Merasa Hidupmu Masih Gini-gini Aja? Yuk, Cobain Cara-cara Ini Biar Makin Kenal Sama Diri Sendiri

Hidup ini bukan lomba lari yang harus berebut sampai duluan

Hari ini (8/8) tepat 6 hari setelah Ganda Putri Bulu Tangkis Indonesia (Greysia Polii & Apriyani Rahayu) meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Entah kenapa vibes-nya masih terasa sampai sekarang. Apalagi hal ini terjadi di bulan Agustus, bulan semarak kemerdekaan masyarakat Indonesia.

Advertisement

Moment berkibarnya Bendera Merah Putih saat pembagian medali seharusnya menjadi cambukan bagi kita ketika kita hanya berdiam diri, bermalas-malasan tanpa mengerjakan apa pun. Hal itu juga bisa membawa kita ke tumpukan ingatan, memilah-milah sejenak, apa saja yang sudah kita lakukan selama ini.

Sebagian dari kita mungkin sudah merasa puas dengan pencapaian yang didapat namun sebagian yang lain ada yang masih merasa kok hidup cuma gini-gini aja ya. Kata “gini-gini aja” disini memiliki makna yang luas, ini menyangkut ukuran keberhasilan yang kita raih yang tentu bisa dilihat dari beberapa faktor misalnya finansial, karir, jodoh, pendidikan, spiritual dan sebagainya.

Kita pasti pernah merasakan dibanding-bandingan dengan teman-teman kita sejak kecil oleh orang tua kita dan dituntut bisa berprestasi di sekolah. Sebenarnya tujuan orang tua agar kita termotivasi untuk lebih giat belajar dan berusaha namun terkadang hal itu justru membuat kita merasa minder atau kurang percaya diri dan merasa tidak mampu.

Advertisement

Bahkan ada beberapa dari kita malah menarik diri karena merasa tidak sepadan dengan teman-teman yang berprestasi. Budaya membanding-bandingkan ini memang sudah melekat di negara kita dengan menyamaratakan semua kondisi dan ukuran keberhasilan berdasarkan kebiasaan saja tanpa memikirkan faktor lain yang bisa manjadikan penyebab orang tidak berhasil.

Di dalam dunia kerja pun, saat penerimaan karyawan baru tak jarang perusahaan membutuhkan pembanding pelamar kerja yang lain untuk menentukan mana yang akan dipilih sebagai karyawan walaupun perusahaan sebenarnya sudah mempunyai tolok ukur tersendiri yang bisa dinilai pada saat proses recruitment.

Advertisement

Budaya tersebut tidak terasa kita bawa juga dalam kehidupan sehari-hari. Kita sering melihat teman-teman sekitar kita lebih sukses, lebih pintar, lebih kaya, lebih ganteng/cantik dan lebih menarik dibandingkan kita. Kita juga melihat beberapa teman kita sudah menikah, mempunyai anak, mempunyai rumah, mempunyai mobil, bisa kuliah S2 di luar negeri, mempunyai karir yang bagus dan masih banyak yang lainnya. Melihat itu semua kita jadi merasa jauh tertinggal dan membuat kita insecure serta memilih untuk menarik diri misalnya dengan tidak mau mengikuti reuni sekolah atau kuliah karena merasa masih gini-gini aja.

Melihat kondisi tersebut, kita seharusnya lebih mengenal diri kita. Kasihan diri kita yang selalu menjadi korban budaya membandingkan-bandingkan sejak kecil sampai sekarang. Coba kita analisa apa saja yang menjadi tujuan hidup kita dari beberapa faktor yang sudah disebutkan di atas, mana yang sudah tercapai dan belum tercapai.

Pelajari apa saja penyebab tidak tercapainya dan cari solusinya. Misalnya kita belum bisa melanjutkan kuliah S2 di luar negeri karena skill bahasa inggris kita masih kurang bagus, solusinya bisa dengan mengikuti les bahasa inggris, bergabung di komunitas bahasa inggris, membaca buku atau belajar dari Youtube.

Ada tips journaling dari salah satu Influencer yang bernama Andra Alodita dalam Instagramnya, saat kita merasa demotivasi untuk mengejar target-target kita, luangkan waktu 10 menit untuk menulis 1 sampai 2 perasaan kurang nyaman lalu di sampingnya tulislah hal-hal positif yang ada di dalam diri kita. Terkadang kita kurang mengenali hal-hal positif dan potensi dalam diri kita karena tertutup oleh 1 perasaan tidak nyaman tersebut. Tips selanjutnya yaitu cobalah luangkan waktu 20 menit sebelum tidur untuk menuliskan 5 sampai 10 hal yang membuat kita bahagia atau yang kita syukuri pada hari itu. Lakukan hal tersebut rutin setiap hari dan kalimatnya pun singkat saja misalnya “Bisa nonton Netflix”, “Bisa nraktir teman”, “Jalanan tidak macet” dan sebagianya. Tentu hal ini membutuhkan niat, latihan, dan konsistensi. Semakin sering dan menjadi kebiasaan, semakin sering kita bersyukur dengan kondisi kita dan lebih mengenal diri kita.

Apabila kita sudah melakukan beberapa solusi dengan maksimal namun belum juga mencapai target, kita perlu melakukan evaluasi lagi apakah target tersebut benar-benar relevan bagi diri kita. Jangan terlalu ambisius mengejar hal yang tidak sesuai dengan kemampuan. Kita mungkin perlu menurunkan target atau mengeliminasi target dan mengganti dengan target baru yang lebih sesuai dengan kemampuan.

Kita juga bisa memfokuskan target pada salah satu minat, misalnya kita sangat menyukai photography maka kita bisa fokus untuk mengikuti kelas-kelas photography, bergabung dengan komunitas photography, rajin sharing atau bertanya dengan teman yang juga senang dengan photography, dan rutin melakukan latihan memotret.

Semakin kita mengenali diri sendiri, kita akan lebih mengetahui apa sebenarnya yang kita mau dan hal ini juga meminimalisir untuk membanding-bandingkan kita dengan orang lain. Kita juga bisa menentukan target sesuai dengan kemampuan dan bukan meniru target orang lain. Kita juga harus menyadari bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga ukuran keberhasilan pun juga tidak bisa disamaratakan.

Ada beberapa orang yang sudah sukses dikarirnya namun belum menemukan jodohnya, begitu pula sebaliknya ada yang sudah menemukan jodohnya namun karirnya masih biasa saja. Hidup ini bukan lomba lari yang harus berebut mencapai garis finish (sukses) walaupun start di garis yang sama (lahir ditahun dan di bumi yang sama). Seperti pohon cabai yang di tanam dalam waktu dan tanah yang sama, namun bisa berbuah dalam waktu dan jumlah yang berbeda-beda.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gadis kecil dari kota kecil yang mempunyai mimpi besar