Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan pernyataan Gita Savitri yang membahas child-free. Child-free memang masih tabu bagi masyarakat Indonesia, ditambah yang mengangkat hal ini adalah public figur seperti Gita Savitri, tentu responnya akan lebih banyak dan beragam. Memangnya, child-free itu apa, sih? Menurut kamus Cambridge, child-free digunakan untuk merujuk pada orang yang memilih untuk tidak memiliki anak, atau tempat atau situasi tanpa anak.
Dalam video Youtube Analisa Channel, Gita Savitri mengaku bahwa ini bukanlah keputusan mudah yang diambil dalam waktu yang singkat, tetapi melalui diskusi yang panjang. Memiliki anak merupakan keputusan yang besar, dan mereka tidak memiliki keinginan punya anak.
Ketika ditanya, Mungkin, nggak keputusan itu berubah?
Enggak, sih. Aku malah penginnya cepet-cepet tiga puluh sekian biar orang stop nanya. Di masyarakat Indonesia itu ada prinsip patriarki dimana perempuan umur 30 udah kadarluasa, kita kaya susu gitu ibaratnya.
Yaudahlah, gue pengen berdamai gitu, kan dengan ini semua. Please, jangan ganggu gua ujar Gita.
Selain Gita, ada pula Cinta Laura yang memilih untuk mengadopsi anak daripada memiliki anak secara biologis dengan alasan menolong bumi dari kelebihan populasi. Chef Juna, dalam podcast-nya bersama Deddy Corbuzier juga mengungkapkan, Apakah saya ingin memiliki anak? Jika istri saya menginginkan anak, kami punya anak. Jika istri saya tidak menginginkan anak, maka kami tidak punya anak. Itu pendapat pribadi saya, saya tidak peduli.
Apakah Anda orang yang akan hamil 9 bulan? Tidak, kan? Apakah Anda tega menekan pasangan Anda untuk menderita seperti itu jika dia tidak menginginkannya? ujar Chef Juna.
Walaupun tidak sepenuhnya dapat dikatakan child-free, namun keputusan tersebut dapat menjelaskan kepada kita bahwa setiap manusia memiliki pilihan hidup masing-masing dan mereka berani menyuarakan itu meskipun tidak semua orang setuju dengan keputusan mereka.
Berbeda dengan negara-negara barat seperti Amerika Serikat yang welcome dengan child-free, Indonesia sendiri merupakan tempat yang sulit untuk menerima child-free secara sosial, alasannya bisa karena karena budaya, latar belakang, keinginan keluarga, lingkungan, hingga stigma masyarakat. Child-free masih dipandang rendah oleh masyarakat, perempuan yang menganut prinsip child-free disebut perawan tua yang mandul, aneh tapi nyata, hingga dicap tidak menyukai anak.
Padahal, child-free bukanlah keputusan yang dibuat hanya karena ikut-ikutan atau biar kelihatan modern dan keren. Ada banyak alasan mengapa banyak pasangan memilih child-free pilihan, gaya hidup, populasi yang berlebihan, trauma, hingga memiliki masalah kesehatan seperti penyakit keturunan.
Pada dasarnya, menjadi orang tua adalah tanggung jawab yang besar. Pasangan harus sadar, yakin dan tahu kemampuan mereka, apakah mereka sudah layak untuk menjadi orang tua, baik dari segi mental, fisik, finansial, dan sebagainya. Memiliki atau tidak memiliki anak adalah pilihan, terlebih bagi perempuan, karena perempuan lah yang memiliki hak atas tubuhnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”