Cinta Lewat Kata, Caraku Mengungkapkan Cinta Melalui Rangkaian Kata

Pagi kembali datang, membangunkan ku dengan suara alarm dan mentarinya. hari yang berbeda, waktu yang berbeda, massa yang berbeda dan masih dengan perasaan yang sama. Buku yang tergeletak disebelah pemutar musik sudah tiba pada halaman terakhirnya. hidup ini harus seperti membaca buku. kita takkan bisa lanjut ke bab berikutnya jika kita hanya terpaku di bab sebelumnya. 

Advertisement

Lagi-lagi imajinasiku menertawakanku karena selalu berhasil menemuimu. sementara dalam kenyataan, dalam kenyataan kita berdua hanyalah dua orang yang berlari. aku sibuk mengejarmu, kau sibuk menghindariku. aku tidak lelah justru aku menikmati prosesnya.

Kemudian pagi kembali berganti malam. kegiatan yang monoton tidak lagi membosankan semenjak kau hadir. mata coklat mu yang indah, dicampuri senyumanmu yang berseri, tak pernah gagal membuat jagat raya ku meledak. sementara kata-katamu yang seadanya dan terkesan dingin membuat ku selalu jatuh cinta.

Lagi-lagi menunggu mu seperti menunggu cahaya mentari, tak menyerah walau langkah melemah. entah mengapa hatiku berkata kaulah orangnya dan kau akan datang. walau kita sama-sama pemimpi, kau mengejar impian, dirinya. aku menunggu impianku, dirimu. entah mengapa hatiku berkata kau pantas untuk semua pengorbanan ku.

Advertisement

Aku senang wangi mu yang tertinggal di sela kalimat manis yang terpenggal penggal diantara reruntuhan kenangan yang membatu, adalah sebuah mesin waktu. Aku suka matamu yang coklat penuh hasrat, membuat melangkah pergi darimu serasa sangat berat. dengan mata itu kau memandang alam semesta, dengan mata itu pula kau menjadikan ku tak mampu berkata-kata.

Aku rindu sosok mu yang memberitahuku bahwa cinta terpendam adalah bahasa keheningan dengan hati yang paling terpenggal. jadi apakah salah jika selalu saja namamu yang terisi meski rasa ini tanpa nama tanpa sebab tanpa mula tanpa akhir? Lambat laun ku sadari dari beberapa rindu memang harus sembunyi-sembunyi titik bukan untuk disampaikan hanya untuk dikirimkan lewat doa. Beberapa rasa memang harus dibiarkan menjadi rahasia. Bukan untuk di sampaikan namun hanya untuk disyukuri keberadaannya.

Advertisement

Biarlah apa kabar menjadi pengganti aku rindu. jaga dirimu dengan baik menjadi pengganti aku sayang kamu. Tangannya menjadi pengganti tanganku untuk menuntun mu. Pundaknya menjadi pengganti pundak ku untuk bersandar. Biarlah gerimis senja secangkir teh dan bait lagu menjadi pengganti diriku. 

Waktu kini tak hanya diisi penantian, ada wajahmu di setiap detiknya. Jantungku kini tak hanya diisi darah ada namamu di setiap datangnya. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tian Dainuri seorang generasi z yang pernah patah hati