Orang-orang bilang ini adalah keputusanku yang salah, karena tidak bisa keluar dari zona nyaman. Tapi bagiku, ini adalah pilihan bahagiaku untuk tetap bisa bekerja dan meraih impianku menjadi seorang penulis.
Mengapa demikian?
Karena terus terang saja, salah satu alat yang sangat dibutuhkan menjadi seorang penulis adalah laptop, komputer, notebook atau sejenisnya, tapi sayangnya aku tidak memilikinya. Alasan lain adalah jika aku bekerja ke tempat yang gajinya lebih tinggi dari penghasilanku sekarang, belum tentu aku bisa mengetik naskah di sela-sela pekerjaan. Seperti yang saat ini kulakukan.
Dan salah satu motivasiku untuk mengikuti kompetisi Hipwee kali ini, tak lain tak bukan karena aku ingin mendapatkan hadiah utama yaitu laptop itu sendiri.
Sebenarnya bukan sekali ini Hipwee ngadain kompetisi yang hadiahnya laptop. Sayangnya waktu itu aku belum menang. Maka dari itu aku mencobanya lagi. Tapi dalam hati perasaan ragu dengan kemampuan diri sendiri tetap ada, karena banyak kontributor atau penulis lain yang memiliki kemampuan serta keunikannya sendiri, sehingga membuatku sempat pesimis bisa memenangkannya.
Namun daripada harus menerka dan meratapi keberhasilan orang lain di kompetisi sebelumnya, aku bergegas meyakinkan diri kembali, kalau aku pun juga layak mendapatkannya. Layak untuk memperjuangkannya karena alat itu sangat kubutuhkan. Karena aku sadar, tidak selamanya bisa bekerja di tempat kerjaku sekarang. Akan ada saatnya aku resign, entah itu karena urusan pribadi atau lainnya.
Kenapa kamu tidak menabung dari gajimu saja?
Pertanyaan itu mungkin ada dalam benakmu. Tapi pada kenyataannya, penghasilanku bukan semata-mata untuk keperluanku saja, tapi orangtua juga. Selain itu, sebagian gajiku harus kualokasikan ke pembangunan rumahku yang rencananya 2022 nanti bisa segera selesai.
Jadinya, meskipun sebagian besar orang menganggap membeli alat ini murah, ya tergantung alokasi uang itu sendiri, sih. Yang bagiku alokasi ke laptop itu sendiri harus kutunda sampai saat ini. Kemarin sempat menabung di celengan kecil yang aku buat sendiri dari botol kemasan. Tapi kenyataan hidup tidak bisa diprediksi. Selalu ada hal yang harus membutuhkan keputusan sulit, yang harus merelakan tabungan itu untuk keperluan mendesak.
Bersyukurnya aku ketika mendapat kabar kalau reward dari Hipwee bisa kutukarkan dengan uang. Makanya aku terus termotivasi menulis di Hipwee. Selain bisa menabung, karyaku bisa dibaca bahkan dibagikan oleh banyak pembaca. Terima kasih Hipwee.Â
Teruntuk teman-teman semuanya, selama kita mau berusaha pasti ada jalan kok. Aku sudah membuktikannya sendiri. Buku tunggalku pertama adalah saksi di mana perjuangan menulisku tanpa memiliki laptop sendiri. Dimana dulu aku harus meminjam ke teman juga bosku. Sampai akhirnya sekarang aku bisa mengerjakan tulisanku di tempat kerja.
Memang tidak mudah harus membagi waktu bekerja serta meraih impian. Tapi jika mengingat perjalanan di belakang, kalau aku hanya meratapi kekuranganku, hanya meratapi ketidakmampuanku membeli laptop, mungkin aku tidak bisa menjadi seorang penulis sampai sekarang. Bahkan sama sekali tidak pernah terpikirkan seorang karyawan toko bisa menjadi seorang penulis. Yang dulunya mereka tidak mengenalku, justru ada yang menulis tentang diriku juga.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”