duka yang mendalam, menoreskan luka, dan airmata. Apakah arti hidup ini? Seakan semua luka ini harus ditanggung sendiri tanpa ada yang mengerti.Â
Penghakiman adalah kesenangan. Kamu lah yang salah. Kamu lah yang salah. Kamu lah yang salah. Seakan-akan yang lain tanpa dosa. Kapankah mata dapat melihat kepedihan hati? Semuanya buta.Â
Kisah cinta yang indah telah lama kuragukan. Aku tidak merindukan hal itu lagi. Kenyataannya cerita cinta dalam drama dan film hanya merusak harapanku tentang kisah cinta yang diimpikan. Harapan memang tidak sesuai kenyataan. Keluarga yang selalu menyalahkan tanpa mau mengerti membuatku membuang segala hal tentang cinta. Bagiku kisah cinta hanya karangan dari sepenggal khayalan dan kata-kata bualan.Â
Tidak ada yang menginginkan kecewa dan air mata, tapi semua terjadi tanpa ku pinta. Pikirku, lebih baik kutanggung sendiri. Tak ingin ku memberatkan siapapun. Lebih baik ku jalani sendiri. Perih memang. Akan ku biasakan diriku sendiri.
Tidak ada yang mengerti hati ini, hanya Tuhan yang maha tahu. Sakit hati ini. Hanya Tuhan yang mengerti, di saat semua orang mengarahkan telunjuknya kepadaku. Hanya Tuhan yang tahu apa isi hati ini. Orang-orang hanya bisa melihat apa yang di depan mata, tapi Tuhan melihat hati. Orang-orang hanya dapat menerka-nerka lewat sikap, perilaku dan perkataan. Tapi hanya Tuhan yang tahu keseluruhan. Orang hanya sedikit tahu, sekedar berbicara, sekedar bercerita, tapi belum tentu menerima.Â
Rasanya aku tidak siap diperhadapkan kepada situasi yang lebih mencekam lagi ketika masuk dalam keluarga yang baru. Pasti terasa kaku dan asing. Tidak dapat kujalani dengan hal yang sama dua kali lipat. Penolakan keberadaan diri adalah ketakutanku. Lebih bebas untuk hidup sendiri. Bebas dari tuntutan orang. Bebas dari keributan. Bebas untuk menyalurkan bakat.
Aku hanya meminta satu kepada Tuhan, yaitu kebahagiaan. Tak ku minta kekayaan atau kesuksesan atau kepamoran. Aku hanya ingin berbahagia. Kekayaan itu baik tapi tanpa kebahagiaan, bagaikan permata yang mencair menjadi airmata. Kesuksesan, pamor, jabatan, dan pangkat tak akan memuaskan jiwa yang kering. Bagiku kebahagiaan lebih indah, karena hal ini tidak dapat dibayar oleh uang dan tidak dapat dipuaskan oleh pencapaian. Kembali kepada Tuhan karena hanya Tuhan yang Maha Tahu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”