Cinta, siapa yang tidak kenal dengan kata ini. Sebuah kata dengan jutaan bentuk tergantung kepada siapa kamu mempercayakan kata itu. Kata orang, manusia yang sedang jatuh cinta adalah makluk yang paling sulit untuk diberi tahu. Entah benar atau tidak, rasanya sebagian besar orang akan menjadi keras kepala ketika sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta adalah hal yang sangat indah, namun masih mampukah lidahmu berucap ‘cinta itu indah’ sementara Tuhan sudah melarang cinta kecil yang sedang dibina?
Hal ini mungkin menjadi perjalanan berat bagi sebagian orang. Kita tidak bisa menentukan kapan dan kepada siapa merapatkan hati kita. Termasuk kepada seorang yang berbeda pegangan hidup.
Meski sudah tahu tidak akan ada akhir bahagia dari kisah cinta seperti ini, tapi masih ada beberapa pasangan yang nekat untuk meneruskannya. Ini semua mungkin terjadi pada fase awal jatuh cinta, dimana kita merasa semua akan ada jalan keluarnya. Namun semakin dewasa kalian menjalani hubungan rumit seperti ini, semakin sadar juga lah kalian akan banyak pertentangan selama menjalaninya.
Sederhana, untuk doa makan pun kalian sudah tidak sejalan apa lagi dengan doa-doa lainnya. Jika untuk hal kecil seperti ini saja sudah tidak bisa bersatu bagaimana dengan konflik lain yang lebih besar. Percayalah, semakin kalian serius untuk menjalani cinta seperti ini, maka semakin besar pula konflik yang akan muncul.
Konflik batinmu yang perlahan mulai terbuka pun sebenarnya sudah menjadi alasan yang kuat untuk kembali pulang. Tapi jika itu juga masih belum cukup, coba pikirkan bagaimana kalian akan menghadapi keluarga besar jika memang salah satu dari kalian memutuskan untuk mengalah? Atau mungkin pernikahan kalian nanti akan diselenggarakan dimana? Kemudian kepada siapa kepercayaan anak-anak kalian nanti akan diberikan? Pengorbanan untuk mewujudkan masa depan indah ini rasanya semakin berat.
Kita tidak bisa sekedar berkata ‘pasti ada jalan keluar’. Jalan keluar tetap kita yang buat. Langkah terbaik untuk keluar dari masalah ini adalah dengan tidak berkecimpung di dalamnya. Jika sudah terlanjur tenggelam, segera tarik diri ke tepian.
Memang banyak pertanyaan yang akan muncul jika menjalani romansa lintas agama.
“Salahkah cinta seperti ini? Bukankah Tuhan yang menaruh cinta itu dalam hati?”
Tidak selamanya cinta berasal dari Tuhan. Bahkan banyak kasus cinta tumbuh dari mata yang tergoda sehingga iman ikut tumbang.
Dan lagi bukan hak manusia untuk menyalah benarkan urusan soal cinta. Tapi jika memang pertanyaan tersebut harus dijawab, terutama anggapan bahwa cinta lahir dari Tuhan, rasanya jawaban terbaik adalah menganggapnya sebagai ujian.
Ujian kepada siapa rasa cinta terbesarmu berada. Ciptaan-Nya atau Pencipta-Nya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”