#CatatanAkhirTahun—Memang Bukan Tahun Terbaik, Tapi Bukan Berarti Pantas Melupakan Rasa Terima Kasih

Kututup tahun ini penuh rasa terima kasih

Depok. Desember, 2021.

Advertisement

Semua puncak emosi berkubang di tahun yang sama ini. Campuran antara perasaan senang, sedih, kecewa, marah, menyesal juga kesepian berbaur menjadi satu. Ibarat makanan, rujak buah lebih sesuai mendeskripsikan. Manis, menyegarkan, asam, asin, pedas, pahit dan getir.

Apa yang orang katakan mengenai filosofi makna tertawa, tersenyum dan menangis tidak berlaku padaku. Aku tertawa saat dirundung kesedihan. Tersenyum kala diterpa kekecewaan. Dan menangis bahkan nyaris datar ketika mendapat kabar membahagiakan.

Meski demikian, sebisa yang kumampu, kusambut 2021 tanpa banyak keluh. Meski nanar, aku tetap menatapnya, yakin esok lusa pasti berlalu. Senang tidak akan menetap. Sedih pun tidak pula akan tinggal berlama-lama. Semua yang kualami hanya siklus belaka. Seperti roda yang berputar, saban detik, menit, jam, hari dan bulan, aku pasti mengalaminya. Menunggu saja.

Advertisement

Namun demikian, semampuku, aku membawa pembawaan positif. Walau remuk redam di dalam hati, hancur antah-berantah tidak berwujud lagi perasaan ini, kusimpan baik-baik. Luka telah menciptaku menjadi beragam versi. Hingga yang mereka lihat hanya topeng. Topeng yang selalu tersenyum mengelabui.

Sebentuk lelah dan penat ingin sekali kuberitahukan pada dunia. Aku ingin berhenti. Tepat di tahun 2021, pikiran-pikiran berkecamuk. Jam tidur merendah, jam membuka mata meninggi. Aku ingin berhenti, sebetulnya.

Advertisement

Aku merenung. Bukan. Tahun 2021 tidak bersalah padaku, tidak pula kejam dan tega menghunus penderitaan secara membabi-buta. Bukan. Bukan tahun yang mengalahkanku. Aku kalah pada diri sendiri. Aku terlalu menikmati kejatuhan diri sendiri. Aku pelaku sekaligus korban dari diri sendiri. Aku berkeras melanjutkan jalan hanya untuk menyalahkan keadaan, menuding tahun yang tidak berpihak padaku, padahal aku sendirilah yang menyebabkan. Lucu, bukan?

Aku ingin berhenti menatap dunia, sebetulnya.

Tetapi sudah begitu banyak waktu kuhabiskan, untuk kembali merefleksikan semua yang telah terjadi. Bahagia, senang, sedih, kecewa, marah, menyesal juga kesepian kutelan sendiri. Namun, di antara perasaan itu semua, masih tersisa perasaan-perasaan yang patut kusyukuri. Untuk setiap nafas yang kuhela, untuk setiap pemandangan yang kulihat, untuk setiap kebaikan yang kudapat, dan untuk mereka-mereka yang datang dan pergi memberi luka maupun pelajaran terbaik yang pernah ada. Semua itu tidak pernah terganti. Tentu saja.

Semoga, aku tidak bertemu aku lagi yang seperti hari ini, kemarin dan berbulan-bulan lalu. Walaupun kesedihan tetap merundung hingga di penghujung tahun, bukan berarti ucapan dan rasa terima kasih kulupakan begitu saja. 2021 tetap pantas mendapatkan apresiasi. Maka, untuk setiap luka dan kecewa kucukupkan sampai di sini.

Dan, kututup tahun ini penuh rasa terima kasih.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

selalu ingin belajar menulis

Editor