#CerpenHipwee Perjalanan Tak Berujung

Aku tak bersamanya lagi tak ada lagi senyuman dan tak ada gelak tawa

Kehidupan tak pernah lepas pada perjalanan dan dalam perjalanan tidak mungkin jika tidak pernah merasakan jatuh cinta. Namaku Steven, aku adalah pekerja swasta di salah satu perusahaan di Jakarta. Aku sangat senang treveling dalam hidupku, juga suka sekali mendaki gunung. Di dalam sebuah perjalanan yang sudah aku jalani dan jejaki, aku belum juga menemukan titik temu dimana aku harus berhenti. Namun suatu ketika aku sudah buntu dengan apa yang selama ini jalani, aku menemukan seseorang yang membuat aku bergairah kembali untuk menjalani perjalanan kembali tentunya aku menginginkan bersamanya.             

Advertisement

Ia seorang wanita tangguh menurutku, ia bernama Aini. Seorang wanita yang memiliki kesukaan hampir sama dengan diriku tentunya yaitu treveling salah satunya. Kami di pertemukan di kota Yogyakarta pada perjalanan mencari sebuah jati diri dalam diriku. Ia pun membuat aku menemukan sebuah jati diri dalam diriku ini. Saat itu Yogyakarta di guyuri air mata bahagia, turun melalui langit-langit kota. Aku tersenyum saat pertama melihat raut wajahnya, di halaman sebuah hotel yang dihiasi dengan bunga-bunga indah dan juga kola ikan mempercantik senyumannya. Bagiku saat itu Yogyakarta melebihi dari kota istimewa, dengan hadir dirinya dalam hidupku.              

Bagiku saat itu, aku telah menumukan sebuah tujuan yang selama ini aku cari. Beiringnya jarum jam terus berdetik mengelilingi angka-angka berbarengan dengan detak jatung berdegup, aku jatuh cinta padanya.

***            

Advertisement

Saat itu hari-hari kita jalani selalu bersama atas nama persahabatan, sudah beberapa kota kita kunjungi bersama dengan canda tawa selalu menghiasi wajahnya, membuatku semringah dan selalu bergairah menjalani kehidupan. Suatu ketika dalam sebuah perjalanan aku perkenalkan ia dengan saudara lelakiku yang telah aku anggap bagian dari persahabatan ini. Ia bernama Syahril, dengan keperibadian mandiri dan juga penuh dengan bakat ia pun memiliki sebuah pekerjaan begitu mapan. Aku selalu cerita pada Syahril tentang ia wanita yang aku cintai, dari A hingga Z Syahril tahu semua tentang aku tentang perasaan aku dengan Aini, bahkan seringkali Syahril menasehatiku juga terkadang aku jadikan sebuah informan tentang Aini.


ALFABET

Advertisement

Kau adalah alfabet

Selalu kubesarkan

Di setiap kata juga cerita-cerita

Namun aku paragraph baru

Sulit untuk masuk dalam alinea tentangmu

Dalam sebuah frasa muskil menjelma kalimat.                  


Di sebuah kota Jakarta yang penuh dengan kepalsuan, juga kota ramai selalu sikut-sikutan untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kota ini begitu membingungkan, dengan macet selalu menghiasinya tiap harinya, Namun kota ini yang telah mempertemukan aku dengan Aini kembali dan menjadi sedekat nadi.                

Seseorang terdekat tekadang selalu menjadi boomerang dalam hidup ini, di suasana malam dengan bintang menghiasi hamparan langit dan di kota ini ‘Jakarta’ dihiasi lampu-lampu dari tiap penjuru Menara dan kedung-kedung tinggi yang ada di sini, namun malam itu bintang dan lampu-lampu kota serasa menjadi begitu redup dalam hidupku, ketika aku melihat dari kejahuan Syahril sedang bersama dengan Aini wanita yang aku cintai dengan candatawa dan gelak tawa yang mengiasi rawut wajah mereka berdua. Aku selalu menilai dengan positif, namun rasanya aku tak menemukan positif dalam pikiranku dengan mereka.

                                                            ***                 

Di kota Bogor aku menyendiri setelah apa yang telah aku lihat, aku merenungkan di atara kabut-kabut mengelilingi diriku dan juga angin-angin mendesau seakan ingin membasu kesedihanku, akhirnya dengan smartphone tergenggam di tanganku, aku katakan pada Syahril “tolong jaga Aini, aku sudah tahu semua tentang kalian” pada hari itu aku tenang karena aku pikir Aini telah menemukan seseorang yang tepat dalam hidupnya, walau harus menghancurkan aku. Aku selalu berusaha untuk tidak menyalahkan keduanya, karena cinta tidak pernah salah.              

Terkadang aku selalu berpikir dengan apa yang dikatakan dengan Soe Hok Gie dalam bukunya “Catatan Seorang Demonstran” – HIDUP ADALAH KEBERANIAN MENGHADAPI TANDA TANYA. Kini aku pikir aku telah berani dan menerima sebuah tanda tanya selama ini yang menyelinap masuk dalam pikiranku.

***            

Kini sudah beberapa bulan aku tak bersamanya lagi tak ada lagi senyuman dan tak ada gelak tawa, ia yang telah membuat jati diri ini tumbuh dan memiliki perjalanan dengan sebuah tujuan kini justru ia sendiri yang telah menghancurkannya. Membuatku tak lagi memiliki ujung untuk berlabuh dalam sebuah perjalanan begitu fana. Bersambung….

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini