Cerita Unik Pengalaman Pertamaku saat Dipanggil Guru BK

Nggak apa-apa dianggap pengalaman buruk, nanti juga jadi kenangan lucu!

Guru BK atau guru Bimbingan Konseling selalu memberi kesan yang unik, kadang seram kadang menyenangkan. Setidaknya itulah kesan guru BK untukku. Guru BK bertugas untuk membimbing para siswa-siswi di sekolah. Entah untuk memilih karier serta minat kuliah yang tepat, atapun membimbing siswa-siswi saat kami terkena masalah.

Advertisement

Kalau-kalau nama kita dipanggil oleh BK, pasti ada sesuatu yang terjadi. Dan inilah ceritaku saat aku dipanggil ke ruang guru BK untuk pertama kalinya di bangku SMA. Cerita ini berawal dari saat aku masih duduk di bangku SMA. Ketika itu, aku sedang menyelesaikan naskah drama kelasku sehabis jam sekolah selesai.

Saat itu hujan turun, jadi banyak teman kelasku yang tidak bisa pulang karena terjebak hujan. Dengan santainya aku menghabiskan waktu untuk brain-storming alur drama dan dialog yang sekiranya menarik. Sampai tiba-tiba, speaker kelas berbunyi dan suara guruku terdengar. Sudah biasa kalau guru di sekolahku selalu berbicara melalui speaker untuk menyuruh para siswa pulang tanpa berlama-lama di sekolah.

Namun, setelah pengumuman untuk bubar selesai, tak satupun dari temanku meninggalkan kelas, termasuk aku. Well, aku punya alasan kuat untuk tinggal di sekolah, yaitu karena aku harus menyelesaikan naskah drama secepatnya. Tidak seperti teman-temanku yang lain, mereka malah berpacaran dalam kelas. Bukan hanya satu pasangan, tapi 4 pasangan. Pantas saja guruku menyuruh kami untuk bubar cepat-cepat.

Advertisement

Naskah drama yang saat itu sedang aku kerjakan merupakan tugas akhir semester gabungan dari beberapa mata pelajaran. Di sekolahku, guru-guru memberikan izin khusus bagi para siswa yang fokus menyelesaikan tugas, termasuk tugas drama ini. Oleh karena itu, meskipun sudah ada pengumuman untuk bubar, aku dan temanku yang juga bertugas sebagai penulis tetap stay di kursi dan meja yang kami tempati tanpa menghiraukan pengumuman itu.

Ohiya, aku dan temanku saat itu menggunakan earphone agar kami bisa fokus mengerjakan naskah tanpa terganggu oleh berisiknya suara teman-teman yang lain. Tiba-tiba, aku dikagetkan dengan teman-teman yang tiba-tiba sibuk berpencar.

Advertisement

Aku pun melihat ke arah pintu dan ternyata ada guruku yang sudah berdiri dengan wajah tegas seperti sedang marah. Seketika aku membuka earphone-ku dan membaca suasana sekitar karena aku tidak mendengar suara guruku sebelumnya. Akhirnya guruku menghampiri aku dan partner menulisku, kemudian menyuruh kami untuk pulang dengan sedikit teguran karena banyak yang berpacaran di kelas ini.

Aku dan partner menulisku bingung, karena kami berdua sama-sama perempuan dan kami nggak tahu kenapa teman-teman yang lain berpacaran di kelas sampai saat itu. Akhirnya teman-temanku bergegas mengambil tas mereka dan pulang dengan terburu-buru diiringi wajah yang kesal

Aku yang sedang mengerjakan naskah pun terpaksa harus keluar dari kelas karena kelasku dalam pantauan guru melalui CCTV. Walaupun aku sempat menjelaskan bahwa aku dan teman penulisku sedang mengerjakan naskah, tapi guruku terlewat kesal sehingga guruku tetap menyuruhku pulang, apapun alasannya. Akhirnya terpaksa aku harus pulang walaupun hujan masih mengguyur.

Esok harinya, saat sedang dalam berlangsungnya mata pelajaran lain, tiba-tiba aku dan teman-temanku yang di hari sebelumnya di usir, dipanggil ke ruang BK. Ruang yang entah kenapa auranya sangat gelap dan menyeramkan. Ditambah, guru BK yang saat itu memanggil kami adalah guru yang terkenal judes dan tegas.

Walaupun aku tidak melakukan kesalahan, aku dan partner menulisku tetap datang, dengan gugup. Bagaimana bisa aku tidak gugup? Itulah pengalaman pertamaku dipanggil oleh guru BK. Sesampainya di ruang BK, guruku menanyakan alasanku mengapa aku stay di dalam kelas walaupun jam pelajaran telah selesai.

Setelah penjelasan bahwa aku sedang menyelesaikan naskah drama, dan aku tidak sedang berpacaran di kelas, akhirnya aku dan partner menulisku dipersilahkan untuk kembali ke kelas. Sedangkan teman-teman lainnya yang memang berpacaran dan dianggap salah di mata guruku harus stay lebih lama di ruang guru BK di lantai 2, dimana ruang itu khusus untuk anak-anak yang bermasalah.

Kebetulan kelas kami berada di lantai 2 juga, lalu kami berjalan menuju lantai 2 bersama-sama. Di sepanjang jalan, teman-temanku yang menuju BK yang sebelumnya tidak begitu dekat denganku, tiba-tiba menggandeng tanganku. Aku tahu pasti ada maunya, dan benar saja, dia ingin aku mengatakan hal-hal baik tentang mereka dan memintaku untuk mengatakan bahwa mereka tidak berpacaran kepada guru BK.

Memang, manusia akan berubah menjadi baik ketika kepepet dan ada butuhnya. Begitulah cerita pertamaku dipanggil oleh guru BK. Sampai sekarang, saat aku bertemu partner menulisku yang sebenarnya adalah sahabatku, juga salah satu siswa yang bersalah adalah sahabatku juga, kami selalu tertawa saat bernostalgia hari itu. Sungguh hari yang aneh.

Kalau misalkan SoHip semua mendapat kesempatan dipanggil guru BK, jangan takut, ya! Seperti singkatannya, guru BK hanya akan memberikan konseling bagi kita para siswa yang kadang sulit membedakan mana yang dan benar mana yang salah.


Jadi, dengarkan apa kata guru, dan jadikan kesalahan sebagai pelajaran agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Nggak apa-apa dianggap pengalaman buruk, nanti juga jadi kenangan lucu!


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Just a jurnal of Dina's ordinary days. Stay be yourself, love yourself, and be kind to everyone!