CatatanAkhirTahun-Di Kampung Ada Banyak Hiburan Gratis Menyambut Kedatanganmu

Seharian berjalan menyusuri hutan, kau merasakan campur aduknya perasaan, kadang suka kadang luka.

Sesekali kau mencicipi indahnya menjadi anak kampung. Kau dapat hidup dengan sederhana, tanpa hidup di bawah tekanan dan deadline. Kau dapat memilih pelbagai hiburan gratis, hiburan yang barangkali tak kau dapatkan di tempatmu kini berada. Di sini segalanya dapat diakses dengan gratis.

Advertisement

Saban hari kau dapat pergi ke tengah hutan seorang diri. Kau bisa berjalan tanpa alas kaki. Sesekali tapak kakimu tak perlu dimanja. Parang dengan sarungnya bisa diikat di pinggangmu. Kau terlihat gagah berani bak pahlawan kala membawa parang.

Kau mulai menyusuri hutan. Pepohonan yang rimbun menyambutmu di pintu rimba. Pandanganmu terganggu. Tetap waspada dan berhati-hati. Apalagi sekarang sedang musim dureng. Tanah berlumpur nan licin. Ayunan langkah lebih lambat dari biasanya.

Saat sedang berjalan, kau akan bertemu dengan onggokan duri yang menghadang kakimu dalam melangkah. Kau dapat mengambil parang. Membersihkan hambatan yang menghadang. Melanjutkan perjalanan hingga tiba di tempat yang dituju.

Advertisement

Tapak kakimu membawa jauh ke tengah hutan. Kau melihat ranumnya buah jambu yang berwarna kekuning-kuningan, tanda buahnya sudah matang. Kau dapat beristirahat sejenak, memanjat pohonnya untuk memetik buah yang matang.  

Kau dapat menikmatinya di bawah rimbunan pepohonan. Memakan buah jambu sembari menikmati kicauan burung. Di atas kepalamu kadang burung-burung terbang ke sana kemari. Mereka menyambut siapa saja yang mengunjungi hutan. Angin sepoi-sepoi membawa  lamunanmu terbang jauh. Jangan sungkah untuk mengatupkan tangan sejenak, bersyukur atas kebaikan semesta.

Advertisement

Saat melanjutkan pengembaraan sebisa mungkin kau tetap berjalan hati-hati. Acap kali orang-orang kampung memasang jerat untuk menangkap hewan liar. Babi hutan jadi salah satu target yang mereka jerat. Dagingnya memang enak untuk komunitas kami. Kau perlu tahu bentuk dari jeratan yang dibuat, tidak baik kisahmu kalau kau terjebak di dalam jeratan hewan liar. Biasa berabe nasibmu.

Jika hendak pulang ke rumah jangan lupa untuk membawa buah tangan. Sebaiknya kau mencari jamur hutan. Ia dapat diolah menjadi suguhan terenak di atas meja makan. Kanndungan gizinya tidak dapat diragukan lagi. Namun kau tetap hati-hati, ada jenis jamur yang memiliki kandungan beracun, tak dapat dimakan oleh manusia.

Kalau mentari hendak tenggelam, kau cepatlah pulang ke rumah. Seperti petuah dari pecinta kopi dan senja, sejauh mana kakimu melangkah, rumah adalah tempat terindah untuk pulang. Di sana kau dapat merebahkan badan, melepas peluh juga sesal sepanjang hari.

Sebelum tiba ke rumah, kau dapat membasuh badan di air pancuran. Letaknya di pintu masuk ke kampung. Saat membersihkan badan di air pancuran sensasinya berbeda dengan mandi di kamar mandi. Kau dapat mandi tanpa dihantui oleh perasaan akan kehabisan air.

Saat membersihkan badan, kau bisa saja merasakan perih, akibat luka gores tersayat duri di hutan tadi. Kau baru saja menyadari jika di betis kirimu masih tertempel duri. Kau mengeluarkannya sembari menutup mata. Rasanya amat perih. Sampai-sampai air matamu jatuh.

Seharian berjalan menyusuri hutan, kau merasakan campur aduknya perasaan, kadang suka kadang luka. Namanya saja hidup. Roda terus berputar bersama waktu, kadang di atas kadang di bawah, kadang kering kadang basah. Kau hanya punya satu modal, terus melangkah memperbudak waktu.

Itu baru satu cerita dari kampung, belum lagi hiburan lain saat tinggal di kampung. Salam sayang dari tempat di mana ari-arimu dikuburkan. Peluk erat, jabat kuat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta Kopi Colol dan Sopi Kobok. Tinggal di Manggarai Timur, Flores. Amat mencintai tenunan Mama-mama di Bumi Flobamora.