Bayangkan kamu meletakkan sekelompok kepiting dalam sebuah ember kecil yang terbuka, kondisi yang sesak tentu memaksa kepiting untuk merangkak keluar dari ember, namun ketika salah satu kepiting berhasil memanjat dan hampir melarikan diri, kepiting lainnya akan mencapit dan menariknya kembali kebawah hingga tak ada dari semua kepiting tersebut dapat keluar dari ember. Kepiting bertindak demikian demi solidaritas, dibanding membiarkan kawannya keluar dari wadah dan dimakan mangsa, mereka lebih memilih kematian kolektif di dalam ember.
Kepiting dalam ember adalah metafora tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok akan mencoba untuk menarik orang lain kebawah agar selalu di tempat yang sama, namun bukan demi solidaritas melainkan untuk membuat diri mereka lebih unggul dari yang lain. Hal ini disebut dengan crab mentality atau mentalitas kepiting.
Menurut Psychology today, Mentalitas kepiting adalah analogi perilaku egois atau rasa iri seseorang atas kesuksesan orang lain. Mentalitas kepiting juga didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk menarik orang-orang disekitar mereka yang dianggap lebih baik dari mereka dalam aspek apapun.
Orang dengan mentalitas kepiting sering berpikir bahwa jika mereka tidak dapat memilikinya, maka orang lain juga tidak dapat memilikinya, itulah sebabnya mereka menarik orang lain kebawah agar mereka tidak gagal sendirian. Mereka akan berusaha untuk menurunkan rasa percaya diri orang lain melalui kritikan, ejekan, meremehkan, serta tindakan manipulatif lainnya untuk menahan orang lain mencapai kesuksesan sehingga dirinya tidak merasa tertinggal.
Faktanya banyak dari kita memang secara naluriah mengharapkan orang lain untuk jatuh, khususnya di lingkungan rekan dan kerabat. Misalnya ketika kamu ingin memulai bisnis, alih-alih mendukung dan memotivasi, akan ada seseorang yang melempar kritik dan menakut-nakuti kamu mengenai betapa beresikonya bisnis tersebut sehingga kamu berhenti di tengah jalan, atau ketika salah seorang teman meminta kamu untuk ikut bolos sekolah/bekerja sehingga mereka tidak sendirian. Singkatnya adalah mereka ingin kamu berada di level yang sama dengan mereka.
Mentalitas kepiting lahir dari berbagai sumber, termasuk rasa kecemburuan, rasa iri, perasaan insecure, rendah diri, dan perasaan kompetitif. Tanda-tanda seseorang cenderung memiliki mentalitas kepiting adalah
- Memiliki pola pikir orang lain tidak boleh lebih sukses dari saya
- Cenderung mengkritik dan menyalahkan orang lain
- Memiliki anggapan yang buruk terus-menerus tentang pencapaian orang
- Bersaing dengan cara tidak sehat
- Menganggap bahwa kesuksesan orang lain hanya diperoleh dari keberuntungan dan privilege
Umumnya orang dengan mentalitas kepiting adalah mereka yang mempunyai pola pikir tidak sehat dimana mereka memiliki motivasi emosional merasa lebih baik dari semua orang juga benci mengakui fakta bahwa ada orang yang lebih baik dari mereka. Â Hal lain yang memicu seseorang memiliki mentalitas kepiting adalah mereka merupakan korban dari mentalitas tersebut dari orang lain, sehingga memproyeksikan mentalitas ini ke orang-orang di sekitarnya. Misalnya karena kurangnya apresiasi dari orang tua yang membuat mereka merasa bahwa kesuksesan mereka tidak valid, hingga meninggalkan luka emosional dan menyebabkan penyebaran mentalitas kepiting di lingkungan sosialnya.
Pada akhirnya jangan menjadi kepiting untuk orang lain karena tidak ada yang menguntungkan dari menarik jatuh siapapun, mengkritik atau menghambat kesuksesan orang lain tidak benar-benar membuat kita berada di atas. Akan ada orang yang selalu lebih kaya, lebih sukses, lebih pintar dan lebih bijaksana, jika terus-menerus merasa dalam persaingan, maka harga diri yang stabil akan sulit untuk dibangun.
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”