Surya Nur Angkara adalah seorang remaja yang sekarang tengah duduk di bangku kelas 12. Ia bersekolah di salah satu SMA favorit yang berada di Kota Pelajar. Tinggal bersama dengan neneknya, ia telah menjadi yatim piatu semenjak ayah dan ibunya meninggal dikarenakan kecelakan 6 tahun yang lalu. Hal tersebut tidak menghalangi Surya untuk menggapai cita-citanya, yaitu berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan menjadi seorang seniman terkenal.
Sang nenek biasa berjualan nasi bungkus untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Setiap pagi, Surya membantunya untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk berjualan nasi bungkus di Pasar Kotagede. Setelah membantu nenek, Surya langsung menyiapkan sepeda tua peninggalan kakek untuk dikendarainya menuju ke sekolah. Ia terbiasa untuk berangkat lebih awal karena ia harus menemui ibu kantin untuk menitipkan barang dagangan yang berupa nasi bungkus buatan neneknya.
Tidak lupa tugasnya sebagai seorang pelajar, Surya menyiapkan diri dan selalu belajar materi tentang ujian SBMPTN. Dikarenakan perekonomian yang buruk dan tidak mendukungnya untuk mengikuti bimbingan belajar, ia terpaksa harus meminjam buku catatan dan rangkuman materi dari teman-temannya. Semangat belajar Surya sangat tinggi. Selain itu, Ia juga memiliki kegemaran membaca dan menulis puisi.
Pada suatu malam, di saat Surya sedang belajar, ada hal yang mengganggu pikirannya. Ia sedang terbayang dan memikirkan seorang gadis cantik. Orang itu adalah teman satu sekolahnya yang bernama Nia. Nia merupakan murid tauladan sekaligus murid paling pintar diantara teman-teman yang lain. Pada saat itu, dengan segera Surya mengambil gawai dan menghubungi sahabat laki-lakinya dengan tujuan bercerita tentang hal yang baru saja dialaminya.
Assalamualaikum, Daf… Daffaaa, Suara Surya yang terdengar panik.
Waalaikumussalam, ada apa sih? grusa grusu banget, jawab Daffa.
Malam itu, Surya bercerita bahwa ia sedang memikirkan pujaan hatinya. Â Meskipun Surya hanya menjadi seorang pemuja rahasia. Namun, sepertinya Nia memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Setelah bercerita dan berkeluh kesah kepada sahabatnya, perasan Surya menjadi lebih tenang.
Enam bulan telah berlalu, Surya mengetahui bahwa Nia sang pujaan hatinya akan mengambil kuliah di perantauan, Nia akan meninggalkan kota ini. Surya merasa sedikit gelisah, Ia tidak ingin terpisah dengan pujaan hatinya. Namun, seorang sahabat laki-laki menasehatinya lagi,
Sudahlah Sur, kamu harus mengikhlaskan dirinya untuk mencapai segala cita-cita, tujuan, dan hal-hal baik untuk dirinya. Hari ini adalah anugerah, esok lusa akan tercipta sejarah.
Mendengar nasehat itu, Surya mencoba untuk menerima kenyataan dan mengikhlaskan. Meskipun ia harus menyesal karena belum sempat untuk menyatakan perasaan terdalam kepada teman cantik, sang pujaan hatinya.
Tahun demi tahun telah berlalu, Cita-cita Surya satu per satu mulai terwujud. Ia sekarang telah menjadi seorang seniman muda. Ia juga berhasil lulus dengan gelar Sarjana Hukum, lulusan Universitas Gadjah Mada. Surya sukses mendirikan dan memajukan sebuah restoran kecil dengan menu utama hidangan khas masakan sang nenek tercinta. Selain itu, ia masih menggemari kegiatan yang sama, yaitu membaca dan menulis puisi.
Pada suatu hari, Surya pergi untuk menemani dan memeriksakan kondisi kesehatan neneknya di rumah sakit dekat rumahnya. Tidak disangka, Surya bertemu dengan seseorang cantik yang dahulu merupakan perempuan pujaan hatinya. Ya, ia bertemu dengan Nia yang ternyata sedang bekerja. Sekarang, Nia menjadi seorang dokter.
Mereka berdua saling bertukar kabar, bertukar cerita, dan saling berkeluh kesah. Sudah lama tidak berkabar, ya! sebenarnya aku ingin menghubungimu. Namun, ku takut mengganggu, ucap Surya yang terlihat sedikit malu-malu kepada Nia. Nia juga mengaku tidak berani untuk saling bertukar kabar kepada Surya. Mereka saling sungkan.
Dunia memang sempit. Setelah berpisah selama bertahun-tahun, akhirnya Surya dapat bertemu dengan pujaan hatinya
Selang beberapa waktu, Surya memiliki niatan untuk melamar Nia. Meskipun sedikit nekat, ia segera untuk menemui orangtua Nia, Ia berniat untuk melamarnya. Bermodal penuh keyakinan dan diliputi dengan perasaan cinta, kasih sayang, serta ketulusan hati dari Surya.
Surya berhasil menikah dengan Nia, sang pujaan hati. Mereka berdua hidup dinaungi kebahagiaan dengan memiliki keluarga kecil yang harmonis. Sebuah ketulusan dan keikhlasan menghantarkan mereka menuju kedamaian. Kemampuan menikmati dan mensyukuri hidup membuat mereka semakin memaknai dan menghargai setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup.
Seperti kata pepatah, jika memang berjodoh maka tidak akan kemana.
Setiap perjalanan panjang pasti diawali satu langkah kecil, mari mulai saja dari diri kita sendiri. Lengkap sudah kisah kasih seorang seniman yang hidup sederhana dan dinaungi kebahagiaan. Melewati banyaknya rintangan dan tantangan hidup, Surya masih memiliki perjalanan yang panjang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”