Corona, si Pembuat Gaduh yang Membawa Perubahan

Sisi-sisi lain Corona

Memang benar, wabah Virus Corona atau COVID-19 ini sebagai "musuh" dunia saat ini, ribuan orang terinfeksi, ribuan orang meninggal, tapi ribuan orang juga sembuh. Hal buruk terjadi begitu luas saat ini, ekonomi lesu, kesehatan tumbang, bahkan sosial pun terkena imbasnya. Tidak main-main. Berawal dari Wuhan, virus ini menyebar begitu cepat ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Seketika kekacauan terjadi, berbagai wilayah bagai kota mati, bahkan tidak sedikit orang menyebut hal ini seperti keadaan zombie, terlebih, ketika melihat keadaan di Wuhan begitu banyak orang kejang-kejang secara tiba-tiba di tempat umum. Genting sekali.

Advertisement

Tidaklah kecil dampak yang terjadi akibat virus ini, dunia bagaikan terbalik. Hampir semua manusia panik. Kekhawatiran timbul menjadi lebih tinggi. Pengurangan aktivitas manusia spontan banyak dilakukan. Keadaan chaos sekali. Kebijakan pemerintah untuk lockdown banyak digaungkan. Manusia benar-benar dibuat seolah tidak berdaya. Sampai saat ini, ribuan orang di Indonesia positif terkena virus ini. Setiap harinya 100-300 orang di Indonesia positif terkena COVID-19, angka yang naik secara signifikan. Bahkan, banyak tenaga medis yang gugur dalam tugasnya. Selamat jalan, pahlawan.

Virus ini memang begitu besar dampak kekacauannya. Meski begitu, coba kita lihat sisi kecil di balik kekacauan COVID-19 ini. Diam di rumah, berbincang keluarga, beresin rumah, berjemur, hidup lebih bersih, selalu menjaga kesehatan, adalah sebagian hal yang jarang sekali terjadi dan dilakukan banyak manusia sebelum pandemi ini datang, tentunya, karena berbagai kesibukan yang membuat itu jarang terjadi dan dilakukan. Atau mungkin, karena malas?

Bahkan tidak jarang, ketika tidak ada virus ini, rumah hanyalah sebagai tempat transit. Akan tetapi, ketika virus ini hadir dengan dampaknya yang besar, manusia jauh lebih memaknai rumahnya kembali. Tempat tinggal, berteduh, tempat menyelamatkan diri, dan bahkan tempat kembali ketika di luar sana penuh kekacauan. Manusia bisa lebih dekat dengan keluarganya, manusia bisa lebih mengerti makna kehidupannya, manusia bisa lebih berhati-hati, manusia bisa lebih rajin menjaga kebersihan, bahkan, tidak sedikit, manusia yang semakin taat pada Tuhan-nya.

Advertisement

Sudah tentu kebahagiaan-kebahagiaan itu sangat sulit terjadi, atau malah, hanya ketika ada pandemi ini saja? Entahlah, yang pasti, begitu banyak hal yang kita lewatkan di hari-hari biasanya. Ketika pandemi ini meluas, mungkin ini teguran dari sang pencipta untuk kita kembali ke rumah bersama keluarga.

Jika kita melihat lebih jauh lagi, sebenarnya begitu banyak hal yang membuat kita bahagia di balik kacaunya COVID-19 ini, entah bakat masak tiba-tiba keluar, bakat nulis tiba-tiba datang, atau mungkin memuaskan hobi. Yaaaa meskipun di luar sana penuh kekacuan. Dan ingat, kita hanya terjebak dalam situasi kebosanan. Temukan rutinitas yang menyenangkan. Sejenak kita bisa melihat keadaan bumi ini sekarang. Angka presentase polusi yang turun, udara yang bersih, dan situasi yang sangat tenang. Tidak ada gemerlap serta huru-hara dunia. Seolah manusia-manusia beristirahat sejenak dari hal duniawi yang di hari biasanya begitu keras.

Advertisement

Hal lain. Mungkin kita tidak lagi menyaksikan macetnya Jakarta seperti hari biasanya. Iya, si Corona akhirnya bisa menghilangkan macetnya Jakarta yang sangat akut. Hebat sekali. Jadi teringat ucapan sopir bis ketika perjalanan pulang kampung, sopir itu berkata pada temannya, "Sing gawe Jakarta lancar ki Corona tok." Jika dipikir, iya juga, ya.

Pembatasan aktivitas dan penutupan ruang umum bukan berarti juga menutup hati nurani sesama manusia, syukur, begitu banyak manusia dari berbagai kalangan menggalang dan berdonasi untuk membantu sesama, membantu segala macam kebutuhannya, sembako hingga alat medis tak luput diberikan, justru utama. Seharusnya, pandemi COVID-19 ini bisa dijadikan momen untuk bahu-membahu antar manusia, bukan saling serakah apalagi egois. Dan hal itu terbukti, banyak kalangan dan lembaga yang terjun langsung membantu, memanfaatkan situasi sebagai ladang amal, dan menunjukan bahwa, kita rakyat Indonesia bisa bersatu melawan Corona ini, iya, Corona, si "musuh" dunia saat ini.

Dalam sebuah video yang beredar, teriakan "Semangaaatt.. semangaaatt," tedengar jelas dari warga yang tetangganya terkena COVID-19. Haru sekali. Menggambarkan bagaimana kita seharusnya menyemangati satu sama lain dalam keadaan seperti sekarang, bukan malah penolakan yang banyak beredar.

Kita sebagai manusia hanya bisa berharap COVID-19 ini bisa pergi secepat-cepatnya dan sejauh-jauhnya. Selepas itu, hal positif yang dilakukan manusia pada pandemi Corona ini bisa tetap bertahan. Menjaga kebersihan, menjaga kesehatan, dan saling mengerti satu sama lain, 3 hal yang sering dilupakan manusia, padahal, ketiganya sangat penting bagi kehidupan. 

Dan, ingat, itu hanya sebuah harapan bagi kita, manusia. Tapi, harapan itu bisa terwujud apabila kita ikhtiar melakukannya, dan, konsisten. Iya, apalah arti harapan tanpa ada ikhtiar. Toh, kita sering mendengar kalimat bijak yang berbunyi, "Manusia yang berusaha, tuhan yang menentukan." Bukankah begitu? 

Sepertinya memang pantas kalimat bijak itu diaplikasikan saat ini, dan, pastinya selepas wabah ini hilang, agar kita terus terpacu melakukan hal positif, terutama dalam hal kebersihan, kesehatan, dan sosial. Yaaa anggap saja penyebaran COVID-19 ini sebagai bentuk pembelajaran agar kita hidup bersih, menjaga kesehatan, dan peduli sesama. Untuk apa jika suatu musibah datang, tapi, kita sebagai manusia tidak bisa mengambil hikmahnya. Toh, pada hakikatnya manusia butuh teguran atas sikap dan perilakunya. Iya, kan? 

Yang pasti, kita sebagai manusia, apakah akan terus meratapi nasib? Yang justru semakin membuat terpuruk dan memburuk keadaan, atau, malah bersikap seperti pembelajar? Yang mengambil hikmah pada setiap kejadian. Sebuah pilihan. Entahlah, pada akhirnya, apakah pandemi ini membawa kebahagiaan? atau, justru membawa kesengsaraan?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini