Awal perjalanan merupakan sebuah permulaan dalam memulai sebuah tujuan. Tujuan hidup dibentuk dari sebuah perencanaan. Perencanaan bermula dari sebuah keinginan. Keinginan timbul dari sebuah rasa yang dinamakan ingin bahagia. Bahagia muncul jika kita bisa merasakan yang namanya kepuasan. Dan kepuasan hanya bisa didapat dari dari dalam diri kita sendiri. Semuanya saling berkesinambungan dalam perjalanan hidup ini.
Tujuan utama setiap manusia di bumi ini ingin bahagia bukan?Â
Saat pergantian tahun kita disibukkan dengan sebuah perayaan menyambut datangnya tahun baru. Merayakannya bersama teman, keluarga ataupun kekasih tercinta. Berkumpul bersama menikmati detik-detik pergantian tahun yang biasanya ditandai dengan munculnya kembang api pertanda tahun yang baru segera dimulai. Berbagai doa dan keinginan tercurahkan untuk tahun baru ini menjadi lebih baik. Kita mulai membuat berbagai macam resolusi yang akan kita lakukan di tahun yang baru ini. Mulai dari hal-hal yang harus kita lanjutkan dari tahun sebelumnya sampai dengan mencoba suatu hal yang baru. Itulah yang biasa dilakukan saat awal pergantian tahun.
Dalam membuat sebuah resolusi, terkadang kita Me-recap kenangan yang terjadi di tahun sebelumnya. Meniti setiap perjalanan yang terjadi di tahun sebelumnya. Apa yang telah tercapai dan apa yang belum tercapai. Saat sesuatu yang kita inginkan tercapai, kita akan menginginkan sesuatu yang lebih. Sebaliknya, jika sesuatu itu belum tercapai mungkin ada dua pilihan. Kita melanjutkannya atau merelakannnya. Melanjutkan suatu hal yang belum tercapai tentulah sangat berat. Kita sangat mengerti bagaimana, apa saja perjuangan yang telah kita lakukan dalam mencapai tujuan tersebut namun hasilnya tetaplah masih belum tercapai. Ada kekecewaan besar dalam diri kita. Perasaan kesal, sedih, hingga rasanya ingin menyerah dalam menggapainya. Tak apa itu adalah hal yang lumrah dirasakan setiap manusia. Itu adalah hal yang wajar, katanya.
Namun apakah sebuah keharusan membuat sebuah resolusi di tahun yang baru ini?
Jawabannya terletak pada dirimu sendiri. Setiap tahun aku selalu membuat sebuah resolusi untuk kedepannya. Mulai dari yang sederhana hingga yang terberat. Tak semua resolusi yang ku tulis berjalan lancar, ada lika-liku dari setiap keinginan yang ingin ku capai. Jika diibaratkan dalam sebuah perbandingan 40% tercapai dan sisanya tidak tercapai. Miris bukan? Resolusi yang kita tulis, kita inginkan di awal tahun berakhir dengan lebih banyak yang tidak tercapai. Â
Â
Memang, semua itu bisa dilanjutkan di tahun selanjutnya, tapi terkadang ada rasa kurang percaya diri untuk melanjutkan sesuatu yang belum tercapai. Apa bisa ya aku mencapainya? Terus aku harus gimana ya nanti? Gimana nanti kalau gagal lagi? Berbagai pertanyaan sakartis akan muncul di benakmu dan itu adalah sumber penghalang tercapainya suatu tujuan.
Tujuan kita membuat sebuah resolusi di setiap tahunnya tak lain adalah ingin merasakan yang namanya kebahagian. Kamu membuat berbagai macam daftar keinginan yang ingin kamu lakukan di tahun yang baru ini, tapi apa semua itu bisa memastikan kamu akan bahagia? Terkadang saat di tengah perjalananpun bukan perasaan kita yang kita pikirkan, kita justru lebih memikirkan bagaimana tanggapan orang terhadap diri kita. Bagaimana respon orang lain terhadap hal-hal yang kita kerjakan. Bagaimana kita bisa membuat orang lain itu senang dengan hal yang kita kerjakan. Dan itu semua bisa berujung dengan kehilangan jati diri kita sendiri. Satu hal yang jangan sampai pernah terjadi pada dirimu.
Â
Dari semua yang telah dilalui aku mulai belajar untuk tahun ini, resolousi terpenting adalah diriku. Prioritas terpenting adalah diriku. Harapan terpenting adalah diriku. Apapun yang membuat diriku bisa bahagia. Mungkin banyak mengira ini adalah suatu hal yang egois. Ya, egois memang. Dalam hidup ini tak hanya kita sendiri, masih ada orang lain disekitar kita. Kita akan saling membutuhkan satu sama lain dalam kehidupan ini. Aku mengakui itu. Tapi apa salah jika kita menempatkan diri kita sendiri menjadi prioritas utama dalam mencapai suatu kebahagian? Karena sejatinya saat seseorang memutuskan untuk lebih mementingkan dirinya, bisa terbayangkan berapa kecawa yang terjadi di sebelumnya saat ia belum menempatkan dirinya berada di prioritas utama kebahagian.
Â
Saat kita teliti lagi, kebahagiaan itu datang tak hanya dari hal-hal yang besar. Terkadang hal yang terkcilpun bisa membuat diri kita merasakan yang namanya kebahagiaan. Kunci dari itu semua adalah diri kita sendiri. Only you’re in charge of your happiness. Jadi kuncinya hanya kamu yang bisa membuat dirimu bahagia.
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”