#CatatanAkhirTahun – Menyusuri De Grote Postweg dengan Cara Motorbiking

Motorbiking di De Grote Postweg sejauh 1000 kilometer dari Anyer ke Panarukan

Bergantinya tahun sering dimanfaatkan oleh banyak orang untuk merencanakan sesuatu yang baru. Rencana ini biasanya dibuat menjadi sebuah resolusi yang berisikan tentang beberapa hal atau kegiatan apa yang ingin dicapai di tahun yang baru tersebut. Resolusi bukan sekedar sebuah tulisan atau hanya keinginan saja, tapi banyak orang yang berusaha untuk merealisasikannya dan menjadikannya sebagai alat pemicu untuk dapat meraih apa yang ingin dicapainya.

Advertisement

Pencapaian setiap orang pastinya berbeda-beda, tergantung dengan keinginan dan kebutuhannya. Ada yang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang diimpi-impikannya, masuk sekolah atau universitas favorit, melakukan hobi baru, mulai rajin berolahraga agar hidup lebih sehat, dan masih banyal lagi pencapaian yang lainnya.

Nah, kalau saya, di tahun 2022 ini ingin sekali mencapai suatu kegiatan yang masih berhubungan dengan hobi saya, yaitu menulis dan traveling. Resolusi saya di tahun yang baru ini adalah ingin Menyusuri De Grote Postweg Dengan Cara Motorbiking.

De Groete Postweg atau Jalan Raya Pos adalah sebuah jalan yang digagas dan direalisasikan pembangunannya oleh Herman Willem Daendels pada tahun 1809. Dia adalah seorang Gubernur Jenderal pada masa Pemerintahan Belanda dulu. Jalan ini mempunyai panjang sejauh 1000 kilometer di sepanjang jalan Pulau Jawa di sebelah utara, yaitu mulai dari Anyer sampai ke Panarukan. Dulu, tujuan pembangunan jalan ini adalah untuk melancarkan perekonomian, sebagai pertahanan, mengangkut komoditas pertanian, dan sebagai jalur pengiriman surat-menyurat untuk kepentingan pemerintah Belanda.

Advertisement

Anyer sendiri adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Di Kecamatan Anyer ini terdapat sebuah monumen sebagai titik awal dibangunnya De Grote Postweg, yaitu Monumen Titik Nol Km Anyer – Panarukan. Bentuk monumennya berupa dua buah tangan yang sedang menyangga bola dunia, lengkap dengan arah jalan dari Anyer ke Panarukan dan dengan melewati 43 kabupaten atau kota di lima provinsi di Pulau Jawa.

Jadi, perjalanan saya ini nantinya akan dimulai di Monumen Titik Nol Km Anyer – Panarukan dan akan berakhir di Monumen 1000 Km Anyer – Panarukan di daerah Wringin Anom, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Advertisement

Lalu, apa tujuan saya ingin menyusuri De Grote Postweg?

Menekuni hobi sebagai travel blogger membuat saya harus traveling atau melakukan perjalanan ke beberapa daerah dan tempat wisata. Tujuannya adalah agar apa yang saya tulis dapat berdasarkan pengalaman pribadi dan kejadian langsung di tempat, tanpa direka dan diimajinasikan. 

Saya suka sekali traveling ke daerah pantai, hampir semua tulisan saya menceritakan segala hal tentang pantai. Kebetulan saya tinggal di dekat pesisir pantai di Provinsi Banten, jadi ada banyak tempat wisata alam berupa pantai yang bisa saya jadikan bahan tulisan. Ketika traveling ke Bali pun saya banyak menulis tentang pantai dan segala aktivitasnya. 

Di tahun 2022 ini, saya ingin mempunyai karya tulis dan pengalaman yang berbeda. Apa yang saya tulis ingin lebih memberikan pengetahuan tentang sejarah, budaya, dan kebiasaan masyarakat yang ada di setiap daerah di Indonesia. Tidak melulu tentang pantai dan pantai lagi. Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa digali di setiap daerah di Indonesa.

Saya memilih untuk menyusuri De Grote Postweg karena daerah saya termasuk ke dalam rangkaian jalan ini. Daerah saya menjadi titik dibangunnya jalan yang disebut juga sebagai Jalan Daendles. Sangat membanggakan, karena daerah tempat saya tumbuh dan tinggal menjadi bagian penting dari cerita sejarah Indonesia. Bahkan, tidak terhitung berapa kali saya mengunjungi Monumen Titik Nol Km Anyer – Panarukan dan membaca sejarah tentang jalan ini. 

Menyusuri De Grote Postweg seperti menyusun sebuah rangkaian cerita sejarah yang nantinya bisa saya tulis secara berurutan. Ya, karena tujuan saya intinya adalah menulis, jadi pengalaman saya di setiap daerah tentunya akan saya abadikan melalui tulisan.

Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan berharga ini untuk dapat menulisnya di setiap langkah kaki saya. Jadi, saya tidak hanya asyik-asyik traveling saja tanpa tahu arti dari perjalanan saya ini. Tapi, saya ingin perjalanannya lebih bermakna dengan merangkainya ke dalam tulisan, berupa artikel dan buku perjalanan.

Dan, kenapa saya menyusuri De Grote Postweg dengan cara motorbiking?

Melakukan perjalanan dengan menggunakan motor adalah cara bertransportasi yang cukup efektif dan efisien. Saya tidak harus menyesuaikan waktu perjalanan saya dengan jadwal keberangkatan tranportasi umum. Saya juga tidak harus bergonta-ganti transportasi mana yang akan saya naiki ketika sedang menyusuri jalan ini. Motor juga bisa masuk ke jalan-jalan sempit jika dibuuhkan dan bisa menghindar dari kemacetan yang cukup lama.

Yang terpenting, dengan menggunakan motor saya akan keep on track di jalurnya, bahkan bisa berhenti di setiap daerah yang saya lewati untuk melihat keindahannya, mempelajari sejarahnya, dan mungkin berinteraksi dengan masyarakat setempat. Makanya, saya lebih memilih menggunakan motor.

Nah, itulah resolusi saya di tahun 2022 ini, yaitu menyusuri De Grote Postweg dengan cara Motorbiking. Semoga rencana perjalanan ini tidak terhalang dengan adanya beberapa aturan pada saat Pandemi Corona ini. Dengan beberapa program dari pemerintah dan protokol kesehatan yang harus diterapkan saat melakukan perjalanan dan ketika di berbagai tempat wisata, semoga dapat mempermudah rencana perjalanan saya. Aamiin.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang backpacker yang ingin keliling Indonesia by motorbiking