Cinta Sudah Datang, Namun Kamu Memilih Untuk Menghilang

Ketika aku sudah mulai lelah dengan cinta, tiba-tiba kamu muncul. Awalnya memang aku menganggapmu sebagai teman. Ya, teman. Selama kita berkomunikasi pun kita sama-sama satu pemikiran. Dari seringnya kita berkomunikasi aku rasa benih-benih itu muncul seiring berjalannya waktu. Sayangnya, aku belum siap dengan cinta. Ya, cinta.. aku rasa aku jatuh cinta terhadap kamu.

Advertisement

Rasa kepada kamu yang sebelumnya biasa saja menjadi tidak biasa. Lagi-lagi aku merasakan ini. Sebenarnya aku takut, aku takut untuk jatuh cinta. Aku takut ketika aku memang benar mencintaimu, kamu tiba-tiba menjauh. Aku takut kehilangan orang yang aku cinta, karena aku sudah merasakan itu berkali-kali dan rasanya… sungguh lelah.

Maukah kau memberiku kesempatan untuk lebih mengenalmu ?

Aku ingin lebih dalam mengenalmu. Hal apa saja yang kamu sukai.. apa saja yang tidak kamu suka.. apa saja yang bisa membuatmu kesal dan marah.. apa saja yang bisa membuatmu sedih.. apa yang bisa membuatmu merasa senang dan tertawa sampai terpingkal-pingkal. Maukah kau membiarkanku untuk mengetahui semua itu? Atau haruskah aku pergi? Melepasmu. Merelakanmu. Membiarkanmu tanpa aku berusaha terlebih dahulu untuk lebih mengenalmu.

Advertisement

Saat aku tak berdaya memendam rasa ini sendiri, ku beranikan diri untuk mengungkapkannya kepadamu. Namun setelah itu, kau pun menjauh..ketakutanku ternyata menjadfi kenyataan, kau benar menjauh. Wahai teman yang ku cintai, begitu payahnya kah diriku saat mengutarakan perasaanku kepadamu sehingga kau menjauh? Salahkah bila rasa ini datang untukmu? Ah, lagi-lagi aku harus merasakan kehilangan.

Terima kasih kau telah hadir mengisi ruang kosong di hatiku..

Advertisement

Terima kasih engkau telah hadir dalam hidupku. Memberiku banyak tawa dan canda. Memberiku banyak pelajaran yang tak ku ketahui sebelumnya. Memberiku perhatian yang ternyata aku salah menangkap arti dari perhatianmu itu. Aku rindukan masa-masa saat kita tertawa dan bercanda bersama. Aku ingin kita saling menceritakan kegiatan kita masing-masing setiap harinya lagi, aku ingin lagi merasakan gelisahnya hati ini saat menunggu balasan bbm mu.. Aku ingin merasakan berdebarnya hati ini saat kita berbicara melalui telepon. Aku ingin bertatap muka dan melihat ekspresi wajahmu lagi. Aku rindu kamu, wahai teman yang aku cinta..

Tapi, sekarang aku sadar, aku harus mengikhlaskan dirimu . Mungkin aku harus membiarkanmu mencari wanita terbaik yang mungkin akan kau pilih sebagai pendamping hidupmu nanti. Dan selama kau mencari, aku pasrahkan semuanya kepada Tuhan seperti yang pernah kau bilang kepadaku. Jodoh, rejeki, dan maut semua ada di tangan Tuhan. Ikuti saja alurnya sebagaimana mestinya dengan bermunajat kepada Tuhan. Akankah Tuhan berbaik hati kepadaku sehingga membuat kita bersama, atau kita berjalan masing-masing menemukan kebahagiaan kita sendiri-sendiri?

Aku pasrahkan engkau kepada Tuhan dan Semesta Alam.. biarlah Dia yang mengatur.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini