#CatatanAkhirTahun-Kisah Sedih yang Membuatku Malas ke Sekolah

Aku bosan, aku muak dengan hidup ini. Hidupku biasa-biasa saja tapi mengapa cobaan datang bertubi-tubi

Advertisement

Aku memang bukan anak jenius ditambah kacamata minus di depan mata membuatku telihat seperti Nobita. Apa yang aku lakukan juga selalu sia-sia. Tahun ini aku lulus dari sekolah menengah pertama dan akan memasuki sekolah menengah atas. Tapi lagi-lagi nilaiku di bawah standar. Aku muak dengan sekolah. Wajahku cukup manis dan terlihat putih bersih hanya sayang tubuhku terlalu ringkih untuk ukuran anak remaja. 

Orang tuaku cukup mapan hanya saja anaknya segudang hingga pikiran mereka pun pasti bercabang. Aku sering mengurus adik-adikku meski terkadang aku bosan harus menyuapi mereka makan tapi, aku tak bisa menolak perintah ibuku. Suatu hari ibu sedang memasak di dapur dan aku menjaga adikku yang baru berusia 6 bulan. Di usia itu seharusnya, ia sudah bisa mengangkat kepalanya. 

Tapi, entah mengapa adikku yang satu ini hanya terbaring di usia yang sudah masuk 6 bulan. Aku duduk di sampingnya lalu kupakaikan cincinku yang melekat di jari manis tanganku ke jemarinya yang mungil. Aku meraih tangannya yang mungil kemudian, aku tersadar jam dinding sudah ke angka 11 dan aku harus berangkat ke sekolah. Ibuku belum selesai memasak dan aku harus jalan kaki ke sekolah karena ayah sedang tidak di rumah dan sopir mengatar saudaraku ke sekolah yang berbeda. Akupun meninggalkan adikku sebentar buat sekadar cuci muka dan berganti seragam. 

Advertisement

Tiba-tiba, adikku menangis hingga buatku berlari ke kamar begitu juga dengan ibu. Suara adik terdengar sedikit berbeda. Ibu menggendongnya tapi adik tak mau diam. Aku pun berkata pada ibuku kalau, tadi aku sempat memakaikan cincinku di jemari adikku. Ibu marah dan bilang aku tak masuk akal karena anak bayi dipakaikan cincin dewasa. Kata ibu cincin buat bayi itu ada tersendiri. 

Aku dan ibu pun mencari-cari cincin itu tapi, karena aku mau ke sekolah aku pun berpamitan pada ibu. Di kemalaman hari om ku datang ke rumah, ia merupakan dokter spesialis anak dan karena sudah terlalu malam aku pun pergi ke kamarku dan tidur. Keesokkan harinya adik kecilku itu sudah tiada. Wajah dan kulitnya sudah membiru. 

Advertisement

Aku melihatnya dan merasa bersalah hingga sekarang. tapi, kata ibu itu bukan karena aku, memang itu sudah takdir Ali kembali kepada yang maha kuasa diusianya yang baru 6 bulan. Kata ibu adikku itu nanti akan menjadi tabungannya di akhirat, nanti sang adiklah yang akan menjadi bidadari untuk ibu di surga nanti.

Aku tidak sekolah di hari itu. Kulihat teman-teman sekolahku berdiri di balik pagar rumahku tapi, aku tidak memperdulikan mereka. Aku pergi mengantar adikku di pekuburannya dan aku pun mulai merasa muak dengan sekolah dengan harapan aku tidak akan pernah lagi mengalami kesedihan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nyayu agustina dewi adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua putri remaja. Mulai menyapa dunia maya lewat akun instagram nyayudewi682 dan facebook nyayu dengan no wa 085624404624