Cinta, sebuah kata yang sarat makna…
Fisika, sebuah pelajaran yang sukar untuk sebagian orang…
bagaimana keduanya bisa menyatu,.
Prof. Yohanes surya menyatukan dalam novel nya
TOFI : perburuan bintang sirius
“…CINTA…” , satu kata yang sanggup menjungkirbalikkan duniamu. Debaran jantung menjadi tidak menentu, setruman listrik semu yang menghentak kala bertatapan perasaan yang bercampur aduk kala bertemu, status facebook dan twitter yang mengundang puluhan komentar. Ah, kau pasti tahu bagaimana rasanya kehilangan nafsu makan dan tak sanggup berkonsentrasi karena cinta membuatmu gundah. Namun, pernahkah kau mencoba memahami bagaimana kau “si Hemat Kata-kata” bisa mendadak menjelma menjadi seorang pujangga ?
Bahkan sang ahli pena, William Shakespeare pun tak sanggup menyelami paradoks cinta dan akhirnya hanya dapat berkata, “Love is the most beautiful of dreams and the worst of nightmares.” Cinta itu buta, cinta itu tak masuk akal. Demikianlah kata para pujangga cinta. Tapi bagaimana kata fisika? Apakah cinta sebuah besaran? Bagaimana fisika memahami cinta?
Wajah asli sang cupid bukanlah makhluk bersayap yang menghiasi kartu valentine. Siapa sangka asmara sebenarnya adalah hasil dari dua gelombang emosi yang saling berinteraksi? Ada bagian-bagian tubuhmu yang memancarkan gelombang penyebab rindu ini. Ya, fisika menyebutnya gemosi, sebuah gelombang dengan denting frekuensi yang melantunkan suasana hatimu. Kadang indah, kadang juga pahit.
Apakah kau mengira cinta datang pada pandangan yang pertama? Biarkan fisika yang membisikkan rahasianya. Bahkan sebelum sinar mata sang pujaan memikat hatimu, sesungguhnya cinta telah mengirimkan getarannya. Tahukah kau, tubuhmu memiliki sensor penerima sinyal gemosi dari luar? Sensor yang sama yang menghubungkan emosi sepasang anak kembar yang terpisah ratusan kilometer! Hei, benar-benar sensor yang hebat bukan!? ketika pertama kali sepasang insan terpikat satu sama lain, masing-masing sensornya menangkap sinyal gemosi cinta. Kontak mata, sentuhan punggung tangan, ucapan-ucapan cinta dan rayuan-rayuan yang membuat hatimu cenat-cenut akan mempercepat penyamaan frekuensi cinta dengan dentingan seindah harpa yang paling merdu sejagad raya. Selanjutnya semakin selaras frekuensi itu, perasaan nyaman akan tumbuh beriringan. Kemudian rasa rindu hebat akan menyertai saat dua gemosi berinterferensi saling menguatkan.
Selama berabad-abad, misteri cinta telah menjadi obsesi yang universal. Betapapun fisika mencoba membagi rahasianya, bagi para ilmuwan, cinta tetap menjadi keajaiban yang menakjubkan. Yang jelas Einstein ingin sekali menghubungkan cinta dan teori terkenalnya, sampai sampai dia dengan serius berkata : “Letakkan tanganmu di tungku panas selama semenit, rasanya seperti satu jam, duduklah bersama pujaanmu selama satu jam, rasanya seperti semenit. Itulah makna relativitas.”
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.